Kwik Kian Gie Meninggal Dunia
PDIP Kenang Sosok Kwik Kian Gie: Pikiran-pikiran Pak Kwik Selalu Bernas dan Kritis
Said Abdullah mengenang sosok Kwik Kian Gie. Said menyebut Kwik terus menyuarakan idealisme hingga akhir hayatnya.
Penulis:
Fersianus Waku
Editor:
Dewi Agustina
Saat ini, jenazahnya disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Profil Kwik Kian Gie
Dikutip dari laman kwikkiangie.com, Kwik Kian Gie merupakan sosok kelahiran 11 Januari 1935 di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Ia merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI).
Lalu, dia melanjutkan studi di Nederlandsche Economiche Hogeschool, Roterdam, Belanda selama tujuh tahun dari 1956-1963.
Pada 1963-1964, dia bekerja sebagai asisten atase kebudayaan dan penerangan pada Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Den Haag, Belanda.
Setahun berselang, Kwik ditunjuk menjadi Direktur Nederlands-Indonesische Goederen Associatie, namun bubar sebelum berdiri.
Kemudian, pada 1970, Kwik menjabat sebagai Direktur NV Handelsonderneming "IPILO Amsterdam".
Setelah lama di Belanda, dia memutuskan untuk kembali ke Tanah Air meski sempat menganggur selama setahun.
Namun, pada 1971, ia memutuskan terjun ke dunia bisnis bersama dengan pebulutangkis era tahun 1955-1967, Ferdinand Alexander Sonneville, dan mantan anggota tim Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Indra Hattari.
Kwik dan kedua rekannya itu mendirikan lembaga keuangan non-bank pertama di Indonesia bernama PT Indonesian Financing and Investment Company.
Namun, perusahaan tersebut didirikan tanpa izin karena pemerintah era Soeharto belum memiliki peraturan terkait organisasi usaha seperti yang didirikan Kwik dkk.
Lalu, Kwik kembali mendirikan beberapa perusahaan bersama kedua rekannya itu seperti PT Altron Panorama Electronic, PT Jasa Dharma Utama, PT Cengkhi Zanzibar, dan PT ABN Amro Finance.
Jauh sebelum terjun di dunia bisnis, Kwik ternyata sempat mendirikan sekolah, yaitu SMA Erlangga di Surabaya, Jawa Timur.
Bahkan, ia juga sempat menempuh pendidikan di sekolah yang didirikannya dan duduk di kelas XII.
Kwik tampaknya memang ingin mengembangkan pendidikan ekonomi di Indonesia yang dibuktikan dengan mendirikan sekolah Magister Administrasi Bisnis (MBA) pertama di Indonesia, yaitu Institut Manajemen Prasetiya Mulya (kini Universitas Prasetiya Mulya) pada 1982 di Cilandak, Jakarta Selatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.