Selasa, 19 Agustus 2025

Kasus Dana Hibah Jatim

Soroti Kasus Korupsi Dana Hibah, Wakil Ketua Gerindra Jatim: Ada yang Giring Opini Sudutkan Khofifah

Wakil Ketua DPD Gerindra Jawa Timur (Jatim), Zulfahmy Wahab, menilai kasus korupsi dana hibah Jatim yang ditangani KPK bukan cuma soal hukum.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
Dok. Pemerintah Provinsi Jawa Timur
KORUPSI DANA HIBAH - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Wakil Ketua DPD Gerindra Jawa Timur (Jatim), Zulfahmy Wahab, menilai kasus korupsi dana hibah Jatim yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini tidak hanya persoalan hukum. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPD Gerindra Jawa Timur (Jatim), Zulfahmy Wahab, menilai kasus korupsi dana hibah Jatim yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini tidak hanya persoalan hukum.

Namun kasus tersebut sudah mulai digunakan pihak tertentu menjadi alat pemukul terhadap Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

“Saat ini kasus korupsi dana hibah Jatim yang ditangani KPK sudah mulai bias,  _issue_ ini sudah tercium aroma tidak sedap yang dijadikan pihak tertentu sebagai alat pemukul untuk menyerang karakter Khofifah,” kata Zulfahmy kepada awak media di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Zulfahmy mengatakan kabar pemanggilan KPK terhadap Gubernur Jawa Timur itu sudah dipakai sebagai sarana penggiringan opini yang tendensius serta fitnah menghakimi Gubernur Jatim tersebut. 

“Penggiringan opini yang terjadi dari pemberitaaan dan media sosial tampak jelas menyerang dan menyudutkan Ibu Khofifah. Padahal, dia hanya dimintai keterangan dalam kapasitasnya sebagai pejabat eksekutif Pemprov Jawa Timur. Ini adalah hal biasa yang prosedural dalam proses pencarian informasi di KPK,"  kata Bang Zul, begitu pemuda ini akrab disapa.

Menjadikan Khofifah sebagai obyek pembunuhan karakter tentu dianggap menarik bagi pihak tertentu itu. 

Menurutnya, dia ini lantaran Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat Nahdlatul Ulama itu dinilai telah menorehkan banyak capaian prestasi selama memimpin Provinsi Jatim. 

Bahkan, kata dia, termasuk tokoh besar yang berada dalam jajaran tokoh populer di tingkat nasional. 

“Ini tentu tidak adil , karena Ibu Khofifah tokoh yang dinilai berprestasi dan berpotensi di pentas Nasional, kemudian pihak-pihak tertentu berusaha membuat beliau layu sebelum berkembang. Ini sikap yang tidak bijak. Soal-soal politik harus dipisahkan dari hukum yang berproses di KPK,” tambahnya.

Dalam Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim beberapa tokoh besar juga sempat disebut-sebut KPK. 

Ada La Nyalla Mataliti dan Abdul Halim Iskandar mantan Menteri Desa.

"Bukan berarti dua tokoh ini kurang populer. Tapi yang sekarang paling populer Ibu Khofifah, maka serangan ke personal Bu Khofifah lebih dahsyat,” tambah mantan aktivis PB PMII ini.

Meski banyak yang menyerang dan menyudutkan Khofifah, ia yakin KPK bertindak obyektif dalam menangani setiap perkara, termasuk kasus korupsi dana hibah Jatim.

Baca juga: KPK Sita Dua Rumah di Surabaya, Diduga Terkait Aliran Uang Dana Hibah Jatim

“Saya yakin KPK tidak bisa diseret-seret dalam pusaran politik. KPK akan obyektif dalam penangangan perkara korupsi. Saya juga sama yakinnya dengan integritas beliau dan Ibu Khofifah tidak akan tumbang meskipun dipukul sana-sini. Sebagai tokoh besar NU, Ibu Khofifah pasti tangguh melewati ini,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan