Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Komnas HAM Respons Prabowo Soal Makar: Harus Diselidiki, Jangan Hambat Kebebasan Berpendapat
Komisioner Komnas HAM, Abdul Haris Semendawai tuduhan makar harus diselidiki dengan hati-hati agar tidak menghalangi aspirasi masyarakat
Penulis:
Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisioner Komnas HAM, Abdul Haris Semendawai, menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut kerusuhan di Makassar sebagai tindakan makar.
Menurut Abdul Haris Semendawai, tuduhan makar harus diselidiki dengan hati-hati agar tidak menghalangi masyarakat dalam menyampaikan pendapat.
"Kami tentunya berharap bahwa jangan sampai upaya menyampaikan pendapat yang disampaikan oleh masyarakat karena ada keprihatinan terhadap suatu persoalan itu kemudian menjadi terhambat karena ada tuduhan makar ini," kata Abdul Haris, Selasa (2/9/2025).
Ia menegaskan, jika benar ada pihak yang melakukan makar, maka perlu diproses secara hukum.
Kendati demikian, isu makar jangan sampai membatasi warga yang ingin menyampaikan aspirasi secara damai.
Baca juga: Cak Imin Minta Semua Pihak yang Kena Kritik Demo Harus Evaluasi: Presiden dan DPR Sudah Mulai
"Makar tersebut perlu diselidiki dan kita berharap kalau misalnya memang tuduhan itu benar maka pihak yang melakukan makar itu tentu perlu diproses secara hukum," kata Abdul Haris.
"Tapi kemudian jangan sampai isu makar ini kemudian menghambat mereka-mereka yang akan menyampaikan pendapatnya secara damai,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyebut kerusuhan di Makassar, Sulawesi Selatan, yang menewaskan empat orang termasuk tiga Aparatur Sipil Negara (ASN), sebagai tindakan makar.
Baca juga: Meski Banyak Demo, Panja RUU PPRT Tetap Kebut Rapat di Gedung DPR
Presiden juga menegaskan aparat akan mencari dalang di balik kerusuhan tersebut.
"Dan ingat, di Sulawesi Selatan ada 4 ASN, orang tidak bersalah, orang tidak berpolitik menjadi korban, gedung DPR dibakar, ini tindakan-tindakan makar ini, ini bukan penyampaian aspirasi," kata Prabowo usai menjenguk aparat kepolisian yang menjadi korban dalam unjuk rasa ricuh, di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).
Menurut Presiden aparat penegak hukum akan menyelidiki kerusuhan yang terjadi.
Aparat akan mencari siapa otak dibalik kerusuhan.
"Jadi, semua aparat negara akan selidiki, siapa yang bertanggung jawab, saya menduga kita sudah ada indikasi-indikasi dan kita akan tidak ragu-ragu," katanya.
Empat orang dilaporkan meninggal dalam aksi massa di Makassar, Sulawesi Selatan.
Akbar Basri alias Abay, Sarina Wati, Syaiful Akbar, dan Budi Haryadi meninggal dunia setelah gedung DPRD Kota Makassar dibakar saat aksi massa pada Jumat (29/8/2025) malam.
Selain itu, dalam kejadian tersebut seorang pria bernama Rusdamdiansyah, meninggal dunia karena dikeroyok massa setelah dituding sebagai anggota intel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.