Jumat, 31 Oktober 2025

Jeritan Guru Swasta Asal Wonosobo Jawa Tengah: 22 Tahun Mengabdi Tak Pernah Cicip Gaji 3 Juta  

Sofan Nurhasan, dan Irfangi adalah dua dari banyaknya guru asal Wonosobo, Jawa Tengah yang ikut berpartisipasi.

Tribunnews/Jeprima
DEMO GURU SWASTA - Ribuan guru dari berbagai organisasi madrasah menggelar demo di sekitar Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Kamis (30/10/2025). Aksi ini digelar untuk menuntut pengangkatan guru madrasah swasta menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau Aparatur Sipil Negara (ASN). Tribunnews/Jeprima 

Ringkasan Berita:
  • Guru madrasah swasta menyuarakan keadilan kepada pemerintah
  • Sofan merasa ada diskriminasi dari pemerintah terhadap guru madrasah swasta
  • Selama 22 tahun Sofan tak pernah merasakan gaji Rp 2 juta

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cuaca panas terik di sekitaran Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada Rabu 30 Oktober 2025, pukul 11.00 WIB, tidak menyurutkan semangat para guru madrasah swasta menyuarakan keadilan kepada pemerintah.

Bermodal spanduk, payung, topi dan semangat memperjuangkan kesejahteraan, para guru yang mayoritas berusia 40 tahun ke atas ini ramai berkumpul di satu ruas Jalan Medan Merdeka Selatan.

Baca juga: Istana Tampung Aspirasi Guru Madrasah Soal PPPK dan Diskriminasi Status

Mereka datang dari berbagai daerah, dan berasal dari sejumlah organisasi guru, seperti Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Perkumpulan Guru Madrasah Mandiri (PGMM), Persatuan Guru Inpassing Nasional (PGIN), dan Punggawa Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI).

Bus-bus yang mengangkut mereka, terparkir memanjang di sepanjang Medan Merdeka Barat dan Selatan. Salah satunya tertulis 'Wonosobo'. 

Baca juga: Curhat Guru Madrasah Karanganyar Ikut Demo di Jakarta: 20 Tahun Jadi Honorer, Tak Bisa Daftar PPPK

Para guru madrasah swasta ini datang jauh dari daerahnya ke ibu kota, semata untuk menuntut pemerintah mengangkat status mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sofan Nurhasan, dan Irfangi adalah dua dari banyaknya guru asal Wonosobo, Jawa Tengah yang ikut berpartisipasi. 

Saat ditemui, keduanya tengah duduk beristirahat di bawah teduhan pohon rindang, sambil menyeruput seduhan kopi hitam dari penjual minum bersepeda alias starbucks keliling (starling).

Keduanya sama-sama mengenakan pakaian putih hitam dan peci hitam, datang jauh dari Wonosobo demi menuntut negara hadir memberi keadilan bagi para guru swasta.

Mereka telah menjalani profesi sebagai guru di madrasah swasta sejak tahun 2003, atau telah mengabdi 22 tahun. 

"Saya dari 2003 jadi guru, udah berapa tahun itu kalau sampai sekarang," kata Sofan kepada Tribunnews.com, Kamis (30/10/2025).

Selama itu, tak terhitung berapa banyak murid yang sudah mereka ajarkan untuk dipersiapkan sebagai generasi penerus bangsa.

Tapi selama 22 tahun ini, Sofan tak pernah merasakan gaji Rp2 juta maupun mendapat tunjangan, nilai setara UMR Jakarta baginya cuma angan. 

Gajinya hanya sekitar 1,5 juta, tapi harus tetap bertahan di tengah harga kebutuhan yang terus menerus menjulang. 

Guru swasta bergaji Rp1,5 juta ini merupakan mereka dengan sertifikasi umum. Sedangkan jika sudah menempuh tes inpassing atau proses penyetaraan jabatan fungsional dan pangkat bagi guru dan dosen yang bukan pegawai negeri sipil (PNS), gajinya naik menjadi Rp2,6 juta.

Baca juga: Wamensesneg Jawab Keinginan Guru Madrasah Diangkat Menjadi PPPK

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved