Jumat, 31 Oktober 2025

BNPT Ungkap Jaringan Terorisme Targetkan Perempuan hingga Remaja, Beberkan Ciri-Ciri Kelompok

Data yang dikumpulkan melalui I-Khub Outlook BNPT tahun 2023 yang menyebut adanya pergeseran yang awalnya wanita sebagai korban menjadi pelaku

Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
SOSIALISASI ANTITERORISME - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar seminar sosialisasi antiterorisme bertemakan "kebangsaan, terorisme dan perdamaian" yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda di SMA Tarakanita 1, Jakarta Selatan pada Selasa (28/10/2025). Dalam hal ini, BNPT mengajak para guru dan siswa untuk dapat mendeteksi dini dan menangkal paham radikalisme hingga terorisme. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membeberkan jaringan terorisme menargetkan semua kalangan khususnya perempuan, remaja dan anak karena lebih rentan terpapar.

Hal ini diungkapkan staf Humas BNPT, Andini Putri Arijanto saat menggelar seminar sosialisasi antiterorisme bertemakan "kebangsaan, terorisme dan perdamaian" yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda di SMA Tarakanita 1, Jakarta Selatan pada Selasa (28/10/2025).

Temuan itu berdasarkan data yang dikumpulkan melalui I-Khub Outlook BNPT tahun 2023 yang menyebut adanya pergeseran yang awalnya wanita sebagai korban menjadi pelaku.

"Kenapa perempuan? karena dia ada sisi feminim dikenal dengan sosok yang sabar, penyayang, perasa, makannya rasanya mudah dihasut oleh kelompok teror ini, kemudian perempuan tak mudah dicurigai untuk melakukan tindak kejahatan," ucapnya," kata Andini dalam sambutannya.

Selanjutnya, kelompok rentan yang gampang terpapar paham radikalisme hingga terorisme yakni anak-anak.

"Anak anak ini korban, mereka belum punya banyak pilihan, bisa jadi terpapar dari orang tua, keluarga atau satuan pendidikan," tuturnya.

Selanjutnya, kelompok remaja juga menjadi kelompok yang rentan terpapar. Hal ini karena masa remaja adalah masanya pencarian jati diri, rasa ingin tahunya besar, hingga emosional yang tidak stabil.

Baca juga: Kuasa Hukum Soroti Ammar Zoni Dirantai Seperti Teroris Hanya Gara-Gara 1 Linting Ganja

Apalagi kelompok remaja sangat aktif bermedia sosial yang membuat para jaringan teror ini lebih leluasa menyebarkan paham-paham intoleransi.

"Terpapar dari medsos, orangtua, karena remaja memiliki emosi yang belum stabil, fase itu lah yang dimanfaatkan oleh kelompok teror," ungkapnya.

Ciri-Ciri Kelompok Penganut Paham Radikal-Terorisme

Andini pun membeberkan temuan BNPT soal ciri-ciri kelompok radikalisme dan terorisme yang paling mudah dikenali. 

Adapun ciri-cirinya yakni Anti pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Pelaku teror disebut tidak suka adanya persatuan dan lebih memilih membuat perpecahan dan konflik.

"Kedua, yang berbeda pandangan dianggap salah. Kalau kamu beda, berarti kamu dianggap penghianat," ujarny.

Kemudian yang ketiga, kata Andini, menjauhi kebenaran agama, karena tidak ada ajaran agama yang mengajarkan terorisme.

"Mendirikan negara islam sesuai versi mereka. Jadi sebenarnya terorisme ini sekali lagi tidak ada kaitannya dengan agama apapun, tapi mereka ini biasanya nempel dengan kelompok mayoritas di semua negara. Nah kebetulan di Indonesia, mayoritasnya kelompok muslim, jadi kelompok ini menunggangi narasi-narasi agama untuk masuk dan membuat orang indonesia ini terpapar," ucapnya.

Selanjutnya, para kelompok radikalisme dan terorisme biasanya bergerak tertutup dengan tujuan utamanya memecah belah persatuan NKRI.

"Kemudian terorganisir, terstruktur dan masif. Artinya dia ini teratur, dia punya jaringan untuk perekrutan, pendanaan dan operasi. Dan kejahatan ini sifatnya lintas batas atau lintas negara, kayak narkoba, perdagangan manusia dan lain-lain, tapi kelompok teroris ini menyerangnya pikiran atau ideologi," ucapnya.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved