Selasa, 30 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Jurus Prabowo Cegah Keracunan: Semua Dapur MBG akan Dibekali Alat Sterilisasi UV dan Test Kit

Prabowo menekankan, ke depan seluruh dapur MBG wajib dilengkapi peralatan khusus agar higienitas makanan terjamin.

Penulis: Igman Ibrahim
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
KERACUNAN MBG - Pelajar korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). Korban keracunan MBG terjadi di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas sejak Senin (22/9/2025) hingga Kamis (25/9/2025), mencapai lebih dari 1.200 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KIRNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan pemerintah akan membenahi standar keamanan dapur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) usai adanya kasus keracunan di sejumlah daerah. 

Hal itu disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan dalam agenda Akad Massal 26.000 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) FLPP dan serah terima kunci di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin (29/9/2025).

Baca juga: Prabowo Sebut Penerima MBG Sudah Hampir Capai 30 Juta Anak, Keracunan Hanya 0,000017 Persen

Prabowo menekankan, ke depan seluruh dapur MBG wajib dilengkapi peralatan khusus agar higienitas makanan terjamin.

“Bahwa kita ingin sama sekali tidak ada keracunan itu kita kerja keras sekarang. Semua dapur nanti harus dilengkapi alat-alat cuci ompreng yang benar-benar kuat dengan Ultraviolet atau dengan gas, atau dengan air yang sangat panas," ujar Prabowo.

Baca juga: Prabowo Sebut Penerima MBG Sudah Hampir Capai 30 Juta Anak, Keracunan Hanya 0,000017 Persen

Alat Sterilisasi UV (Ultraviolet) adalah perangkat yang menggunakan sinar ultraviolet, khususnya UV-C, untuk membunuh atau menonaktifkan mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur.

Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari upaya memastikan program MBG benar-benar memberi manfaat maksimal bagi anak-anak Indonesia. Ia menegaskan pemerintah tidak akan main-main dalam menjaga kualitas program.

"Kemudian juga filter untuk air harus ada, kemudian test kit sebelum dikirim makanan harus ada, ini segera kita benahi, semua dapur harus ada tukang masak terlatih,” jelasnya.

Test kit adalah perangkat atau alat yang dirancang untuk melakukan pengujian cepat dan praktis terhadap suatu kondisi atau zat tertentu, biasanya di bidang kesehatan, lingkungan, atau laboratorium.

Prabowo menambahkan, program MBG yang kini sudah menjangkau hampir 30 juta anak akan terus diperkuat, baik dari sisi jumlah penerima maupun kualitas penyelenggaraan.

"Alhamdulillah hari ini sudah hampir mencapai 30 juta penerima manfaat. Sudah kita beri pangan lebih satu miliar pangan, makanan tiap hari, Bukan tiap hari, seluruhnya sudah lebih 1 miliar makan," jelasnya.

Secara statistik, kara dia, jumlah kasus keracunan yang terjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan skala distribusi MBG di seluruh Indonesia.

"Ada kekurangan, ada keracunan ini kita benahi. Tapi dari segi statistik dibandingkan dengan yang sudah kita hasilkan ternyata penyimpangan, kekurangan.  Bukan penyimpangan sengaja, tapi katakanlah deviasi itu adalah ternyata 0,000017 persen. Cukup membanggakan apa yang kita hasilkan," pungkasnya.

Baca juga: Keluhan Guru di Jakarta Soal Program MBG: Tambah Beban Kerja dan Ambil Porsi Jam Belajar Siswa

Kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan nasional sepanjang tahun 2025. Berikut ini rangkumannya:

Jumlah Kasus dan Korban

  • Total insiden: 70 kasus keracunan makanan terkait MBG.
  • Korban terdampak: 5.914 orang di seluruh Indonesia.
  • Wilayah terdampak:

-Pulau Jawa: 41 kasus, 3.610 korban.

-Sumatera: 9 kasus, 1.307 korban.

-Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara: 20 kasus, 997 korban.

Penyebab Keracunan

Hasil uji laboratorium mengidentifikasi berbagai bakteri berbahaya:

  • Salmonella: ditemukan pada ayam, telur, dan sayur.
  • Bacillus cereus: pada mie.
  • E. coli: pada air, nasi, tahu, dan ayam.
  • Staphylococcus aureus: pada tempe dan bakso.
  • Coliform, Klebsiella, Proteus: dari air terkontaminasi.

Kasus Terbesar: Bandung Barat

  • Lokasi: Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat.
  • Korban: 1.315 hingga 1.333 siswa.
  • Status: sempat ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), lalu dicabut karena tidak ada kasus baru sejak 25 September.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan