Jumat, 12 September 2025

Ijazah Jokowi

Gelar Perkara Khusus Tudingan Ijazah Palsu, Rismon Kecewa UGM dan Jokowi Tak Hadir

Rismon juga kecewa karena pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak hadir, padahal ia sudah berharap kampus dapat memberikan penjelasan.

Tangkap layar Live KompasTV
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Dalam foto: Ahli digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar sesuai gelar perkara khusus terkait polemik tudingan ijazah palsu yang digelar Bareskrim Polri, Rabu (9/7/2025). Rismon menyatakan kekecewaan karena Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak hadir di gelar perkara khusus. 

TRIBUNNEWS.COM - Ahli digital forensik, Rismon Hasiholan Sianipar menyatakan kekecewaan karena Mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) tidak hadir di gelar perkara khusus terkait polemik tudingan ijazah palsu.

Sebagai informasi, Bareskrim Polri menyelenggarakan gelar perkara khusus atas aduan masyarakat (dumas) dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) terkait kasus ijazah Jokowi pada Rabu (9/7/2025) hari ini.

Sesuai permintaan TPUA, gelar perkara khusus ini akan menghadirkan beberapa pihak, seperti Komnas HAM, DPR RI, Roy Suryo, dan Rismon Hasiholan Sianipar.

Adapun gelar perkara khusus ini berkaitan dengan hasil gelar perkara Bareskrim sebelumnya yang menyatakan ijazah Jokowi identik dengan ijazah alumni UGM lainnya atau tidak palsu, dan tidak ditemukan tindak pidana.

Namun, Jokowi tidak hadir dalam gelar perkara khusus ini dan hanya diwakili oleh kuasa hukumnya, Yakup Hasibuan.

Ketidakhadiran Jokowi membuat kecewa Rismon Sianipar.

Tak hanya itu, Rismon juga kecewa karena pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak hadir, padahal ia sudah berharap kampus dapat memberikan penjelasan.

"Kami sangat kecewa dengan ketidakdatangan Pak Jokowi, yang membawa ijazah yang katanya asli, katanya lulusan UGM. dan ketidakhadiran pihak UGM juga, yang seharusnya bisa menjelaskan atau memiliki kesempatan yang sangat luas untuk meyakinkan publik dan itu tidak dimanfaatkan sama sekali," jelas Rismon, dikutip dari tayangan Live KompasTV, Rabu siang.

Kemudian, Rismon menjelaskan dan merasa yakin Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri telah kalah telak.

Hal ini lantaran Dirtipidum Bareskrim Polri dinilai gagal menunjukkan ijazah Jokowi baik dalam versi digital maupun analog.

"Dan pada kesempatan ini memang kelihatan, pihak Dirtipidum kalah telak, dalam arti bahwa menunjukkan ijazahnya Pak Jokowi dalam versi analog, versi digital pun tidak berani menunjukkan kepada kami, dalam monitor," ujar Rismon.

Baca juga: Sambil Bawa Ijazah UGM, Relawan Alumni Gadjah Mada Gelar Aksi Minta Jokowi Lihatkan Ijazah ke Publik

Rismon pun mengaku telah membongkar laboratorium forensik Bareskrim Polri yang sebelumnya menyatakan ijazah Jokowi identik dengan ijazah alumni UGM lain yang dijadikan sebagai pembanding.

Ia menegaskan, dirinya berani menelanjangi Laboratorium Forensik dan Dirtipidum Bareskrim Polri lantaran menginginkan agar lembaga itu independen.

"Betapa menakutkan fakta itu kepada Pak Dittipidum dan kami telanjangilah habis-habisan, laboratorium forensik terpaksa kami telanjangi bukan karena kami benci, tetapi kami menginginkan forensik yang bermartabat, independen, tidak diatur, tidak dimanipulasi, bahkan Kapolri pun tidak boleh mempunyai otoritas mengatur hasil dari forensik," jelasnya.

"Oleh karena itu. kalau didengarkan oleh Pak Presiden Prabowo, sebaiknya lembaga forensik itu harus dikeluarkan dari kepolisian, supaya menjadi lembaga independen yang dipercaya oleh publik," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan