Minggu, 28 September 2025

Pemkot Surabaya Gencarkan Wajib Belajar 13 Tahun lewat Prasekolah

Pemkot Surabaya perkuat komitmen wajib belajar 13 tahun dengan menambahkan PAUD sebagai bekal karakter dan kemandirian anak sejak dini.

Editor: Content Writer
Dok. Pemkot Surabaya
WAJIB BELAJAR 13 TAHUN - Ketua Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriyani, mengatakan bahwa prasekolah juga melatih anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih kompleks. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menegaskan komitmennya dalam memperkuat Gerakan Wajib Belajar 13 Tahun.

Kebijakan ini bukan sekadar menambah angka dalam sistem pendidikan, melainkan memasukkan satu tahun pendidikan anak usia dini (PAUD) sebelum mereka melangkah ke jenjang SD hingga SMA/SMK.

Program tersebut selaras dengan enam prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Keenam program tersebut meliputi penguatan pendidikan karakter, pemerataan kesempatan, peningkatan kualifikasi guru, penguatan literasi-numerasi serta sains teknologi, pemenuhan sarana-prasarana, hingga pembangunan bahasa dan sastra.

Ketua Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriyani, menegaskan tambahan satu tahun prasekolah sangat penting untuk mempersiapkan anak menghadapi dunia pendidikan formal.

"Pendidikan prasekolah itu penting sekali, karena perkembangan zaman sekarang itu luar biasa. Dulu wajib belajar 12 tahun, sekarang ditambah prasekolah,” ujar Bunda Rini, Senin (22/9/2025).

Menurutnya, PAUD atau TK bukan sekadar ruang bermain, melainkan wadah pembentukan mental, sosial, sekaligus kemandirian anak. Anak yang terbiasa bersekolah di PAUD cenderung lebih siap, tidak mudah menangis, dan tidak bergantung penuh pada orang tua saat pertama kali masuk SD.

“Kalau dia sudah sekolah prasekolah, ketika masuk SD, anak akan lebih berani. Malah ada yang bilang, ‘Mama, nggak usah diantar. Mama nggak usah masuk.’ Itu artinya mereka sudah terbiasa mandiri,” ungkapnya.

Prasekolah Sebagai Fondasi Pembentukan Karakter Sejak Dini

Lebih dari sekadar kemandirian, Bunda Rini menilai bahwa prasekolah juga melatih anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih kompleks. Interaksi dengan teman sebaya, komunikasi dengan guru, hingga pengalaman sederhana seperti menunggu giliran, menjadi bekal tak ternilai ketika anak memasuki bangku SD.

“Kalau anak tidak terbiasa berkumpul, bisa dipastikan ketika masuk SD dia akan minder, bahkan takut sekolah. Itu yang bahaya,” tegasnya.

Karena itu, Bunda Rini menekankan bahwa pembentukan karakter sejak dini harus dipandang sebagai fondasi. Anak yang terbiasa disiplin, sabar, dan berani tampil akan lebih siap menghadapi jenjang pendidikan lanjutan.

“Kadang-kadang orang tua berpikir sekolah prasekolah itu tidak penting. Padahal secara psikologis, itu tantangan besar buat anak,” imbuhnya.

Untuk memastikan semua anak mendapat kesempatan prasekolah, Pemkot Surabaya menggerakkan jejaring Bunda PAUD hingga tingkat kelurahan. Mereka turun langsung mendata anak usia 5-6 tahun yang belum masuk sekolah.

"Ada yang belum sekolah, ada yang tidak mau sekolah. Itu kami data, lalu kami lakukan pendekatan langsung, kami datangi satu-satu. Kalau tidak mau sekolah, kami ajak ngobrol, cari solusi,” jelas Bunda Rini.

Baca juga: Pemkot Surabaya Pecahkan Rekor MURI Lewat Penyuluhan TBC Terbanyak se-Indonesia

Hadirkan Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH)

Tak berhenti di situ, Pemkot Surabaya juga mendekati orang tua dengan sentuhan personal. Melalui program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), orang tua di-edukasi tentang pentingnya pendidikan usia dini.

“Tantangannya memang mindset orang tua. Ada yang menganggap PAUD cuma bermain dan bernyanyi. Padahal justru dari situ terbentuk rasa percaya diri anak,” tuturnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan