Kereta Api Anjlok
KA Argo Bromo Tergelincir di Subang: Ketika Kemewahan Tak Menjamin Keselamatan
KA Argo Bromo tergelincir di Subang. Kereta mewah ini gagal menjaga keselamatan, membuka luka lama sistem transportasi nasional.
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Acos Abdul Qodir
Jumlah unit sarana kereta ini juga terbatas, sehingga rotasi rangkaian tidak ideal. Akibat seringnya kecelakaan, Kementerian Perhubungan Indonesia sempat memerintahkan PT KAI untuk menarik seluruh rangkaian kereta ini pada Desember 2010. Sejak itu, Argo Bromo Anggrek beroperasi menggunakan rangkaian hasil penyehatan oleh Balai Yasa Manggarai, dengan pengurangan kecepatan operasi menjadi maksimal 100 km/jam. Waktu tempuh pun bertambah kembali menjadi sekitar 9 jam.
Menariknya, rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek juga pernah digunakan untuk pengoperasian Argo Muria, Argo Lawu, dan Argo Sindoro, menunjukkan bahwa kerentanan teknis ini tidak hanya berdampak pada satu layanan, tapi berpotensi menyebar ke layanan eksekutif lainnya.
Dampak Operasional dan Rekayasa Jalur
Insiden di Stasiun Pegaden Baru, Subang, menyebabkan gangguan pada jalur hulu dan hilir wilayah Daop 3 Cirebon. Hingga pukul 17.30 WIB, sebanyak 17 perjalanan kereta mengalami keterlambatan. Sebagai respons, KAI menerapkan pola operasi memutar: dari jalur Cirebon–Cikampek dialihkan melalui Tegal–Purwokerto–Kroya–Banjar–Bandung–Cikampek.
Empat kereta yang terdampak dan dialihkan jalurnya adalah KA Ciremai, KA Tawang Jaya Premium, KA Brawijaya, dan KA Anjasmoro.
Daftar Kecelakaan Kereta Eksekutif Serupa di Indonesia
Sejumlah kecelakaan besar pernah melibatkan layanan kereta eksekutif:
- Tahun 2010 di Petarukan, Pemalang: tabrakan KA Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama, menewaskan 36 orang.
- Tahun 2024 di Cicalengka, Bandung: tabrakan KA Turangga dan Commuterline, menewaskan 4 orang.
- Tahun 2006 di Gubug, Grobogan: tabrakan KA Kertajaya dan KA Sembrani, menewaskan 14 orang.
- Tahun 2001 di Brebes: tabrakan KA Empu Jaya dan KA Gaya Baru Malam, menewaskan 31 orang.
- Tahun 1987 di Bintaro: tabrakan KA Rangkas dan KA Merak, menewaskan 156 orang.
Kepercayaan Publik Tidak Bisa Dibeli dengan Fasilitas
Argo Bromo Anggrek telah lama menjadi kebanggaan jalur utara. Tapi hari ini, ia menjadi pengingat bahwa kepercayaan publik bukan dibangun dari pendingin ruangan atau kursi empuk—melainkan dari transparansi, akuntabilitas, dan keselamatan yang nyata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.