Minggu, 7 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

2 Keluarga Korban Tewas saat Demo di Jakarta dan Yogyakarta Tolak Autopsi, Sama-sama Akui Ikhlas

Dua keluarga korban tewas saat demonstrasi di Jakarta dan Yogyakarta, sama-sama menolak proses autopsi.

Tribunnews/Jeprima
DEMO DPR RI - Sejumlah Aparat Kepolisian bentrok dengan Massa aksi saat protes menyuarakan protes atas kenaikan tunjangan dan gaji Anggota DPR RI di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25 Agustus 2025). Dua keluarga korban tewas saat demonstrasi di Jakarta dan Yogyakarta, sama-sama menolak proses autopsi. 

TRIBUNNEWS.com - Dua keluarga korban tewas saat demo yang berlangsung di Jakarta dan Yogyakarta, sama-sama menolak proses autopsi.

Mereka adalah keluarga siswa SMK 14 Kabupaten Tangerang, Banten, Andika Lutfi Falah dan mahasiswa Ilmu Komunikasi 2023 Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama.

Andika yang sempat ikut aksi demo di kawasan Gedung DPR/MPR RI bersama teman-temannya, Kamis (28/8/2025), meninggal pada Senin (1/9/2025), setelah dirawat di RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta, dalam keadaan koma, selama tiga hari.

Petugas medis mengatakan Andika sudah dalam keadaan kritis saat tiba di rumah sakit, Jumat (29/2025).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, tempurung kepala Andika bagian belakang retak akibat hantaman benda tumpul.

"Terkait benturan itu saya tidak tahu persis, apakah memang dia posisinya jatuh dan bagaimana, hasil medisnya juga disampaikan memang ada benturan, tetapi pihak keluarga pun tidak tahu terkait itu," jelas Ketua RT 02/06 tempat tinggal Andika di Perumahan Puri Bidara, Kecamatan Tigaraksa, Kabupatan Tangerang, Sugiono, Senin, dikutip dari TribunTangerang.com.

Baca juga: 2 Hari Andika Siswa SMK Hilang usai Ikut Demo di DPR, Diduga Jadi Korban Kekerasan, Kini Meninggal

Meski belum diketahui secara pasti bagaimana Andika berakhir dalam keadaan koma hingga akhirnya meninggal, pihak keluarga memilih untuk tidak membawa ke jalur hukum.

Mereka mengaku ikhlas atas kepergian Andika.

"Pihak keluarga tidak akan melanjutkan hal-hal yang kita tidak inginkan. Jadi ikhlas rida semua pihak keluarga," ungkap Sugiono

Senada dengan Andika, keluarga Rheza juga sepakat menolak autopsi terhadap jasad sang anak.

Rheza meninggal di tengah aksi demo di sekitaran Polda DIY, Minggu (31/8/2025).

Padahal, di sekujur jasad Rheza ditemukan luka-luka yang diduga kuat merupakan hasil kekerasan.

Ayah Rheza, Yoyon Suryono, mengungkapkan pihak keluarga menolak proses autopsi sebab ingin segera membawa jenazah pulang ke rumah.

Yoyon juga mengaku, ingin sang anak pergi secara tenang.

"Intinya waktu kami di rumah sakit itu jenazah langsung dibawa pulang, dimandikan, disalatkan, dan dimakamkan selayaknya pada umumnya. Kami memang tidak mau diautopsi, tidak tega, biar Rheza tenang," kata Yoyon kepada TribunJogja.com, Selasa (2/9/2025).

Lebih lanjut, Yoyon menyebut tak ingin membawa kematian Rheza ke meja hijau.

Ia menilai apa yang terjadi pada Rheza adalah sebuah musibah dan pihak keluarga ikhlas.

"Saya sudah rela, sudah ikhlas," kata dia.

Andika Sempat Hilang

DIDUGA KORBAN KEKERASAN - Kerabat memegang foto Andika Lutfi Falah (16) pelajar SMKN 14 Kabupaten Tangerang saat tahlilan di Perumahan Puri Bidara RT 02/06, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (1/9/2025) malam. Andika meninggal karena tempurung kepala belakangnya retak setelah mengikuti demo di DPR RI, Kamis (28/8/2025).
DIDUGA KORBAN KEKERASAN - Kerabat memegang foto Andika Lutfi Falah (16) pelajar SMKN 14 Kabupaten Tangerang saat tahlilan di Perumahan Puri Bidara RT 02/06, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (1/9/2025) malam. Andika meninggal karena tempurung kepala belakangnya retak setelah mengikuti demo di DPR RI, Kamis (28/8/2025). (TribunTangerang/Nurmahadi)

Andika Lutfi Falah sempat hilang dua hari setelah mengikuti aksi demo di Gedung DPR/MPR RI, Kamis.

Ia yang pada hari itu masih berada di sekolah, mendapat ajakan dari temannya untuk mengikuti aksi demo.

Andika pun meminta izin pulang lebih dulu berdalih hendak mengantarkan sang ibu berobat.

Baca juga: Ahmad Sahroni Laporkan Penjarahan Rumahnya, Kasus Dilimpahkan ke Polda Metro Jaya

Tanpa sepengetahuan guru maupun keluarga, Andika berangkat ke Gedung DPR/MPR RI bersama teman-temannya.

"Kebetulan almarhum sekolah, izin ke pihak sekolah untuk mengantar ibunya berobat. Setelah itu, pihak sekolah telepon, menghubungi (keluarga) dan Andika memang tidak kembali," jelas Sugiono.

Pihak keluarga kehilangan jejak Andika selama dua hari sebab korban tak punya ponsel dan tidak membawa kartu identitas.

Hal itu disampaikan ayah Andika, Abdul Ghofur, kepada Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, yang datang melayat pada Selasa (2/9/2025).

"Jadi memang anak saya sempat enggak ada yang kenal karena enggak bawa identitas, kartu pelajar sama handphone-nya hilang waktu dia mendaki gunung," cerita Ghofur kepada Gibran, masih dari TribunTangerang.com.

"Karena kami sebagai orang tua juga enggak bisa membelikan Andika handphone, karena memang harus menabung dulu," ujar ibu Andika, Sofiatun, menambahkan. 

Baru pada Sabtu (30/8/2025), pihak keluarga mengetahui Andika dirawat di RS TNI AL Mintoharjo lewat informasi yang beredar di media sosial, dalam keadaan kritis.

"Informasi terakhir itu hari Sabtu sore, waktunya saya tidak tahu persis. Setelah itu pihak keluarga langsung ke rumah sakit menjenguk putranya," kata Sugiono.

Rheza Terkena Gas Air Mata

MENINGGALNYA MAHASISWA AMIKOM - Kolase ucapan duka cita Universitas Amikom Yogyakarta dan BEM se-DIY atas meninggalnya mahasiswa Rheza Sendy Pratama saat mengikuti aksi demonstrasi di Mapolda DIY, diunduh Minggu (31/8/2025). Forum BEM DIY bagikan kronologi meninggalnya mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama saat mengikuti aksi demo di Mapolda DIY.
MENINGGALNYA MAHASISWA AMIKOM - Kolase ucapan duka cita Universitas Amikom Yogyakarta dan BEM se-DIY atas meninggalnya mahasiswa Rheza Sendy Pratama saat mengikuti aksi demonstrasi di Mapolda DIY, diunduh Minggu (31/8/2025). Forum BEM DIY bagikan kronologi meninggalnya mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama saat mengikuti aksi demo di Mapolda DIY. (Instagram @amikomjogja / @forumbemsediy)

Saat mengikuti aksi demo di sekitaran Polda DIY, Minggu, Rheza Sendy Pratama turut hadir sebagai bagian dari barisan perjuangan mahasiswa.

Di tengah situasi kacau, motor yang ditungganginya mati ketika hendak berbalik arah.

Tiba-tiba aparat menembakkan gas air mata, membuat Rheza terjatuh.

"Kematian ini bukan hanya duka bagi keluarga, tapi juga cambuk bagi kita semua. Seorang mahasiswa, seorang anak bangsa, tumbang bukan karena penyakit atau musibah biasa, melainkan dalam ruang perjuangan yang seharusnya dijaga kehormatannya."

"Kita kehilangan seorang kawan, tapi kita tak boleh kehilangan daya juang," jelas BEM Amikom Yogyakarta dalam rilisnya, Minggu, masih dari TribunJogja.com.

Rheza yang terjatuh diduga kuat sempat dianiaya aparat kepolisian.

Sebab, ada bekas luka pijakan kaki di jasad korban.

Selain itu, ada luka di wajah luka dan tengkuk Rheza patah.

Sejauh ini, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat ada 10 korban tewas selama gelombang demonstrasi sejak 25 Agustus 2025. Mereka adalah:

  1. Affan Kurniawan – driver ojol, tewas dilindas rantis Brimob di Jakarta
  2. Akbar Basri – tewas saat Gedung DPRD Makassar terbakar
  3. Sarina Wati – tewas dalam insiden kebakaran DPRD Makassar
  4. Syaiful Akbar – tewas dalam insiden kebakaran DPRD Makassar
  5. Budi Haryadi – tewas dalam insiden kebakaran DPRD Makassar
  6. Rusdamdiansyah – driver ojol, tewas akibat pengeroyokan di Makassar
  7. Sumardi (60) – tukang becak, diduga tewas terpapar gas air mata di Solo
  8. Rheza Sendy – mahasiswa Amikom Yogyakarta, tewas saat aksi ricuh
  9. Iko Juliant Junior – mahasiswa UNNES, meninggal setelah diduga dianiaya
  10. Andika Lutfi Falah – pelajar SMKN 14 Tangerang, tewas saat demo di DPR RI

Gelombang demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap, Revolusi Dimulai" di depan DPR RI, Senin (25/8/2025).

Tuntutan utama adalah pembubaran DPR, dipicu isu tunjangan rumah DPR RI Rp50 juta.

Kericuhan terjadi di sekitar flyover Ladokgi dan Restoran Pulau Dua setelah rombongan pelajar bentrok dengan aparat.

Aksi berlanjut pada Kamis (28/8/2025), oleh kelompok buruh, menuntut penghapusan outsourcing hingga pengesahan RUU Perampasan Aset.

Bentrok kembali pecah saat massa buruh bubar dan pelajar kembali terlibat.

Puncaknya, pengemudi ojol Affan Kurniawan tewas tertabrak rantis Brimob di Pejompongan, Jakarta Pusat. Sejak itu, demonstrasi meluas ke berbagai kota.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Alfarizy Ajie, TribunTangerang.com/Nurhadi, TribunJogja.com/Christi Mahatma/Hendy Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan