Abolisi dan Amnesti dari Presiden RI
Harta Kekayaan Tom Lembong, Eks Mendag Diberi Abolisi Prabowo, Punya Surat Berharga Rp94 Miliar
Inilah harta kekayaan Tom Lembong, eks Mendag yang diberi abolisi oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Penulis:
Rakli Almughni
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, diberi abolisi oleh Presiden Prabowo Subianto atas perkara korupsi impor gula.
Apa itu abolisi? Abolisi adalah penghapusan proses hukum terhadap seseorang yang sedang menjalani proses hukum, mulai dari penyelidikan, penyidikan hingga penuntutan pidana.
Abolisi diberikan oleh Presiden dan membuat proses hukum dihentikan kepada terdakwa kasus pidana, seolah-olah tidak pernah terjadi alias namanya dibersihkan.
Tom Lembong sebelumnya telah dijatuhi vonis pidana penjara 4 tahun 6 bulan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta dalam kasus korupsi impor gula pada 18 Juli 2025.
Dalam kasus ini, ia didakwa merugikan keuangan negara sebesar Rp578,1 miliar dan memperkaya 10 perusahaan sebesar Rp515,4 miliar imbas kebijakannya.
Dengan pemberian abolisi oleh Presiden Prabowo Subianto ini, Tom Lembong bisa bebas dari penjara.
DPR RI telah menyetujui usulan Presiden Prabowo mengenai pemberian amnesti kepada ribuan narapidana termasuk Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dan abolisi kepada Tom Lembong.
"DPR RI telah memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap Surat Presiden Nomor R43/Pres/07/2025 tanggal 30 Juli 2025 tentang permintaan pertimbangan DPR RI atas pemberian abolisi terhadap saudara Tom Lembong," kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Baca juga: Profil Sufmi Dasco & Prasetyo Hadi, 2 Petinggi Gerindra yang Umumkan Amnesti Hasto, Bertemu Megawati
Lantas, berapakah harta kekayaan Tom Lembong yang diberi abolisi oleh Presiden Prabowo? Berikut informasinya, dikutip dari E-LHKPN.
Harta kekayaan Tom Lembong
Tom Lembong tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp101,4 miliar.
Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilaporkannya terakhir kali pada 30 April 2020.

Saat itu, ia masih menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Harta terbanyaknya berasal dari surat berharga senilai Rp 94.527.382.000 atau Rp94,5 miliar.
Tak seperti pejabat lain, Tom Lembong mengaku tidak mempunyai tanah dan bangunan dan alat transportasi seperti motor atau mobil.
Sumber harta terbanyak kedua milik Tom Lembong berasal dari harta lainnya sebesar Rp4,7 miliar.
Lalu disusul dari sumber harta kas dan setara kas senilai Rp2 miliar.
Di sisi lain, Tom Lembong juga memiliki utang sebesar Rp86 juta.
Berikut daftar lengkap rincian harta kekayaan Tom Lembong.
I. DATA HARTA
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp ----
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp ----
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp 180.990.000
D. SURAT BERHARGA Rp 94.527.382.000
E. KAS DAN SETARA KAS Rp 2.099.016.322
F. HARTA LAINNYA Rp 4.766.498.000
Sub Total Rp 101.573.886.322
II. HUTANG Rp 86.895.328
III. TOTAL HARTA KEKAYAAN (I-III) Rp 101.486.990.994
Profil Tom Lembong
Thomas Trikasih Lembong dikenal dengan nama Tom Lembong.
Ia lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971.
Thomas Trikasih Lembong menikah dengan Franciska Wihardja pada tahun 2002.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak.
Tom Lembong merupakan anak dari pasangan Dr T Yohanes Lembong dan Yetty Lembong.
Ayah Tom Lembong adalah seorang dokter ahli jantung dan THT lulusan Universitas Indonesia asal Manado.
Sementara sang ibu merupakan ibu rumah tangga asal Tuban.
Thomas Trikasih Lembong pindah ke Jerman tahun 1974 hingga 1981.
Lalu Tom Lembong kembali ke Jakarta pada tahun 1981-1986.
Ketika Tom Lembong duduk di bangku SMA, dirinya pindah ke Boston, Massachusetts, USA.
Tom Lembong juga diketahui merupakan lulusan Harvard University pada tahun 1994 di bidang arsitektur dan tata kota.
Ia mendapatkan penghargaan Young Global Leader (YGL) di World Economic Forum (Davos) pada tahun 2008.
Dulunya Tom Lembong merupakan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia.
Tom Lembong sempat berkecimpung di industri jasa keuangan.
Dia bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di Singapura pada 1995.
Kala itu, Tom Lembong memulai kariernya sebagai Sales and Trading Associate.
Thomas Lembong atau Tom Lembong lalu bekerja di Morgan Stanley Divisi Ekuitas di Singapura.
Dalam pekerjaan tersebut, pria kelahiran 1971 itu menjabat sebagai Senior Manager di Departemen Corporate Finance Makindo.
Setelah itu Tom Lembong menduduki posisi sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari 1999 sampai 2000.
Pada tahun 2000-2001, Thomas Trikasih Lembong menjabat sebagai Division Head dan Senior Vice President di Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN).
Thomas Trikasih Lembong kemudian bekerja dengan Principia Management Group dan pernah menjadi Managing Partner dan CEO di Quvat Management, yaitu sebuah pengelola dana ekuitas swasta yang dibangun pada tahun 2006 silam.
Namun, BPPN dibubarkan dengan Keppres yang dikeluarkan pada 27 Februari 2014 pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri.
Tom Lembong juga pernah menjadi penasihat ekonomi ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Posisi ini dipertahankan sampai Jokowi menjadi presiden 2014.
Lalu, Tom menjadi Menteri Perdagangan 2015-2016, sebelum digeser menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sampai 2019.
Tom Lembong diganti sebagai Menteri Perdagangan Kabinet Kerja pada Juli 2016, lalu diangkat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal menggantikan Franky Sibarani.
Thomas Lembong hanya setahun menjabat menteri. Penggantinya yaitu Enggartiasto Lukita, politisi Partai Nasdem.
Di pemerintahan Jokowi, Tom Lembong ditunjuk untuk menjadi pimpinan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Namun saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Tom Lembong bergabung dengan kubu calon presiden Anies Baswedan sebagai tim pemenangan.
Tom Lembong sama-sama dengan Anies Baswedan di Kabinet Kerja dan sama-sama dilengserkan dari kursi menteri.
Keduanya diangkat pada tanggal yang sama dan diberhentikan pula pada tanggal yang sama, bahkan Tom Lembong dan Anies Baswedan ada dalam kabinet yang sama.
Tom Lembong juga dikenal sebagai mantan Co-Captain Timnas Amin (tim pemenangan calon Presiden dan Wakil Presiden RI pada Pilpres 2024, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar).
(Tribunnews.com/Rakli/Ika)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.