Bendera One Piece
Bendera One Piece sebagai Protes Publik, Eks Ketua BEM UNPAD: Kok Bisa Negara Takut Jolly Roger?
Kata Virdian Aurelio, pemerintah tak seharusnya takut dengan bendera One Piece, yang harusnya mereka takutkan adalah kitab suci saat disumpah jabatan.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
"Nah, makanya agak heran kami, saya agak syok, [One Piece, red] ditanggapi negara sampai level presiden, Menkopolhukam," ujarnya.
"Kami bertanya, kok bisa negara begitu khawatir, dengan begitu takut dengan bendera Jolly Roger atau One Piece, tapi justru tidak takut dengan Alquran yang disumpah kepada mereka gitu," tegas Virdian.
"Yang akhirnya kita lihat berbagai korupsi terjadi di mana-mana, berbagai penindasan terjadi di mana-mana," paparnya.
Virdian juga tidak setuju dengan anggapan bahwa pengibaran bendera One Piece sebagai tren atau sekadar lifestyle saja, seperti yang sebelumnya disampaikan oleh Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari dalam acara yang sama.
Menurutnya, ada pesan dan aspirasi politik tersendiri dari anak muda, tetapi pemerintah malah sangat keliru ketika menganggap bendera tersebut sebagai tindakan makar atau menjatuhkan pemerintah yang sah.
"Makanya bagi kami hari ini agak keliru juga kalau Bang Qodari hanya menganggap sebagai lifestyle. Ini adalah pesan," jelasnya.
"Pemerintah sudah benar, menganggap bahwa ini adalah pesan, kita punya aspirasi. Tapi, yang salah adalah kalau menganggap bahwa ini adalah makar," ujar Virdian.

Virdian menegaskan, pengibaran bendera One Piece bukan makar, melainkan bentuk aspirasi masyarakat yang ingin menagih janji pemerintah.
Seperti 19 juta lapangan pekerjaan dan akses pendidikan yang murah dan berkualitas.
"Enggak kita ini justru pengin mendukung negara hari ini untuk memastikan lapangan janji 19 juta itu lapangan pekerjaan itu terwujud memastikan teman-teman berpendidikan secara kualitas dan juga murah terwujud. Itu yang kami harapkan. Justru kami bukan ingin makar," ungkap Virdian.
Virdian pun menjelaskan makna filosofis dari cerita One Piece yang sejalan dengan amanat konstitusi, salah satunya adalah anti penindasan.
"One Piece itu adalah cerita yang bicara soal anti penindasan, anti diskriminasi, anti rasisme, anti penghapusan sejarah. Dan sebetulnya One Piece itu ceritanya sejalan dengan amanat konstitusi kita," imbuhnya.
"Jadi kita lagi pakai bahasa visual lebih mudah aja; bendera One Piece. Sebetulnya, yang kita lagi perjuangkan adalah cita-cita pejuang bangsa kita. amanat konstitusi kita, menghadirkan generasi dan Indonesia yang adil dan juga anti penindasan seperti itu," tandasnya.
Viral dan Marak Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80
Bendera hitam dengan gambar tengkorak khas bajak laut yang disebut Jolly Roger milik kru Bajak Laut Topi Jerami (Straw Hat) yang dipimpin Monkey D. Luffy dari serial anime One Piece karya mangaka asal Jepang, Eiichiro Oda, tengah menjadi perbincangan panas belakangan ini.
Sebab, bendera One Piece tersebut dikibarkan berbarengan dengan timing atau waktu yang mendekati peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.