Inovasi Produk Bebas Asap, Peluang Ekonomi Baru bagi UMKM Indonesia
Kini produk berbasis sains dan teknologi yang dikembangkan oleh PMI dan Sampoerna justru menciptakan peluang ekonomi baru.
TRIBUNNEWS.COM - Kemunculan sebuah inovasi terkadang disambung dengan skeptisisme. Namun, saat manfaatnya mulai terasa, inovasi tersebut dapat menjadi peluang ekonomi baru bagi banyak pihak. Itulah yang kini dirasakan betul oleh para pelaku bisnis hotel, kafe, dan UMKM berkat hadirnya inovasi produk bebas asap.
Awalnya, inovasi produk bebas asap dianggap sekadar alternatif bagi perokok dewasa. Namun kini produk berbasis sains dan teknologi yang dikembangkan oleh Philip Morris International (PMI), perusahaan induk PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), justru menciptakan peluang ekonomi baru.
Dengan mengedepankan kolaborasi lintas sektor, inovasi telah menciptakan dampak ekonomi, dari membuka lapangan kerja dan menghidupkan kembali ekosistem hospitality di berbagai kota Indonesia.
Dampak positif pada ekonomi ini diceritakan oleh Partnership & Community Advisor Maja Group Omar Karim Prawiranegara saat menjadi pembicara dalam konferensi internasional Technovation: Smoke-Free by PMI yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (8/10/2025).
Inisiatif ini berawal dari pengamatan sederhana terhadap perilaku pelanggan di Merindu Cafe, salah satu unit bisnis Maja Group di Bandung. Ia melihat banyak pengunjung, yang merupakan perokok dewasa, yang sudah mulai beralih ke IQOS, namun belum ada ruang yang nyaman bagi mereka yang mengharapkan area bebas asap.
Dari pengamatan kecil tersebut, lahir lah serangkaian kolaborasi yang berdampak terhadap ekonomi secara langsung, mulai dari area IQOS friendly, ruang meeting hotel bebas asap. hingga ikut meramaikan event-event yang digelar sejumlah komunitas di Bandung.
Omar menyampaikan bahwa konsep ini bukan hanya menciptakan kenyamanan, tapi juga nilai bisnis baru.
“Dampaknya nyata. Maintenance cost bisa turun karena area indoor lebih bersih, dan revenue di outlet ‘IQOS friendly’ meningkat sekitar 20 persen,” kata Omar.
Pendekatan ini mencerminkan bagaimana inovasi produk bebas asap dapat menghasilkan efek ganda ekonomi, dari peningkatan pendapatan bisnis hingga peluang kerja baru bagi sektor pendukung.
 
Dampak Produk Bebas Asap untuk UMKM dan Sektor Kreatif
Omar meyakini bahwa kolaborasi yang dilakukan oleh Maja Group di sejumlah unit bisnisnya dapat menjadi model pemberdayaan pelaku usaha lokal.
“Kalau mau mengubah perilaku pasar, harus mulai dari komunitas. Itu berarti melibatkan pelaku usaha kecil, kafe independen, desainer lokal, supaya mereka juga merasakan manfaat ekonominya,” tuturnya.
Kolaborasi-kolaborasi ini juga menjadi contoh bagaimana pelaku usaha besar dan pengusaha UMKM dapat tumbuh berdampingan secara inklusi karena sebuah inovasi.
“Ekonomi yang baik itu bukan yang besar sendirian, tapi yang tumbuh bareng. Maja bersama Sampoerna membuktikan keberhasil dalam menjadi jembatan agar pelaku usaha besar dan UMKM dapat saling berdampak satu sama lain,” ujar Omar.
Di tengah dorongan transformasi industri, pendekatan berbasis komunitas seperti yang dilakukan Maja Group menjadi bukti bahwa inovasi tidak harus datang dari pelaku usaha besar saja. Ketika inovasi berjalan berdampingan dengan partisipasi pengusaha UMKM, maka dampaknya akan terasa lebih luas dan berkelanjutan.
“Sekarang orang tidak cuma beli produk, mereka beli pengalaman, beli makna. Nah, itu peluang ekonomi baru buat banyak pelaku kecil yang bisa bikin sesuatu yang autentik dan relevan dengan konsumen,” ujarnya.
Bagi Omar, kunci perubahan bukan hanya teknologi, melainkan kesadaran kolektif bahwa dunia usaha memiliki tanggung jawab sosial untuk ikut menata ekosistem yang lebih baik.
“Sebagai pengusaha, kita semua punya peran. Baik Anda menjalankan kafe, hotel, atau ruang kreatif, Anda punya kekuatan untuk memilih kemajuan, yang berarti percaya pada sains, mendukung inovasi, dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi para konsumen kita,” tutup Omar.
Baca juga: Riset dan Inovasi, Kunci PMI Dorong Pengembangan Produk Bebas Asap
Semangat Kolaborasi Lintas Sektor di Indonesia
Semangat kolaborasi lintas sektor menjadi komitmen PMI bersama Sampoerna dalam menjalankan transformasi menuju masa depan bebas asap. Di Indonesia, PMI telah berinvestasi sebesar US$330 juta untuk pengembangan produk bebas asap.
Salah satunya untuk pembangunan fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat pada 2023, dengan produknya dipasarkan kembali ke 15 tujuan ekspor dan domestik.
Fasilitas yang dilengkapi dengan laboratorium pengujian dan analisis berstandar global di Karawang juga didukung oleh sekitar 200 tenaga ahli dalam negeri berkualifikasi tinggi.
Sampoerna juga menjalin kolaborasi dengan lebih dari 600 pengusaha UMKM di 20 kota di Indonesia. Selain memperkuat jaringan usaha lokal, kolaborasi ini juga telah menciptakan lebih dari 1.300 lapangan kerja baru.
Kemitraan ini turut melibatkan sekitar 180.000 anggota Sampoerna Retail Community (SRC) dalam ekosistem distribusi produk bebas asap. Kerja sama ini bertujuan untuk memperluas akses dan pemahaman konsumen pada produk bebas asap sebagai alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa di Indonesia.
Baca juga: PMI Dorong Pengembangan Produk Bebas Asap Lewat Inovasi dan Teknologi
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
 
		Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
| Pemerintah Dorong UMKM Indonesia Lebih Kompetitif di Pasar Internasional |   | 
|---|
| PMI Dorong Pengembangan Produk Bebas Asap Lewat Inovasi dan Teknologi |   | 
|---|
| Penjelasan Deputi Kemenko PM Soal Peritel Besar Mengancam Bisnis UMKM |   | 
|---|
| Thrifting Ilegal Ancaman Eksistensial bagi UMKM Lokal |   | 
|---|
| Lindungi UMKM, Pemerintah Diminta Batasi Izin Pembukaan Retail Besar di Pedesaan |   | 
|---|
 
							 
							 
			 
          
							 
			 
				
			 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.