Sabtu, 16 Agustus 2025

HUT Kemerdekaan RI

Cucu Panglima Besar Jenderal Soedirman Sebut Kakeknya Tak Mau Disebut Pahlawan, Ini Alasannya

Cerita itu diutarakan cucu Jenderal Besar Soedirman, Ganang Priyambodo Soedirman.

Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
KISAH JENDERAL SOEDIRMAN – Ganang Priyambodo Soedirman, cucu Panglima Besar Jenderal Soedirman, berbagi kisah langka sang kakek dalam wawancara eksklusif bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Redaksi Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (15/8/2025). 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima Besar Jenderal Soedirman merupakan sosok pahlawan revolusi nasional yang namanya selalu dikenang karena menjadi simbol keberanian dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.

Namun faktanya, jenderal yang bernama asli Raden Soedirman ini, tak mau disebut sebagai pahlawan ketika Belanda mundur dalam agresi militer II pada tahun 1949.

Cerita itu diutarakan cucu Jenderal Besar Soedirman, Ganang Priyambodo Soedirman.

Ganang mendapat informasi itu dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Tjokropranolo, yang juga pengawal pribadi Jenderal Soedirman pada masa revolusi nasional Indonesia.

"Keluarga pahlawan ini gak pernah minta sesuatu dan tidak pernah menyatakan bahwa negeri ini harus memberikan sesuatu pada kami gak apa-apa, karena buat saya nuwun sewu, Soedirman yang kita nyatakan selama ini sebagai pahlawan gitu ya, beliau ketika 9 Juli 1949 menolak disebut pahlawan," kata Ganang saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di kantor Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Awalnya, Ganang bercerita kakeknya yang ia sebut Eyang Kakung itu akan masuk Daerah Istimewa Yogyakarta setelah selesai melakukan gerilya.

Ketika itu, Tjokropranolo memberi tahu ke Jenderal Soedirman jika akan disematkan menjadi pahlawan revolusi usai berhasil memenangkan pertempuran.

Namun saat itu Jenderal Soedirman sempat menolak untuk disebut sebagai pahlawan. 

Hal ini karena kerendahan hatinya yang mengingat rakyat yang membantunya dalam perebutan kembali wilayah Indonesia dari Belanda.

"Beliau nyatakan menolak 'pahlawannya bukan saya, bukan kalian semua ini, pahlawannya rakyat yang ada di desa-desa, di gunung-gunung yang membantu kita semuanya. Jadi tanpa rakyat ini kita nggak ada apa-apa," ungkapnya.

Meski begitu, Pemerintah Indonesia tetap menyematkan gelar pahlawan untuk Jenderal Soedirman pada 10 Desember 1964.

Bahkan gelar pahlawan itu juga masih terus dihargai oleh pemerintah kepada keluarga keturunan Jenderal Soedirman mulai dari Presiden Soeharto hingga saat ini.

Ganang bercerita jika Presiden Soeharto sangat menghormati jasa para pahlawan yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Sepengetahuan saya, janda-janda para pahlawan ketika itu oleh Pak Harto itu diberi ya tidak langsung diberi begitu, tapi ada seperti pengusaha begitu ya ini loh negeri ini kalau gak ada suami-suaminya ini, gak ada pejuang ini gak seperti ini maka pengusaha itu diminta untuk menyisihkan keuntungannya ya bantu ini keluarga, itu wise itu," tuturnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan