Rabu, 17 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Satgas Garuda Merah Putih Ungkap Sejumlah Tantangan saat Jalankan Misi Kemanusiaan di Gaza

Kolonel (Pnb) Puguh Yulianto mengatakan, mereka merasakan proses penerbangan yang cukup menantang.

Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
TIBA DI INDONESIA - Tim Tim Satgas Garuda Merah Putih II dalam upacara penyambutan yang berlangung di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusama, Jakarta Timur, Sabtu (13/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tantangan dirasakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Garuda Merah Putih II selama menjalankan misi kemanusian ke jalur Gaza, Palestina.

Tim Satgas Garuda Merah Putih adalah satuan tugas yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk menjalankan misi kemanusiaan internasional, khususnya dalam membantu masyarakat Palestina di Gaza.

Baca juga: Satgas Garuda Merah Putih Tiba di Tanah Air Usai Beri Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Gaza adalah wilayah kecil di pesisir timur Laut Tengah yang menjadi bagian dari Negara Palestina. 

Komandan Satuan Tugas Garuda Merah Putih II Kolonel (Pnb) Puguh Yulianto mengatakan, mereka merasakan proses penerbangan yang cukup menantang.

“Dinamikanya kalau dari sisi penerbangan cukup menantang, karena posisi kami masuk dalam area pertempuran,” kata Puguh kepada wartawan di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusama, Jakarta Timur, Sabtu (13/9/2025).

Mengingat kondisi tim yang berada, seperti kata Puguh, berada di kawasan pertempuran membuat mereka harus waspada.

Dalam aksi kemanusiaan ini, Indonesia tergabung dalam Solidarity Path Operation bersama sejumlah negara.

Puguh menegaskan ihwal tidak semua negara memeroleh izin penerbangan.

“Kami selaku Satgas Garuda Merah Putih intinya yang cukup handicap adalah pada saat perizinan penerbangan,” ungkapnya.

Baca juga: Tragis, Sepulang dari Gaza, Tentara Israel Bunuh Diri pada Hari Pernikahannya

“Karena tidak semudah kami melakukan perizinan, karena harus ada counterpart yang mengizinkan yang notabene otoritanya ada di negara Yordania,” ia menambahkan.

Proses penyaluran logistik yang menggunakan teknik airdrop ini berjalan baik.

Pungguh menjelaskan, mekanisme airdrop berarti memindahkan muatan logistik menggunakan media udara, yakni payung dan pesawat udara.

Logistik yang diterjunkan ini juga punya tingkatan dari lite, medium, dan heavy.

Logisitik milik tim satgas rata-rata 150 hingga 165 kilogram, masuk dalam kategori lite. Sementara dalam tahap kedua, beratnya bertambah dari 150-157 kilogram.

Berat logistik dengan kapasitas 500 kilogram hingga 1 ton, tegas Puguh, sudah jelas tidak mungkin untuk dipakai dalam mekanisme airdrop di misi ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan