Minggu, 17 Agustus 2025

Diplomasi Budaya, Indonesia Persembahkan Patung Sir Michael Thomas Somare untuk Papua Nugini

Menurut Putu Supadma, patung berbahan perunggu murni ini bukan sekadar karya seni. 

Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
PATUNG BAPAK BANGSA - Putu Supadma Rudana Pidato Kebudayaan Pemaknaan Upacara Peresmian Patung Bapak Bangsa PNG Sir Michael Thomas Somare, duduk di belakang Gubernur Jenderal, Perdana Menteri, Chief justice, Ketua Parlemendi Gedung Parlemen Nasional Papua Nugini, Port Moresby, Papua Nugini pada 7 Agustus 2025. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Indonesia kembali mencatatkan sejarah diplomasi budaya tingkat tinggi di kancah internasional. 

Dimana tokoh budaya nasional Putu Supadma Rudana menghadiri upacara peresmian patung monumental Sir Michael Thomas Somare, Bapak Bangsa Papua Nugini atau The Grand Chief di Gedung Parlemen Nasional Papua Nugini, Port Moresby, Papua Nugini pada 7 Agustus 2025

Patung perunggu setinggi  3,2 meter dan hampir 5 meter dengan fondasi ini merupakan karya seniman muda Indonesia, I Gede Sarantika, hasil kolaborasi Parlemen Papua Nugini dengan Museum Rudana, Bali. 

Pembuatan Patung ini diinisiasi sejak 2023 oleh Wakil Ketua Parlemen PNG, Hon. Johnson Wapunai, bersama Presiden The Rudana Fine Art Institution, Putu Supadma Rudana, dengan dukungan penuh pendiri Museum Rudana, Nyoman Rudana.

Menurut Putu Supadma, patung berbahan perunggu murni ini bukan sekadar karya seni. 

Patung tersebut, kata Putu Supadma, adalah monumen hidup tentang hubungan baik Indonesia dan Papua Nugini yang merupakan pintu gerbang ke negara-negara kepulauan pasifik.

"Melambangkan hubungan persahabatan sejati dan abadi antara Indonesia dan Papua Nugini, melampaui batas-batas diplomasi politik, menembus ruang-ruang diplomasi formal, dan berakar pada nilai kemanusiaan serta kearifan kebijaksanaan lokal," kata Putu dalam keterangannya, Jumat (15/8/2025).

Putu mengungkapkan hal tersebut merupakan bentuk penghormatan antar kedua bangsa dan masyarakatnya. 

"Saat kita memuliakan bapak bangsa mereka, mereka pun melakukan hal yang sama dengan menghormati kedaulatan kita. Ini merupakan diplomasi yang terelevasi tinggi berbasis kebudayaan dan persaudaraan,” ujar Putu Supadma Rudana.

Peresmian dilakukan pada 7 Agustus 2025 lalu. Dimana bertepatan dengan 50 tahun lahirnya Parlemen Nasional PNG, jelang HUT Kemerdekaan ke-50 Papua Nugini pada 16 September 2025, HUT ke-80 RI pada 17 Agustus 2025, dan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Papua Nugini. 

Berbagai pagelaran seni tari khas pasifik, pagelaran budaya yang juga memasukkan unsur seni pertunjukan spiritual dari daerah asal Sir Michael Thomas Sumari juga dihadirkan dalam upacara peresmian tersebut.

Apacara peresmian dihadiri oleh berbagai tokoh bangsa dan negara Papua Nugini seperti Gubernur Jenderal Sir Bob Dadae, Ketua Mahkamah Agung/Chief Justice Sir Gibuna Gibbs Salika, Ketua National Parlemen Sir Job Pomat dan wakil Koni Iguan, Perdana Menteri James Marape, Wakil perdana menteri John Rosso, jajaran menteri, para anggota nasional parlemen, korps diplomatik, kardinal Papua Nugini dan para tokoh masyarakat termasuk istri almarhum Sir Michael Thomas Somare Veronica Somare didampingi seluruh keluarga besar Somare. 

Putu Supadma Rudana hadir sebagai tamu kehormatan dan satu-satunya warga negara asing yang diberi kehormatan berpidato dan memberikan pemaknaan pada malam yang bersejarah tersebut di forum resmi negara Papua Nugini yang dihadiri Three Arms of Government dan Gubernur Jenderal. 

Hal ini merupakan sebuah kesempatan yang langka diberikan kepada warga negara asing, yang menegaskan bahwa diplomasi budaya, seni dan spiritualitas wisdom dapat menembus batas protokol negara.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat saya di Papua Nugini yang telah mengundang saya untuk menghadiri upacara sakral/bersejarah ini. Upacara peresmian patung bapak bangsa Papua Nugini. Bangsa lain mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa Indonesia? Jawabannya sederhana: karena kita percaya budaya, seni dan spiritual wisdom adalah bahasa universal yang mampu menghubungkan perbedaan hingga menjadikannya rasa persahabatan, persaudaraan dan kebersamaan dalam mencapai perdamaian dunia," jelasnya.

Putu menuturkan patung tersebut merupakan simbolisme mercusuar hubungan kedua negara dan bangsa yang mana Indonesia merupakan pimpinan di kawasan Asia Tenggara dan Papua Nugini merupakan pintu gerbang ke pasifik.

"Saya tentu sangat berbangga dapat menjadi bagian dari sejarah ini,” ucap Anggota DPR RI dua periode ini (2014 - 2024)

Putu menegaskan bahwa upacara peresmian patung founding father Papua Nugini ini merupakan salah satu peran strategis Indonesia di kawasan Pasifik, khususnya dengan negara-negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia merupakan rumpun melanesia dengan mengangkat dan mengelevasi diplomasi  melalui jalur kebudayaan, kesenian, spiritualitas, dan kearifan lokal.

“Presiden Prabowo memiliki visi besar yaitu budaya sebagai soko guru bangsa. Dimana Indonesia mengirim pesan kuat kepada dunia, diplomasi terbaik tidak selalu dibangun di meja perundingan, tetapi juga di ruang hati dan ingatan kolektif sebuah bangsa melalui budaya, spiritualitas, kebijaksanaan dan lokal wisdom (kearifan lokal),” Kata Putu Rudana.

Pembuatan Patung Sir Michael Somare oleh Museum Rudana dan keluarga besarnya dapat dimaknai sebagai peneguhan komitmen terhadap kemerdekaan, persaudaraan, dan perdamaian antarbangsa. 

Patung berbahan perunggu ini diperkirakan bertahan lintas generasi, bahkan akan berubah warna alami menjadi hijau seperti Patung Liberty di Amerika Serikat yang melambangkan ketahanan, kontinuitas, dan warisan abadi persahabatan kedua bangsa.

Baca juga: Putu Supadma Ungkap Kaukus Air DPR Bukti Keseriusan Parlemen Tangani Persoalan Air

Patung tersebut juga memuat tiga nama tokoh Indonesia yang kontribusinya diabadikan selamanya, yaitu Nyoman Rudana Pendiri Museum Rudana, Putu Supadma Rudana sebagai budayawan, dan I Gede Sarantika selaku seniman pembuat patung.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan