Sabtu, 13 September 2025

Reshuffle Kabinet

Pengamat Sebut Prabowo Copot Sri Mulyani Dianggap karena Tak Pro Rakyat soal Anggaran

Sri Mulyani dianggap tidak pro rakyat dalam mengelola anggaran negara. Hal ini dianggap menjadi alasan Prabowo mencopotnya sebagai Menkeu.

Tangkapan layar dari YouTube Kementerian Keuangan
SRI MULYANI DICOPOT - Sri Mulyani saat berpidato dalam serah terima jabatan (sertijab) Menteri Keuangan (Menkeu) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (9/9/2025). Ia digantikan oleh Purbawa Yudhi Sadewa per Senin (8/9/2025) setelah Presiden Prabowo Subianto melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. Sri Mulyani dianggap tidak pro rakyat dalam mengelola anggaran negara. Hal ini dianggap menjadi alasan Prabowo mencopotnya sebagai Menkeu. Hal ini disampaikan oleh Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, Selasa (9/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai digantinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) oleh Presiden Prabowo Subianto karena dianggap tidak pernah pro rakyat dalam mempersiapkan anggaran.

Sri Mulyani resmi tidak lagi menjadi Menkeu setelah Prabowo menunjuk mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa.

Purbaya pun telah resmi menjabat sebagai Menkeu yang baru setelah dilantik oleh Prabowo di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Pangi menganggap selama menjadi Menkeu, Sri Mulyani hanya mementingkan anggaran untuk pejabat negara.

"Sudah waktunya kita punya menteri yang jeroannya selera berfikir kesejahteraan rakyat. Sudah nggak zaman lagi menteri yang kebijakannya memanjakan (untuk) service pejabat," katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (9/9/2025).

Dia menduga Prabowo mulai tersadar untuk mengganti Sri Mulyani imbas aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di berbagai daerah beberapa waktu lalu.

Baca juga: Pergantian Menkeu dari Sri Mulyani ke Purbaya, Guru Besar FEB UI Ingatkan Hal Ini ke Investor

Menurut Pangi, Presiden hanya memperoleh informasi 'yang baik-baik saja' dari bawahannya terkait kinerja Sri Mulyani sebagai 'penjaga anggaran negara'.

"Prabowo mendapatkan fakta kemarahan rakyat kemarin. Meskipun sebelumnya, inner circle info empirik dan obyektif nggak sampai ke telinga Prabowo karena banyak inner circle menjilat," ujarnya.

"Kabinet beliau nggak seperti pidato sebelumnya (yang menyebut) kabinet baik, solid, kabinet kompak, dan kabinet bekerja untuk rakyat tetapi faktanya kabinet yang menyusahkan rakyat dan bahkan statement-nya menyakitkan hati rakyat," sambung Pangi.

Pangi menilai banyak PR yang harus segera dikerjakan Purbaya setelah dilantik menjadi Menkeu.

Salah satunya menggeser anggaran jumbo bagi pejabat negara agar dialihkan untuk program yang menyejahterakan rakyat.

"Prinsipnya harusnya the right man and the right place. Mampu mengatasi masalah anggaran. Prinsipnya selama ini anggaran lebih banyak untuk kesejahteraan pejabat (dan harus) bergeser ke anggaran kesejahteraan rakyat," ujarnya.

Untuk mencapai hal tersebut, Pangi menyarankan agar Purbaya merombak total kebijakan anggaran yang sudah sempat dilakukan di era Sri Mulyani.

"Rombak ulang program yang pelit selama ini pada rakyat, kebijakan yang boros pada gaji dan tunjangan pejabat."

"Porsi kebijakan untuk mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan," tegas Pangi.

Lebih lanjut, dia menegaskan sebenarnya Prabowo tidak membutuhkan menteri yang pintar saja namun memerlukan sosok 'pembantu' yang peka terhadap kondisi rakyat.

Menurutnya, hal tersebut justru menjadi modal utama.

"Kita nggak butuh menteri yang pintar tetapi cukup punya hati dan peka terhadap penderitaan rakyat. Itu modal utama. Nanti tim tenaga ahli atau staf ahli banyak yang pintar kok," kata dia.

Sebelumnya, selain Sri Mulyani, Prabowo turut melakukan perombakan atau reshuffle di empat pos menteri.

Pertama adalah Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan. Namun, sosok pengganti dari Budi belum ditentukan oleh Prabowo.

Kedua yaitu Menteri Perlindungan Pekerja dan Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding. Posisi Kadir digantikan oleh Mukhtarudin.

Ketiga yakni Menteri Koperasi (Menkop) yang sebelumnya dijabat Budi Arie Setiadi, kini digantikan oleh Fery Juliantono. Adapun Fery sebelumnya merupakan Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop).

Keempat ada Dito Arioetdjo yang dicopot oleh Prabowo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Hanya saja, belum diketahui sosok pengganti Dito.

Pasalnya, Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menuturkan bahwa sosok pengganti Dito berhalangan hadir saat pelantikan kemarin karena tengah di luar kota.

"Berkenaan dengan Menpora, jadi pengganti Menpora kebetulan posisi sedang di luar kota. Sehingga tidak bisa mengikuti pelantikan pada sore hari ini," kata Prasetyo.

"Akan dijadwalkan kembali di prosesi pelantikan yang berikutnya," imbuhnya.

Adapun isu yang berhembus bahwa Dito akan digantikan oleh sesama kader Golkar yaitu Puteri Komarudin.

Pada Senin kemarin, Puteri pun disebut tengah berada di luar Jakarta yaitu di Sentul, Bogor, Jawa Barat untuk mendatangi sidang doktor sesama kader Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi.

Hal ini disampaikan oleh Sekjen Partai Golkar, Muhammad Sarmuji.

"Kalau nggak salah Mensesneg menyampaikan calon Menpora masih ada di luar kota. Kemarin sampai siang, Mbak Puteri memang sama saya ke Sentul, Bogor menghadiri sidang terbuka doktor Bobby Rizaldi," katanya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan