Program Makan Bergizi Gratis
Terbaru di Sorong, Ini 6 Kasus Temuan Belatung dan Ulat saat Program MBG
Setidaknya sudah ada enam kasus makanan yang dihinggapi belatung dan ulat pada program makan bergizi gratis (MBG).
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
BGN kini melakukan investigasi atas temuan tersebut dan mengambil langkah tegas.
Kepala SPPG Klamasen Rizky Irana mengatakan pihaknya telah mengikuti standar Operasional Prosedur (SOP) dan pedoman yang berlaku dalam pengadaan paket MBG setiap harinya.
“Kami telah melakukan seluruh tahap mulai dari persiapan bahan baku, proses pemasakan dan pemorsian, hingga distribusi makanan sesuai dengan SOP yang berlaku di Badan Gizi Nasional,” ujar Rizky.
Setelah penemuan belatung itu, SPPG langsung berkoordinasi dengan BGN, pihak Yayasan, sekolah penerima manfaat, kodim, dan dinas kesehatan setempat.
SPPG menarik kembali sajian MBG pada hari tersebut dan melakukan evaluasi internal bersama seluruh petugas SPPG.
“Kami bersama yayasan sudah melakukan pengecekan sampel makanan dan memastikan hasil sampel layak untuk dikonsumsi. Selanjutnya, kami melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat dan kodim," katanya.
3. Ulat pada MBG Empat Lawang
Pada bulan Februari lalu pelaksaan MBG di Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan, diwarnai insiden dugaan keracunan makanan. Delapan siswa mengalami sakit perut hingga ada yang harus dilarikan ke puskesmas.
Bahkan, ada temuan ulat pada pada makanan yang akan disantap para siswa.
“Tadi tuh mual, muntah, tadi tuh belum dengar pengumuman sama temen, aku sudah makan ikannya, sekarang sakit perut,” ujar salah satu siswa, dikutip dari TribunSumsel.com.
Pihak Satreskrim Polres Empat Lawang telah memeriksa dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tebing Tinggi. Setelah itu pihak kepolisian dan otoritas terkait memutuskan untuk menyetop sementara distribusi MBG di Kabupaten Empat Lawang, Selasa (18/2/2025).
Kasus adanya ulat itu ditanggapi oleh pihak SPPG Tebing Tinggi selaku penyedia. Menurut mereka, hal tersebut terjadi karena adanya keterlambatan pengantaran.
“Telur lalat yang terdapat pada ompreng kemarin mungkin disebabkan karena waktu antar kami itu ada jarak rentang waktu di sekolah itu untuk didistribusikan ke siswanya,” kata Ketua SPPG Tebing Tinggi Ade Saputra kepada wartawan, Jumat (21/2/2025).
"Usai kegiatan, penyedia kami panggil untuk mengevaluasi persiapan dan kesehatan makanan yang diberikan ke siswa, berharap hari berikutnya masalah di hari pertama tidak terjadi lagi," ujar Matias.
4. Belatung pada MBG Labuan Bajo
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.