Pendaki Tewas di Gunung Rinjani
Autopsi Juliana Marins di Brasil: Tewas 15 Menit Seusai Jatuh, Keluarga Protes Lagi
Keluarga Juliana Marins kembali protes karena tidak terima dengan hasil autopsi kedua di Brasil, keluarga minta Juliana Marins diautopsi ulang
Penulis:
Galuh Widya Wardani
Editor:
Sri Juliati
Tidak ada organ seplin yang mengkerut atau menunjukkan perdarahan lambat.
Sehingga dapat disampaikan, kematian yang terjadi pada korban itu dalam jangka waktu yang sangat singkat dari luka terjadi.
"Kami tidak menemukan bukti-bukti atau tanda-tanda bahwa korban itu meninggal dalam jangka waktu yang lama dari luka-luka," imbuh Dokter Alit.
Pihaknya memprediksi, Juliana Marins meninggal paling lama 20 menit setelah peristiwa benturan itu.
Sementara, dugaan meninggal karena hipotermia, Dokter Alit mengaku pihaknya tak dapat memeriksa dugaan hipotermia.
Sebab jenazah sudah dalam kondisi lama, sehingga tak dapat memeriksa cairan pada bola mata jenazah.
Keluarga Protes Hasil Autopsi 1 dan 2
Respons keluarga Juliana Marins terhadap hasil kedua autopsi ini disorot media.
Pasalnya, keluarga Juliana Marins merasa tidak terima dengan autopsi di Indonesia.
Melansir TribunJateng, keluarga merasa belum mengetahui lebih jelas penyebab dan waktu kematian wanita berusia 26 tahun tersebut.
Keluarga Juliana pun meminta dilakukan otopsi ulang untuk menyelidiki apakah ada dugaan kelalaian dalam proses penyelamatan oleh pihak berwenang Indonesia.
Jenazah Juliana Marins pun diterbangkan ke Brasil pada Selasa (1/7/2025).
Ia langsung dibawa ke Institut Medis Legal (IML) Afranio Peixoto, di Rio de Janeiro, untuk pemeriksaan forensik tambahan.
Otopsi kedua ini dilakukan dengan pengawasan perwakilan keluarga dan ahli dari Kepolisian Federal Brasil.
Pihak keluarga juga tidak melakukan kremasi pada jasad Juliana untuk berjaga-jaga jika dilakukan pemeriksaan ulang.
Setelah hasil autopsi kedua keluar, keluarga kembali tak terima.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.