Sabtu, 1 November 2025

Hari Sumpah Pemuda

20 Puisi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025 Karya Chairil Anwar, Taufiq Ismail, hingga Widji Thukul

Berikut ini kumpulan 20 puisi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025 yang bisa kamu bagikan ke media sosial.

|
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
HARI SUMPAH PEMUDA - Petugas membersihkan pajangan diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Rabu (27/10/2021). Berikut ini kumpulan 20 puisi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025 yang bisa kamu bagikan ke media sosial. 

TRIBUNNEWS.com - Berikut ini kumpulan 20 puisi Hari Sumpah Pemuda.

Hari Sumpah Pemuda tahun ini jatuh pada Selasa, 28 Oktober 2025, besok.

Tema Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025 adalah "Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu".

Peringatan Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi ikrar para pemuda nusantara yang bersatu dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.

Hari Sumpah Pemuda ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 16 Desember 1959.

Untuk merayakannya sekaligus menghargai perjuangan pemuda di masa lalu, kita bisa mengirim puisi kepada teman atau untuk status media sosial.

Dirangkum Tribunnews.com, berikut ini 20 kumpulan puisi Hari Sumpah Pemuda:

Baca juga: 40 Poster Hari Sumpah Pemuda 2025, Bisa Edit dan Download Gratis

1. Prajurit Jaga Malam karya Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu? 
Pemuda-pemuda yang lincah tua-tua keras, 
Bermata tajam 
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya 
Kepastian 

Ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini 
Aku suka pada mereka yang berani hidup 
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam 
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu…. 
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

2. Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini karya Taufiq Ismail

Tidak ada pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur

Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
"Duli Tuanku?"

Tidak ada lagi pilihan lain

Kita harus berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh

Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus

3. Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved