Pemkot Surabaya Gencarkan Wajib Belajar 13 Tahun lewat Prasekolah
Pemkot Surabaya perkuat komitmen wajib belajar 13 tahun dengan menambahkan PAUD sebagai bekal karakter dan kemandirian anak sejak dini.
Editor:
Content Writer
Oleh sebabnya, Bunda Rini kembali menegaskan bahwa prasekolah adalah bekal berharga sebelum anak melanjutkan pendidikan formal.
“Ayo kita ke PAUD, bentuk karakter anak sejak dini. Jadilah orang tua yang asyik dan hebat, agar anak-anak menjadi penerus yang mengangkat derajat orang tua,” pesannya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menambahkan bahwa keberhasilan program ini lahir dari kerja kolaboratif lintas perangkat daerah (PD).
"Alhamdulillah, sinerginya baik. Bunda PAUD (Rini Indriyani) sangat support, sehingga kami bisa fokus memberikan layanan di satuan pendidikan. Kalau ada anak yang mau sekolah tapi terkendala biaya, langsung dicarikan solusi,” kata Yusuf.
Yusuf menekankan bahwa meski tidak ada kewajiban formal masuk SD melalui TK, manfaat PAUD dirasakan nyata.
“Minimal anak bisa pakai baju sendiri, itu kan bentuk kemandirian. Jadi orang tua akan percaya menitipkan anaknya,” tambahnya.
Yusuf juga mengingatkan bahwa pendidikan tidak hanya soal kurikulum, tetapi juga bagaimana membangun suasana kelas yang menyenangkan.
“Jangan sampai orang tua sudah memasukkan anak, tapi di sekolah tidak menyenangkan. Itu PR kita,” imbuhnya.
Selain pembentukan karakter, Yusuf menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya juga mengintegrasikan literasi, numerasi, dan nilai agama ke dalam pembelajaran PAUD dengan metode yang menyenangkan.
"Harapannya sekolah itu aman, nyaman, dan menggembirakan. Jangan sampai anak putus sekolah karena tidak betah,” kata Yusuf.
Baca juga: Pemkot Surabaya Berlakukan Sekolah Online Bagi Siswa PAUD, SD dan SMP 1-4 September 2025, Imbas Demo
Dukung Implementasi Wajib Belajar 13 Tahun
Sementara itu, Dosen Pendidikan Guru (PG) PAUD Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Fatiha Khoirotunnisa Elfahmi, berpandangan bahwa Kota Surabaya termasuk daerah yang paling progresif dalam implementasi wajib belajar 13 tahun.
"Kalau dibanding kota-kota lain, Surabaya ini sangat gercep (gerak cepat). Advokasi dilakukan masif, gurunya juga disekolahkan sungguh-sungguh,” ujar Fatiha.
Menurut Fatiha, Pemkot Surabaya telah memberikan beasiswa S-1 bagi 195 guru PAUD melalui program rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Bahkan, di tahun ini ada tambahan 200 guru lagi yang tengah menempuh pendidikan perguruan tinggi.
"Dampaknya luar biasa. Banyak guru yang sebelumnya belum paham cara mengajarkan literasi-numerasi yang tepat, kini lebih terampil dan fun. Ini berpengaruh langsung pada kualitas pembelajaran,” jelasnya.
Fatiha menilai langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya ini menunjukkan bahwa Kota Pahlawan tidak hanya membangun dari sisi infrastruktur, tapi juga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kalau atensi ini terus dijaga, Surabaya akan melahirkan generasi yang unggul, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan,” tutupnya. (*)
Baca juga: Digitalisasi Aset Jadi Strategi Pemkot Surabaya Genjot PAD 2025
Ikrar Jogo Suroboyo, Ikhtiar Warga Kota Pahlawan Menolak Tindakan Anarkistis |
![]() |
---|
Pemkot Surabaya Berlakukan Sekolah Online Bagi Siswa PAUD, SD dan SMP 1-4 September 2025, Imbas Demo |
![]() |
---|
Digitalisasi Aset Jadi Strategi Pemkot Surabaya Genjot PAD 2025 |
![]() |
---|
Surabaya Kembali Raih Status Kota Layak Anak, Rekor Tujuh Kali Beruntun |
![]() |
---|
Gandeng BRIN, Pemkot Surabaya Siapkan Kebun Raya Mangrove Jadi Pusat Perpustakaan Bakau Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.