150 Delegasi dari Berbagai Negara Sepakat Memperkuat Ekosistem Pendidikan Entrepreneurship
Ajang Global Entrepreneurship Education Meeting (GEEM) 2025 yang berlangsung di Tangerang, Banten.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ajang Global Entrepreneurship Education Meeting (GEEM) 2025 yang berlangsung di Tangerang, Banten, pada 21–25 Oktober bukan hanya menjadi ajang bertukar ide, melainkan juga membuahkan hasil nyata.
Dari berbagai sesi dialog lahir tiga proyek kolaborasi lintas negara yang akan memperkuat ekosistem pendidikan kewirausahaan global.
Ketiga proyek itu adalah riset bersama enam negara, program pelatihan untuk para trainers di tiga negara, dan pengembangan kota Solok sebagai learning city.
“Kami semua merasa senang karena GEEM 2025 bukan hanya menjadi ajang ngobrol-ngobrol, tetapi melahirkan beberapa kesepakatan konkret untuk bekerjasama secara lintas negara,” kata Dessy Aliandrina, CEO dan pendiri Sociopreneur Indonesia yang menjadi penyelenggara GEEM 2025 pada Minggu (26/10/2025).
GEEM adalah ajang tahunan tempat bertemunya para akademisi, fasilitator pendidikan, pejabat pemerintah, pelaku bisnis, peneliti, hingga perwakilan dari UNESCO dan jejaring Entrepreneurship Education Network (EE-Net).
GEEM 2025 dihadiri oleh 150 delegasi dari berbagai negara seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, Pakistan, Sri Lanka, Singapura, China, Hong Kong, India, Maroko, Inggris, Selandia Baru, Swedia, Australia, Jepang, Thailand, Wales, Belanda, dan Jerman.
Lembaga-lembaga ternama seperti UNESCO, Malaysia Financial Planning Council, Universiti Tenaga Nasional, Cardiff University, Zhejiang University, dan Esca Ecole de Management turut hadir dan berbagi pengalaman.
Dari Indonesia, partisipasi datang dari Universitas Multimedia Nusantara, BINUS University, Universitas Nasional Karangturi, Bulir Padi Foundation, hingga para pemenang Beasiswa Pelatihan Guru Terbaik (BPG), Asia Social Impact Challenge dan I-S/HE Challenge.
Pemerintah Kota Solok juga ikut serta, menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan dunia pendidikan melalui penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Sociopreneur Indonesia.
Mereka hadir dengan semangat kolaborasi untuk memperkuat pendidikan entrepreneurship dan inovasi sosial di tingkat global yang secara simbolik disampaikan melalui penandatanganan LOI (Letter of Intent) lintas negara, lintas organisasi dan individu.
Lebih jauh Dessy menjelaskan bahwa GEEM 2005 melahirkan tiga kolaborasi konkret lintas negara. Yang pertama adalah Riset Bersama Enam Negara, yang akan mempertemukan akademisi dan praktisi dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Sri Lanka, dan Pakistan untuk menyusun ulang kerangka pendidikan entrepreneurship agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
Yang kedua adalah Program “Train for Trainers” Tiga Negara, melibatkan Pakistan, Sri Lanka, dan Indonesia. Program ini berfokus pada pelatihan intensif bagi para pendidik agar mampu mencetak pelatih-pelatih baru di bidang pendidikan entrepreneurship.
Yang ketiga adalah program Pengembangan Kota Solok sebagai “Learning City”. Ini adalah proyek bersama yang melibatkan Saverglobal (Australia), Sociopreneur Indonesia, dan Teach a Man to Fish (UK) untuk menjadikan Kota Solok sebagai kota pembelajaran yang menumbuhkan literasi budaya dan finansial melalui pendidikan entrepreneurship.
"Lebih dari sekadar menjalin kemitraan, GEEM 2025 hadir dengan misi fundamental untuk me-reframing konsep entrepreneurship, yang pada gilirannya akan mengubah konsep pendidikan entrepreneurship. Acara ini menantang narrow view yang memandang entrepreneurship sekadar sebagai bisnis dan profit, dan mengadvokasinya sebagai life skill dan essential skill yang wajib dimiliki setiap individu untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan," tutur Dessy.
Menurut Dessy, dalam kerangka baru ini, entrepreneurship tidak lagi mengikuti pola lama “take, make, waste”, tetapi beralih ke cara berpikir “create, care, regenerate” yang menempatkan entrepreneurship sebagai sarana untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.
| Pakistan dan Afghanistan Sepakat Gencatan Senjata usai Negosiasi di Qatar |
|
|---|
| Delegasi Pakistan dan Afghanistan Tiba di Qatar untuk Gelar Negosiasi Damai |
|
|---|
| Nilai 'Balasan' Sudah Cukup, PM Pakistan Siap Berdialog dengan Taliban: Kami Ingin Perang Selesai |
|
|---|
| Baku Tembak Mematikan Pakistan vs Taliban, Trump Siap Jadi Penengah |
|
|---|
| Konflik Pakistan vs Taliban: Serangan Udara dan Baku Tembak di Perbatasan Tewaskan Puluhan Orang |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.