Hari Sumpah Pemuda
20 Puisi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025 Karya Chairil Anwar, Taufiq Ismail, hingga Widji Thukul
Berikut ini kumpulan 20 puisi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025 yang bisa kamu bagikan ke media sosial.
Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara‐gara pewarisan nilai, sangat dipaksa‐tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami‐kami
Sejak lahir sampai dewasa ini
Jadi sangat tepergantung pada budaya
Meminjam uang ke mancanegara
Sudah satu keturunan jangka waktunya
Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula
Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni
Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi
Kalian paksa‐tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah diri pada bangsa‐bangsa dunia
Kita gadaikan sikap bersahaja kita
Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka
Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita
Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama
Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara multi‐kolonialis dengan elegansi ekonomi
Dan ramai‐ramailah mereka pesta kenduri
Sambil kepala kita dimakan begini
Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka mengerkah kepala kita bersama‐sama
Menggigit dan mengunyah teratur berirama
Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram kuku negara multi‐kolonialis ini
Bagai ikan kekurangan air dan zat asam
Beratus juta kita menggelepar menggelinjang
Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng ke mancanegara
Dari membuat peniti dua senti
Sampai membangun kilang gas bumi
Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi
Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri
Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa
Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini
8. Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya karya Taufiq Ismail
Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan datam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka
Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, Bu
Biarlah sepuluh ikat juga
Memang sudah rezeki mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
"Hidup tukang rambutan!" Hidup tukang rambutani
Dan menyoraki saya. Betul Bu, menyoraki saya
Dan ada yang turun dari truk, Bu
Mengejar dan menyalami saya
Hidup Pak Rambutan sorak mereka
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
"Hidup Pak Rambutan!" sorak mereka
Terima kasih, Rak, terima kasih!
Bapak setuju karni, bukan?
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
Doakan perjuangan kami, Pak
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
"Hidup Pak Rambutan! Hidup rakyat!"
Saya tersedu, Bu. Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.
9. Dengan Puisi, Aku karya Taufiq Ismail
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Napas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.
10. Malam Rindu karya Joko Pinurbo
Malam Minggu. Hatiku ketar-ketir.
Ku tak tahu apakah demokrasi dapat mengantarku
ke pelukanmu dengan cara seksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Sebelum Ahad tiba, anarki bisa saja muncul
dari sebutir dengki atau sebongkah trauma,
mengusik undang-undang dasar cinta, merongrong
pencarindu di bibirku, dan aku gagal
mengobarkan Sumpah pemuda di bibirmu.
11. Biarkanlah Jiwamu Berlibur Hei Penyair karya Wiji Thukul
...
Indonesia! satu tanah airku, satu bangsaku, satu bahasaku
Pulau kita di ujung sana
Dan pulau kita di ujung sana adalah kepulauan kita
Bukan lumbung padi jepang, china, atau amerika
Hari Sumpah Pemuda
| 28 Oktober 2025, Hari Sumpah Pemuda! Warga Diimbau Kibarkan Merah Putih |
|---|
| Isi Teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928, Dibacakan saat Upacara Hari Sumpah Pemuda Besok |
|---|
| 50 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda ke-97 2025, Lengkap dengan Cara Mudah Unggah di Media Sosial |
|---|
| 20 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda ke-97 2025, Lengkap dengan Cara Mudah Unggah di Media Sosial |
|---|
| Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025 Apakah Libur? Ini Menurut SKB 3 Menteri |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.