Rabu, 29 Oktober 2025

Proyek Kereta Cepat

Penyelidikan Dugaan Korupsi Whoosh Ternyata Sudah Dilakukan KPK sebelum Diungkap oleh Mahfud MD

KPK mengungkap fakta baru soal Whoosh di mana ternyata sudah menyelidiki kasus dugaan korupsi sebelum diungkap oleh Mahfud MD.

Dok. KCIC
DUGAAN KORUPSI WHOOSH - KPK mengungkap fakta baru soal Whoosh di mana ternyata sudah menyelidiki kasus dugaan korupsi sebelum diungkap oleh mantan Menkopolhukam, Mahfud MD. KPK ternyata sudah melakukan penyelidikan sejak awal 2025 atau 10 bulan sebelum diungkap oleh Mahfud dalam siniar atau podcast di kanal YouTube miliknya. Mahfud menduga ada mark up terkait biaya operasional untuk tiap kilometer dari Whoosh. 

"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta USD. Tapi hitungan dari China sendiri, 17-18 juta USD. Ini siapa yang menaikan?" katanya.

Sebagai informasi, skema pembiayaan proyek Whoosh adalah mayoritas berasal dari utang ke China Development Bank (CDB) dengan bunga setiap tahunnya yang harus dibayarkan sebesar 2 persen.

Adapun total investasi pembangunan Whoosh sebesar 7,27 miliar dolar AS atau Rp120,38 triliun.

Mahfud Siap Dipanggil KPK, tapi Ogah Buat Laporan

Setelah pernyataannya itu, Mahfud menegaskan siap untuk diperiksa KPK terkait dugaan mark up Whoosh.

Namun, dia menolak untuk membuat laporan ke KPK soal perkara ini.

"Kalau dipanggil, saya akan datang. Kalau saya disuruh lapor, ngapain, buang-buang waktu juga," kata Mahfud di Yogyakarta, DIY, Minggu (26/10/2025).

Menurutnya, KPK tidak berhak untuk mendorong seseorang membuat laporan. 

Ditambah, Mahfud menilai komisi anti rasuah telah mengetahui dugaan kasus mark up tersebut.

Mantan Ketua MK itu mengatakan apa yang dibicarakan di dalam kanal YouTube miliknya itu hanya meneruskan yang sudah ramai di publik.

Mahfud justru mendorong agar memanggil pihak-pihak yang sempat menyebut adanya dugaan mark up Whoosh sebelum dirinya.

"Yang saya laporkan (di YouTube) itu KPK udah tahu, karena sebelumnya saya ngomong udah ramai duluan kan."

"Saya cuma ngomong karena udah ramai aja. Mestinya KPK manggil orang yang ngomong sebelumnya (soal dugaan mark up Whoosh), itu kan banyak banget dan punya data, dan pelaku (kebijakan Whoosh)," tuturnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Ilham Rian Pratama)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved