Jumat, 12 September 2025

Demo di Jakarta

17 Tuntutan Rakyat Belum Dipenuhi, BEM UI Beri Nilai 0 Besar ke DPR RI

Penilaian itu diberikan setelah masa tenggat atau deadline 17 tuntutan dari rakyat belum semuanya terpenuhi.

Tribunnews/Jeprima
AKSI MAHASISWA - Ratusan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa didepan Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Selasa (9/9/2025). AKsi tersebut untuk menagih janji pemerintah dan DPR terkait tuntutan 17+8 pada Selasa (9/9). Tuntutan 17+8 merupakan serangkaian tuntutan rakyat yang dibagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang yang digulirkan oleh BEM SI dan kelompok sipil. Beberapa poin penting antara lain: Penarikan TNI dari pengamanan sipil (militerisasi kampus/pengamanan sipil), Pembentukan tim investigasi independen untuk kasus kekerasan apparat, Pembekuan kenaikan gaji/tunjangan DPR, Penanganan PHK massal dan penjaminan upah layak, Pengesahan RUU Perampasan Aset. Penghapusan beban pajak bagi masyarakat kecil, Evaluasi anggaran DPR dan audit BUMN, Pembebasan demonstran yang ditahan Selain itu, juga penegakan HAM, reformasi polisi, transparansi dan pengembalian demokrasi. Mereka mengajak semua masyarakat yang berada di sekitar lokasi untuk bersama-sama menagih janji terkait tuntutan masyarakat 17+8 yang sudah dilayangkan satu pekan lamanya. Tribunnews/Jeprima 

"17+8 Tuntutan Rakyat" adalah seruan yang diprakarsai sejumlah selebgram dan tokoh publik, seperti Jerome Polin dan Abigail Limuria, yang kemudian dibagikan secara luas di media sosial.

Dalam tuntutan itu, termuat hal-hal yang harus dipenuhi anggota DPR dan pemerintah dalam jangka waktu pendek maupun panjang.

Untuk jangka pendek, deadline alias tenggat waktu tuntutan adalah pada Jumat (5/9/2025) lalu.

Sementara, deadline tuntutan jangka panjang berakhir pada 31 Agustus 2026.

Isi dari "17+8 Tuntutan Rakyat" yang deadline-nya berakhir pada 5 September 2025 adalah:

Untuk Presiden

  • Bentuk tim investigasi independen terkait kasus Affan Kurniawan, Umar Amarudin, dan korban kekerasan aksi 28–30 Agustus.
  • Hentikan keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil dan kembalikan ke barak.

Untuk Polisi

  • Bebaskan seluruh demonstran yang ditahan tanpa kriminalisasi.
  • Tangkap dan adili aparat yang melakukan kekerasan secara transparan.
  • Hentikan kekerasan oleh polisi dan taati SOP pengendalian massa.

Untuk Ketua Partai Politik

  • Bekukan kenaikan gaji/tunjangan DPR dan batalkan fasilitas baru.
  • Publikasikan transparansi anggaran DPR secara proaktif.
  • Selidiki harta anggota DPR yang bermasalah melalui KPK.

Untuk DPR

  • Dorong Badan Kehormatan DPR memeriksa anggota yang melecehkan aspirasi rakyat.
  • Tegaskan sanksi partai bagi kader yang memicu kemarahan publik.
  • Komitmen partai untuk berpihak pada rakyat di tengah krisis.

Untuk TNI

  • Libatkan anggota DPR dalam ruang dialog publik dengan mahasiswa dan masyarakat sipil.
  • Tegakkan disiplin internal agar TNI tidak mengambil alih fungsi Polri.
  • Pastikan komitmen publik TNI untuk tidak memasuki ruang sipil selama krisis demokrasi.

Untuk Kementerian Sektor Ekonomi

  • Pastikan upah layak bagi guru, tenaga kesehatan, buruh, dan mitra ojek online.
  • Ambil langkah darurat untuk mencegah PHK massal dan lindungi buruh kontrak.
  • Buka dialog dengan serikat buruh terkait upah minimum dan outsourcing.

Berikut ini isi tuntutan yang deadline-nya berakhir pada 31 Agustus 2026 mendatang:

  • Bersihkan dan reformasi DPR besar-besaran.
  • Reformasi partai politik dan kuatkan pengawasan eksekutif.
  • Susun rencana reformasi perpajakan yang lebih adil.
  • Sahkan dan tegakkan UU Perampasan Aset Koruptor, penguatan.
  • Independensi KPK dan penguatan UU Tipikor.
  • Reformasi kepolisian agar profesional dan humanis, TNI kembali ke barak tanpa pengecualian.
  • Perkuat Komnas HAM dan lembaga pengawas independen.
  • Tinjau ulang kebijakan sektor ekonomi dan ketenagakerjaan.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan