Jumat, 31 Oktober 2025

Seputar Polri

SPN Polda Gorontalo Tumbuhkan Rasa Empati Calon Polisi Lewat Program 'Hidup Bersama Warga'

Menjadi seorang polisi bukan hanya fisik yang perlu ditempa, namun hati juga harus dibentuk agar memiliki empati tinggi khususnya untuk masyarakat. 

Editor: Content Writer
Dok. Tribrata News Gorontalo
KARAKTER CALON POLISI - Sebuah terobosan dalam pendidikan karakter calon anggota Polri digulirkan oleh Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Gorontalo. Melalui program kepedulian sosial (live in) bertajuk “Hidup Bersama Warga”, puluhan siswa Bintara Polri diterjunkan langsung untuk tinggal dan bekerja bersama keluarga prasejahtera selama dua hari, mulai Jumat (10/10/2025) hingga Minggu (12/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Menjadi seorang polisi bukan hanya fisik yang perlu ditempa, namun hati juga harus dibentuk agar memiliki empati tinggi khususnya untuk masyarakat. 

Itulah yang dilakukan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Gorontalo melalui terobosan mereka dalam membentuk karakter calon anggota Polri dengan program kepedulian sosial bertajuk 'Hidup Bersama Warga'. 

Dalam kegiatan yang berlangsung pada 10–12 Oktober 2025 ini, para siswa Bintara Polri diterjunkan untuk tinggal bersama keluarga prasejahtera selama dua hari.

Program live in ini bertujuan menanamkan empati, kepekaan sosial, dan jiwa melayani. Para siswa tidak diperbolehkan membawa atribut atau fasilitas kedinasan, melainkan benar-benar hidup layaknya warga biasa.

Mereka tinggal, makan, dan bekerja bersama keluarga yang menjadi 'orang tua asuh' selama kegiatan berlangsung.

Menurut salah satu pendidik utama SPN Polda Gorontalo, Kombes Pol Agus Widodo, S.I.K., M.H., program ini lebih dari sekadar pelatihan teknis kepolisian. 

“Tujuan utama kita bukan sekadar latihan fungsi teknis kepolisian. Itu penting, tapi jauh lebih penting adalah membentuk hati dan karakter mereka,” ujar Kombes Pol Agus Widodo.

Kombes Pol Agus Widodo juga menekankan calon anggota Polri juga harus merasakan bagaimana sulitnya seorang petani dalam mengurus kebun atau lahan pertaniannya. 

“Mereka harus merasakan langsung bagaimana sulitnya seorang petani bekerja di kebun, bagaimana seorang nelayan berjuang di laut, bagaimana seorang pedagang sayur dipasar berjuang mencari rezeki. dengan begitu, mereka akan lebih menghargai masyarakat yang kelak akan mereka layani,” tambahnya. 

Salah seorang siswa, yang ditempatkan di keluarga petani di wilayah Kabupaten Gorontalo, mengaku mendapatkan pelajaran hidup yang tak ternilai.

“Di sini saya baru benar-benar paham arti kerja keras dan rasa syukur. Biasanya kami makan selalu tersedia, di sini kami harus ikut ke kebun dari pagi hingga sore untuk bisa makan. Ini membuka mata saya,” tuturnya.

Baca juga: Ipda Damara Buktikan Bahwa Keterbatasan Tak Halangi Pengabdian pada Negeri

Kombes Agus menegaskan, program ini merupakan bentuk nyata dari arahan Kapolri untuk membentuk sosok Polisi Presisi yang dicintai rakyat. Ia menilai, arogansi aparat sering muncul karena adanya jarak dengan masyarakat. 

Program live in ini mendapat sambutan positif dari warga yang merasa dihargai dan bangga bisa menjadi bagian dari proses pembelajaran calon Bhayangkara.

SPN Polda Gorontalo berharap, kegiatan semacam ini bisa menjadi model pendidikan karakter berkelanjutan untuk mencetak personel Polri yang profesional, berintegritas, dan benar-benar menjadi pelindung rakyat.

Baca juga: Iptu Jodie Kairupan, Polisi Humanis dan Berintegritas yang Harumkan Nama Polres Tomohon

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved