Hacker Bjorka dan Kiprahnya
Dosen IT UNSRAT Ragukan WFT Bjorka Asli, Sebut Level Permainannya Kurang Canggih
Dosen IT Universitas Sam Ratulangi atau UNSRAT meragukan Wahyu Firmansyah Taha adalah Bjorka asli, dia masih level kecil
TRIBUNNEWS.COM - Kabar penangkapan terduga peretas atau hacker misterius bernama akun Bjorka alias Wahyu Firmansyah Taha (23), menggegerkan publik.
Sebab, Bjorka sudah lama menjadi bulan-bulanan aparat penegak hukum.
Bjorka adalah nama akun media sosial platform X, @bjorkanesiaaa, yang dipakai WFT untuk membobol jutaan data bank.
Ia ditangkap di Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, pada Selasa (23/09/2025) oleh tim gabungan Direktorat Kriminal Umum Polda Sulawesi Utara dan Tim Cyber Polda Metro Jaya (PMJ).
Minahasa adalah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, tepatnya di wilayah utara Pulau Sulawesi dan merupakan bagian dari Semenanjung Minahasa.
Penangkapan ini berdasarkan laporan polisi (LP) salah satu bank swasta dengan nomor LP/B/2541/IV/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA, tertanggal 17 April 2025.
Sosok kemunculan pemuda asal Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) ini pernah beberapa kali mengejutkan publik.
Ia terang-terangan memberikan peringatan kepada pemerintahan untuk menjaga data rahasia warga dan negaranya.
Sebab, data tersebut gampang dibobol pelaku skimming (pencurian data), termasuk dirinya yang berhasil mengakses data-data tersebut.
Skimming data adalah tindak kejahatan berupa pencurian informasi sensitif dari kartu debit atau kredit menggunakan perangkat khusus (skimmer) yang dipasang di mesin ATM atau EDC, atau melalui metode daring (e-skimming dan skimming web), untuk kemudian data tersebut disalahgunakan demi keuntungan pelaku, seperti menguras saldo rekening atau melakukan transaksi palsu.
Belakangan, Bjorka ini muncul kembali dan mengaku telah mencuri data bank ternama.
Baca juga: Apakah WFT Benar Hacker Bjorka yang Hebohkan Era Jokowi? Polisi: Mungkin, tapi Masih Satu Bukti
Keaslian Diragukan
Namun, Dosen IT Universitas Sam Ratulangi atau UNSRAT, Ir Yaulie Rindengan ST MSc MM, meragukan keasliannya.
Ia menyebut bahwa WFT alias Wahyu bukanlah Bjorka asli.
"Dua-duanya menggunakan IP, tapi Bjorka yang pertama bukan dari Indonesia. Waktu itu dilacak kan arah serangan dari kawasan Eropa Timur," kata Yaulie pada Minggu (5/10/2025) dilansir TribunManado.co.id.
Sebab, dilihat dari kemahirannya melakukan peretasan, WFT alias Wahyu masih memiliki tingkatan tingkat bawah atau kurang canggih.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.