Misi Mulia Trainer Muda NTT Membantu UMKM Kampung Halamannya Go-Digital
Membawa misi mulia, Vane (30) akhirnya tersenyum bahagia bisa duduk di Aula Kantor Bupati Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penulis:
Matheus Elmerio Manalu
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Membawa misi mulia, Vane (30) akhirnya tersenyum bahagia bisa duduk di Aula Kantor Bupati Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perjalanan panjang tujuh jam dari Kabupaten Malaka ia tempuh bukan sekadar menghadiri pelatihan, melainkan misi membantu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di kampung halamannya untuk bisa Go-Digital.
Vane sehari-hari bertugas sebagai pelatih (trainer UMKM) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) di Kabupaten Malaka.
“Di daerah kami listrik sering padam. Kalau sudah lebih dari dua jam, jaringan ikut mati. Itu tantangan besar bagi UMKM untuk bisa go-digital,” ujar Vane saat bercerita mengenai tantangan UMKM di Malaka.
Malaka sendiri merupakan wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Belu pada 2013. Produk unggulannya adalah kain tenun tradisional yang dibuat dengan telaten oleh para ibu-ibu setempat. Tak heran, keterbatasan perangkat pintar dan rendahnya literasi digital membuat pendampingan UMKM tidak mudah.
“Kadang HP ada, tapi dipakai anaknya. Jadi kami harus sabar saat melatih,” tambahnya.
Melihat semangat Vane, Shopee Indonesia bekerja sama dengan Kementeria Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) melakukan program Training of Trainers (ToT) di Kabupaten Kupang, Rabu (17/09/2025).
Program ini dirancang bukan sekadar melatih, tetapi juga menyiapkan fasilitator lokal agar mampu mendampingi UMKM dengan cara yang dekat, sederhana, dan sesuai kearifan budaya.

Vane bercerita, sepulang dari Kupang, ia sudah menyiapkan rencana besar. Dirinya dan tim akan menyebarkan ilmu ke 120 desa di Malaka lewat pelatihan berjenjang.
“Kami akan melatih petugas desa per kecamatan supaya pendampingan bisa lebih merata,” ujarnya.
Cerita serupa datang dari Suri (30), peserta asal Kabupaten Rote Ndao. Demi hadir di pelatihan ini, ia menyeberangi laut selama dua jam. Produk UMKM di daerahnya pun beragam, mulai dari tenun, aksesoris, hingga makanan khas. Tantangan terbesar adalah usia para pelaku usaha yang rata-rata sudah lanjut.
“Mereka butuh kesabaran ekstra untuk belajar membuka akun, memotret produk, sampai menulis deskripsi. Pelatihan ini membantu saya menjelaskan dengan lebih mudah,” tutur Suri.
Meski baru empat bulan menjadi trainer, Suri berkomitmen agar tenun Rote bisa melampaui batas.
“Harapan saya, produk kami tidak hanya dikenal di nasional, tapi juga bisa menembus pasar internasional,” katanya penuh optimisme.

Bagi Shopee, kisah Vane dan Suri menunjukkan mengapa ToT ini penting guna memberi kesempatan yang sama bagi UMKM, baik di kota besar maupun pelosok desa.
Kali ini, pelatihan diikuti perwakilan dari lima kabupaten di NTT: Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka, dan Rote Ndao.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Lewat H-POP 2025, Peluang Ekspor Produk Halal Terbuka Lebar bagi UMKM Indonesia |
![]() |
---|
Bamsoet Apresiasi Nikah Massal & Bazar UMKM 2025 oleh Perkumpulan Bumi Alumni UNPAD |
![]() |
---|
Sukses Berkarya Sebelum 30: Rumavin Tumbuh Jadi UMKM Andalan Restoran Lewat Shopee |
![]() |
---|
Mau Ada Tax Amnesty Jilid III: Pelanggar Pajak Diampuni, yang Taat Tak Dapat Imbalan |
![]() |
---|
Dorong Digitalisasi, Pertamina Garap Platform e-Commerce untuk UMKM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.