Proyek Kereta Cepat
Ada Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, KPK Bisa Periksa Jokowi? Mahfud: Tidak Harus, Bisa Menterinya Dulu
Eks Menko Polhukam, Mahfud MD bicara bisa tidaknya Jokowi diperiksa terkait dugaan mark up dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
"Kita harus mencari dulu di level middle-nya, kalau di middle dapat, maka di bawah di bagian lowernya sebagai eksekutor, dia kemudian akan berbicara karena ada kasus," ungkapnya.
Yudi pun menyarankan KPK harus segera bergerak mengusut kasus Whoosh. Karena menurut instingnya sebagai penyidik KPK, ia yakin ada indikasi korupsi di kasus tersebut.
Baca juga: Utang Whoosh Menggunung, AHY Peras Otak Siapkan Dua Cara Melunasinya, Apa Saja?
Klaim Jokowi soal Proyek Kereta Cepat Whoosh
Analis kebijakan publik, Agus Pambagio mengungkap, Presiden ke-7 RI, Jokowi pernah mengumbar janji proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCBJ) tidak akan rugi.
Selain itu, menurut Agus, Jokowi juga menyebut proyek tersebut baik untuk bangsa dan negara.
Janji itu disampaikan Jokowi kala Agus bertemu Presiden RI ke-7 tersebut di Istana Bogor pada 2019 silam.
Dalam pertemuan ini, Agus sendiri sudah menyatakan penolakan terhadap proyek kereta yang diberi nama Whoosh itu karena sudah dianggap tidak layak diteruskan.
"Pak Presiden waktu itu memberikan penjelasan bahwa ini tidak akan rugi, ini pasti baik buat bangsa ini karena berteknologi tinggi, dan seterusnya," papar Agus, dikutip dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube Forum Keadilan, Jumat (17/10/2025).
Selanjutnya, Agus Pambagio juga mengungkap ekspresi Jokowi saat diberitahu proyek kereta cepat ini tidak feasible (layak, bisa dilakukan, dan berpeluang berhasil, red).
Saat itu, Jokowi hanya senyum dan tetap yakin bahwa proyek tersebut tidak akan merugi.
Baca juga: Kritik Pemerhati Transportasi Buntut Gegeran Whoosh: Jangan Hanya Kejar Titik Impas Keuangan
"Tipikal Pak Jokowi, senyum gitu. Nggak ada yang aneh-aneh, 'bisa kok ini', gitu. Pokoknya, jalan," ujarnya.
Agus mengaku, saat akan bertanya lagi kepada Jokowi setelah menyampaikan penolakan proyek KCJB ini, dirinya justru dikode oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) untuk tidak bertanya.
"Saya kan mau tanya lagi, saya dicolek, diinjak sama Pak Wantimpres. Ya sudah saya diam. Yang teman-teman yang lain juga banyak mungkin mau tanya," ungkapnya.
Kemudian Agus juga mengungkap Jokowi mengaku, itu adalah idenya sendiri untuk menggandeng China/Tiongkok dalam proyek Whoosh, padahal sebelumnya sudah ada feasibility study bersama Jepang.
Feasibility study adalah metode analisis yang bertujuan untuk mengevaluasi peluang keberhasilan suatu proyek.
Menurut Agus, Jokowi kemungkinan memilih China karena merasa lebih nyaman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.