Selasa, 28 Oktober 2025

Bahlil Sentil “Ternak Akun”: Sosmed Tak Layak Jadi Rujukan Pengajian

Bahlil diserang meme liar, kader Golkar gerak cepat lapor ke polisi. Sosmed tak layak jadi bahan pengajian, katanya!

Penulis: Fersianus Waku
Tribunnews.com/Fersianus Waku
BAHLIL DAN SOSMED - Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan pidato dalam pembukaan Muktamar IX Pengajian Al-Hidayah di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (20/10/2025). Ia mengingatkan agar isi media sosial tidak dijadikan bahan pengajian karena banyak diproduksi oleh akun robotik. 
Ringkasan Berita:
  • Bahlil: Sosmed penuh robot, jangan dijadikan bahan pengajian.
  • Meme nyerang pribadi, kader Golkar lapor ke Bareskrim dan Polda.
  • Kritik boleh, tapi jangan hina martabat lewat akun anonim.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengingatkan masyarakat agar tidak menjadikan isi media sosial alias sosmed sebagai bahan rujukan dalam kegiatan pengajian.

Peringatan itu disampaikan Bahlil dalam pembukaan Muktamar IX Pengajian Al-Hidayah di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Dalam sambutannya, Bahlil menyoroti maraknya konten digital yang tidak dapat diverifikasi kebenarannya, termasuk yang diproduksi oleh akun-akun anonim dan otomatis.

Ia menyebut fenomena ini sebagai “ternak akun”, yakni praktik penggunaan teknologi robotik untuk menyebarkan informasi yang belum tentu akurat.

“Pengajian ini penting daripada sosmed. Duduk, bicara mulai cerita isi sosmed yang kadang-kadang tidak jelas,” ujar Bahlil.

Ia menekankan bahwa informasi di media sosial tidak selalu dapat dipertanggungjawabkan, dan hanya pembuat konten serta Tuhan yang mengetahui kebenarannya.

“Ini sosmed ini bapak ibu semua, hanya yang tukang bikin sosmed dan Tuhan yang tahu kebenarannya,” katanya.

Bahlil juga mengaitkan peringatan tersebut dengan tema digitalisasi yang semakin kompleks.

Menurutnya, banyak konten di media sosial kini diproduksi secara industri menggunakan robot, sehingga publik perlu lebih waspada.

“Sosmed sekarang itu pakai robot. Jadi jangan percaya juga. Jangan percaya. Itu sudah pakai robot, sudah pakai industri,” tegas Bahlil.

Baca juga: Lita Gading Diserang Buzzer usai Kritik Ahmad Dhani-Mulan Jameela, Pengacara sang Musisi Buka Suara

Ia mengimbau agar masyarakat, khususnya peserta pengajian, tidak menjadikan isi media sosial sebagai bahan kajian keagamaan. Menurutnya, hal itu berisiko menyesatkan dan menciptakan bias informasi.

“Kalau kata Bendahara Umum Golkar itu namanya ternak akun via robot. Jadi jangan kita terkecoh bapak ibu semua. Jangan sampai isi sosmed yang tidak benar dijadikan sebagai bahan pengajian. Ini yang kita harus hindari,” ungkap Bahlil.

Acara muktamar tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh Partai Golkar, termasuk Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Umum Adies Kadir, dan Bendahara Umum Sari Yuliati.

Hadir pula pimpinan organisasi sayap Golkar seperti Ketua Umum Soksi Mukhamad Misbakhun, Ketua Umum Kosgoro 1957 Dave Laksono, dan Ketua Umum AMPG Said Aldi Al Idrus.

Dalam kesempatan yang sama, Hetifah Sjaifudian menyampaikan bahwa Muktamar IX Al-Hidayah bertujuan memperkuat konsolidasi organisasi di tingkat pusat dan daerah.

“Jadi kita mulai di internal DPP melakukan rapat-rapat, pleno maupun rapimnas hingga sekarang muktamar. Jadi penguatan organisasi,” ujarnya.

Akun Pembuat Meme Bahlil Diadukan ke Bareskrim dan Polda Metro

MEME BAHLIL LAHADALIA - Sejumlah kader dari DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) mendatangi Bareskrim Polri pada Senin (20/10/2025). Mereka datang untuk mengadukan sejumlah akun medsos yang membuat meme menyerang personal Bahlil Lahadalia. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti).
MEME BAHLIL LAHADALIA - Sejumlah kader dari DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) mendatangi Bareskrim Polri pada Senin (20/10/2025). Mereka datang untuk mengadukan sejumlah akun medsos yang membuat meme menyerang personal Bahlil Lahadalia. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Bersamaan dengan pernyataan Bahlil, pada hari yang sama, sejumlah kader dari DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), sayap organisasi Partai Golkar, membuat aduan ke Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri di Jakarta. Mereka mengadukan sejumlah akun media sosial yang dinilai menyerang secara personal Bahlil Lahadalia melalui konten meme.

“Kami ke sini tujuannya itu untuk melaporkan ada beberapa media yang mana di situ mensertakan nama ketua umum kami, dalam hal ini Menteri ESDM, Bapak Bahlil Lahadalia,” kata Wakil Ketua Umum DPP AMPI, Steven Izaac Risakotta.

Pengaduan masyarakat (dumas) tersebut ditujukan kepada sekitar 30 akun, termasuk @kementerianbakuhantam dan @kementerian_kurangajar. Meski belum ditingkatkan menjadi laporan resmi, AMPI menyatakan akan tetap berkoordinasi dengan Bahlil selaku pembina organisasi.

“Kami selaku kader merasa terpanggil. Konten-konten itu tidak bisa kami toleransi,” ujar Steven.

Baca juga: Surya Darmadi Disebut Datang ke Palma Tower Tanpa Diborgol Sebulan Sekali, Bos Sawit Membantah

Ketua Bidang Kaderisasi DPP AMPI, Elyas M. Situmorang, menegaskan bahwa Bahlil tidak mempermasalahkan kritik terhadap kebijakan, namun menolak serangan terhadap aspek personal.

“Silakan mengkritisi kebijakan, bukan menyerang subjektivitas personal Ketua Umum Partai Golkar,” tegas Elyas.

Sebelumnya, aduan serupa juga disampaikan oleh PP Angkatan Muda Pemuda Golkar (AMPG) ke Polda Metro Jaya. Waketum AMPG, Sedek Bahta, menyebut laporan itu sebagai respons atas serangan terstruktur dan masif terhadap martabat Bahlil.

“Kami melaporkan beberapa akun media sosial yang menyerang pribadi, marwah, dan martabat Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia,” kata Sedek.

AMPG telah menyerahkan bukti berupa tangkapan layar dan identitas akun kepada penyidik Direktorat Reserse Siber. Beberapa akun telah menurunkan kontennya setelah menerima somasi, namun masih ada yang belum kooperatif.

Konten yang dilaporkan mencakup meme dengan narasi seperti “wudhu pakai bensin” dan “melempar jumrah dengan batu bara”, yang dinilai bukan sebagai kritik kebijakan melainkan penghinaan personal.

Sedek menegaskan bahwa laporan ini tidak bertujuan membungkam kritik, melainkan menindak konten yang melanggar hukum.

“Kami sudah melakukan somasi. Beberapa akun kooperatif, tapi masih ada yang belum menarik unggahannya,” ujarnya.

Laporan tersebut mengacu pada Pasal 27 dan 28 UU ITE serta Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik dan penghinaan. AMPG menyatakan akan melengkapi bukti tambahan dalam waktu dekat.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved