Kamis, 30 Oktober 2025

150 Delegasi dari Berbagai Negara Sepakat Memperkuat Ekosistem Pendidikan Entrepreneurship

Ajang Global Entrepreneurship Education Meeting (GEEM) 2025 yang berlangsung di Tangerang, Banten.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
Istimewa
Global Entrepreneurship Education Meeting (GEEM) 2025 yang berlangsung di Tangerang, Banten, pada 21–24 Oktober bukan hanya menjadi ajang bertukar ide, melainkan juga membuahkan hasil nyata. 

Misi ini lahir sebagai respons terhadap kondisi nyata di lapangan. Dunia pendidikan masih terkotak dalam disciplinal silo, sehingga pendidikan entrepreneurship dianggap milik fakultas bisnis atau manajemen semata. 

Sementara di industri, masih ada kekhawatiran bahwa memberi pelatihan entrepreneurship akan mendorong karyawan untuk keluar dan membangun usaha sendiri.

Berbeda dari forum-forum konvensional yang berhenti di tataran wacana, GEEM menekankan kolaborasi lintas sektor, disiplin, dan negara.

Tujuannya jelas, yakni mentransformasi konsep abstrak menjadi aksi nyata dan solusi yang langsung bisa dijalankan setelah acara berakhir. 

Rangkaian acara ini ditutup dengan konsolidasi internal antara UNESCO dengan UNESCO Entrepreneurship Education Network (EE-Net) National Chapters (Indonesia, Cina, Malaysia, Singapore, Thailand, Filipina, Pakistan dan Sri Lanka), dan UNESCO Inruled untuk memperkuat komitmen bersama dalam mencapai SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pendidikan entrepreneurship.

Guru, Ujung Tombak Perubahan

Di tengah dunia pendidikan yang terus berubah, GEEM 2025 mengingatkan hal yang mendasar yakni peran guru sebagai penggerak perubahan yang siap menghadapi dunia yang makin rumit.

Melalui kerja sama dengan berbagai lembaga, GEEM 2025 memperkenalkan cara baru dalam melatih guru. 

Pelatihannya tidak berhenti pada teori mengajar, melainkan membekali mereka dengan kemampuan yang relevan untuk hidup masa kini, mulai dari literasi finansial dan digital, hingga pemahaman tentang keamanan siber.

“Guru adalah kelompok yang sangat rentan terhadap penipuan finansial,” kata Dessy. Karena itu, GEEM bekerja sama dengan lembaga keuangan global seperti Saver Global untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan pribadi para guru.

Program Teacher Training yang diperkenalkan dalam forum ini juga berbeda.

Selama enam bulan, peserta menerima beasiswa intensif berbasis tiga pilar utama: pendidikan entrepreneurship, literasi finansial, dan literasi digital. 

Tujuannya sederhana namun penting, yaitu membentuk guru yang tidak hanya piawai mengajar, tetapi juga tangguh dan cerdas dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

“Kami ingin guru bisa menambah penghasilan tanpa harus meninggalkan profesi mulianya,” ujar Dessy lagi. Esensinya bukan menjadikan guru pebisnis, melainkan menumbuhkan entrepreneurial mindset, yakni cara berpikir kreatif dan mandiri yang memperkaya profesionalisme mereka, baik dalam mengelola kelas maupun kehidupan pribadi.

Hasilnya mulai terlihat. Di GEEM 2025, sejumlah penerima Beasiswa Pelatihan Guru Terbaik (BPG) 2025 tampil dengan semangat baru. Mereka hadir bukan hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai pemimpin pembelajaran.

“Mereka yang mampu membawa nilai, inovasi, dan keberanian beradaptasi ke dalam kelas.”

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved