Minggu, 21 September 2025

Meski Tak Lagi di DPR, Rahayu Saraswati Dinilai Jadi Teladan Politik Generasi Muda

Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) memberikan apresiasi terhadap kiprah dan keputusan Rahayu Saraswati mundur dari DPR. 

Tribunnews.com/IST
RAHAYU SARASWATI - Rahayu Saraswati, keponakan Presiden Prabowo Subianto. Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) memberikan apresiasi terhadap kiprah dan keputusan Rahayu Saraswati mundur dari DPR.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyatakan mundur dari kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI fraksi Partai Gerindra.

Pernyataannya itu disampaikannya setelah potongan video berdurasi dua menit yang viral di media sosial dianggap merendahkan perjuangan masyarakat kecil, sehingga memicu gelombang kritik publik.

Saraswati menunjukkan kebesaran hatinya dengan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan menyatakan mundur sebagai anggota DPR RI.

Ketua Umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII), Abdul Kohar Ruslan pun memberikan apresiasi terhadap kiprah dan keputusan Saraswati tersebut.

Menurutnya, keberhasilan Saraswati meraih kursi DPR RI pada Pemilu 2024 adalah bukti nyata kerja keras dan integritas, bukan semata-mata faktor hubungan keluarga.

“Saraswati menunjukkan integritas dan kegigihan seorang anak muda dalam berpolitik. Ia gagal pada Pemilu 2019, namun tidak menyerah dan kembali berjuang hingga akhirnya berhasil lolos ke parlemen pada 2024,” kata Kohar, Kamis (18/9/2025).

“Ini adalah bukti kerja keras, bukan semata-mata karena hubungan keluarganya,” sambung dia.

Baca juga: Sekretaris Fraksi Gerindra Klaim Rahayu Saraswati Mundur Bukan untuk Mengisi Kursi Menpora

Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) adalah badan kepemimpinan pusat dari organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII), sebuah organisasi kepelajaran dan pengkaderan yang telah berdiri sejak 4 Mei 1947 di Yogyakarta. 

PII dikenal sebagai organisasi pelajar Islam tertua di Indonesia, dengan tujuan utama menciptakan kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan syariat Islam bagi seluruh rakyat Indonesia dan umat manusia.

Abdul Kohar Ruslan adalah Ketua Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) saat ini untuk periode 2023–2025.

Dia memimpin salah satu organisasi mahasiswa tertua dan paling berpengaruh di Indonesia.

Baca juga: Fraksi Gerindra DPR RI Nilai Tak Ada Kesalahan Fatal dalam Pernyataan Rahayu Saraswati di Podcast

Kohar diketahui berasal dari Kayuagung, Sumatera Selatan, dan telah menjadi kader aktif di PII selama bertahun-tahun. Sebelum menjadi Ketua, ia menjabat sebagai Kepala Urusan Luar Negeri dalam kepemimpinan PB PII periode 2021–2023.

Kohar pun terpilih sebagai Ketua PB PII pada Muktamar Nasional ke-32 yang diselenggarakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada bulan Mei 2023.

Lebih lanjut, Kohar menyebut rekam jejak dan perjuangan Saraswati selama ini dikenal publik sebagai figur yang sangat dekat dengan anak, perempuan, dan anak-anak muda. 

Kehadirannya di parlemen, menurut Kohar, telah menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tidak takut terjun ke dunia politik dengan niat baik dan komitmen tulus memperjuangkan kepentingan rakyat.

“Kita butuh lebih banyak anak muda di parlemen yang berani, bersih, dan berintegritas. Saraswati adalah contoh nyata bahwa politik bisa dijalani dengan penuh dedikasi dan perjuangan,” terangnya.

PB PII menilai langkah Saraswati mundur dari DPR RI merupakan keputusan yang tepat dan konsisten dengan integritas yang selama ini ia tunjukkan. 

Dia pun berharap, meski tak lagi di parlemen, Saraswati tetap membuka ruang lebih luas bagi generasi muda untuk tampil sebagai pemimpin masa depan bangsa.

 

Mundur Dari DPR RI

Politikus Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara, resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029.

Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu menyampaikan pengunduran dirinya melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Rabu (10/9/2025).

“Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Gerindra,” kata Sara.

Kolase foto Rahayu Saraswati.
Kolase foto Rahayu Saraswati. (Kolase Tribunnews/istimewa)

Meski mundur, Sara menyatakan masih berharap bisa menuntaskan satu agenda penting di parlemen, yaitu pembahasan sekaligus pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepariwisataan di Komisi VII DPR RI.

“Saya berharap masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan di Komisi VII,” ujarnya.

Sara menuturkan, keputusannya mundur tidak lepas dari kontroversi pernyataannya dalam sebuah podcast pada Februari 2025 lalu. 

Potongan video tersebut kembali viral pada Agustus 2025 dan menimbulkan gelombang kritik publik.

“Walaupun niat saya sebenarnya ingin mendorong entrepreneurship, terutama di zaman transformasi digital yang membuka peluang seluas-luasnya di dunia ekonomi kreatif, saya paham kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak, terutama yang masih berjuang untuk menghidupi keluarganya,” ucapnya.

Baca juga: Menilik Kondisi Ruang Kerja Rahayu Saraswati di Senayan Sehari Setelah Umumkan Mundur dari DPR RI

Ia menegaskan siap bertanggung jawab penuh atas ucapannya tersebut. 

“Kesalahan sepenuhnya ada di saya. Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya,” kata Sara.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para pemilih di Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu yang telah mempercayakan suara kepadanya pada Pemilu 2024.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan