Proyek Kereta Cepat
Ichsanuddin Noorsy Sorot Pernyataan Luhut soal 'Terima Barang Busuk' Proyek Whoosh: Kenapa Menerima?
Noorsy juga mengkritik pernyataan Presiden ke 7 RI Jokowi yang membenarkan proyek Whoosh dengan alasan "social services".
"Lalu kemudian Jokowi kemarin melakukan pembenaran, 'Jangan dihitung angka-angka, tapi lihat social services-nya'. Saya setuju, karena menghitungkan angka-angka nomor dua. Pertanyaan besarnya menjadi, bagaimana Anda melihat social services? Ini bukan social services, Bos. Apa sih konsep social services Anda itu?"
Baca juga: Projo Tegaskan Whoosh Bukan Proyek Pribadi Jokowi: Ini PSN, Bukan Suka-suka Presiden
Berikut petikan wawancara dengan Analisi Ekonomi Politik, Ichsanuddin Noorsy dengan Tribunnews:
Tanya: Ada empat nama menurut Bapak, tapi tadi Bapak nyebutnya Luhut dulu, baru Jokowi. Jadi menurut Bapak Luhut dulu yang dipanggil ya Pak, baru Jokowi?
Jawab: Karena Luhut yang pernyatakan secara terbuka, "Saya menerima barang busuk ini." Lalu kemudian Jokowi kemarin melakukan pembenaran, "Jangan dihitung angka-angka, tapi lihat social services-nya." Saya setuju, karena menghitungkan angka-angka nomor dua. Pertanyaan besarnya menjadi, bagaimana Anda melihat social services? Ini bukan social services, Bos. Apa sih konsep social services Anda itu?
Tanya: Soal hitung-hitungan proyeksi pendapatan dari Whoosh ini (apakah) cukup pak untuk menutup biaya utang dan operasional Pak?
Jawab: Nggak bisa. Asumsi saya yang pertama, ketika bergeser menjadi 3-4 persen itu dari asalnya 40 tahun (tenor), 10 tahun grace period, 30 tahun pembayaran cicilan pokok, saya hitung asal-muasalnya menjadi sekitar 60 tahun. Tapi begitu naik sampai 7,2 (miliar USD), saya ngitungnya 108 tahun baru BEP.
Tanya: 108 tahun, Pak?
Jawab: Eh sebentar, sebentar. Jangan kaget. Lihat MRT, berapa tahun itu BEP? Oke, ayo banding-bandingkan, lihat MRT itu berapa tahun BEP, berapa tahun dia akhirnya lunas. Dari posisi selama dia tidak lunas, itu teknologinya gimana, tenaga kerjanya kayak apa, maintenance and operation cost-nya kayak apa, biaya uangnya kayak gimana, cost of fund-nya. Coba dihitung.
Menurut saya begini, saya nggak ngerti ya cara-cara berpikir di Kementerian Keuangan sama di Kementerian Perhubungan kalau sudah kayak gini kayak gimana. Justru saya "nelangsa" betul gitu.
Sebagai ekonom yang mengerti bagaimana kebijakan publik, bagaimana bisa menghitung makronya, bagaimana bisa menghitung mikronya, itu penting, penting sekali. Oh ini mikronya begini, rangka berpikirnya begini, maka kita tahu internal rate of return-nya begini, BEP-nya sekian tahun. Internal rate of return itu tingkat pengembalian internal, dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku, dibandingkan dengan inflasi.
Lalu kemudian kita ngitung berapa tahun BEP-nya. Lalu dari segi itu bagaimana biaya operation and maintenance cost-nya, bagaimana keterjaminan tenaga kerjanya, ketergantungan teknologinya kayak apa, sampai seberapa jauh kita punya kedaulatan ekonomi di bidang transportasi darat ini. Gitu dong mikirnya, struktural gitu lho.
Tanya: Berarti tenor 40 tahun jadi 60 tahun yang statement-nya sih udah disetujui.100 tahun lebih.Jadi direstrukturisasi ini menurut bapak bukan solusi yang tepat ya?
Jawab: Restrukturisasi cuma selesai menyelesaikan tanggung jawab keuangan. Itu yang disebut dengan debt trap, jebakan hutang. Itu yang disebut dengan debt trap. Andai kata kemudian terjadi sesuatu (secara) politik, bukankah Cina akan tetap menuntut pembayaran? Dan ketika menuntut pembayaran ketika asas pada core services-nya, core product-nya tidak lagi mampu membayar, apa yang dilakukan?
Kan Cina tetap minta jaminan, karena sudah ada APBN. Tetap ada jaminan negara. Itu yang disebut dengan debt trap, jebakan hutang. Cina mungkin mengambil aset yang lain dalam rangka menjamin bahwa memang hutang ini pada akhirnya terbayar. (Tribun Network/ Yuda).
Proyek Kereta Cepat
| Kejanggalan Whoosh di Mata Pengamat Agus Sarwono: Bermasalah Sejak Awal, Kok Tiba-tiba Jadi PSN? |
|---|
| Projo Tegaskan Whoosh Bukan Proyek Pribadi Jokowi: Ini PSN, Bukan Suka-suka Presiden |
|---|
| Projo: Whoosh Karya Monumental, Prestasi Luar Biasa Jokowi |
|---|
| Pukat UGM Sebut Jokowi Harus Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi Whoosh: Semua Perlu Diaudit |
|---|
| Projo Dukung KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh: Kalau Langgar Hukum, Sikat Habis |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.