Kamis, 30 Oktober 2025

Proyek Kereta Cepat

Projo Dukung KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh: Kalau Langgar Hukum, Sikat Habis

Projo mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan korupsi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KERETA CEPAT - Penumpang turun dari Kereta Cepat Whoosh setibanya di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Rabu (29/10/2025). Organisasi relawan Pro Jokowi (Projo) mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan korupsi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. 

Ringkasan Berita:
  • Projo mendukung langkah KPK mengusut dugaan pelanggaran hukum proyek kereta cepat Whoosh
  • Kereta cepat Whoosh dinilai Projo bukan sebagai beban negara
  • KPK mengatakan saat ini tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi proyek kereta cepat

 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi relawan Pro Jokowi (Projo) mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan korupsi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Projo, Freddy Alex Damanik dalam dialog Overview Tribunnews, Rabu (29/10/2025).

Freddy menegaskan KPK harus mengusut dugaan pelanggaran hukum baik itu korupsi maupun dugaan mark up.

"Sudah sangat bagus KPK menyampaikan sudah melakukan penyelidikan terhadap proyek Whoosh ini, kita dukung penuh lah diusut tuntas."

"Kalau ditemukan pelanggaran hukum, sikat sampai habis," ungkap Freddy.

Di sisi lain, Freddy mengungkapkan kereta cepat Whoosh telah bermanfaat bagi masyarakat dan bukan beban negara.

"Kami memang melihat proyek Whoosh ini bukan beban ya, bukan beban, tapi lompatan peradaban. Yang kami tahu bahwa memang proyek Whoosh ini dijalankan dengan skema business to business, B2B ya. Jadi negara tidak mengeluarkan uang rakyat di situ dari APBN," ungkapnya.

"Dari sejak awal ada PMN (Penyertaan Modal Negara) melalui BUMN ya kalau bicara memang pengeluaran yang dilakukan negara. Tetapi perlu kita ketahui juga dari PMN yang dikeluarkan itu ya proyek dari proyek-proyek, negara juga sudah mendapatkan lebih dari itu," tambahnya.

Freddy menegaskan kembali proyek Whoosh merupakan kerja sama B2B.

"Jadi pemerintah hanya berperan inisiasi awal. pengawasan, fasilitasi yang tadi kemudian dukungan infrastruktur, nonfinansial. Jadi tidak ada beban fiskal langsung pada kasus negara seperti yang banyak disalahpahami publik di situ," ungkapnya.

Baca juga: Fokus Telisik KPK dalam Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Masih di Tahap Temukan Peristiwa Pidana

Selain itu, pria kelahiran Pematang Siantar, 17 April 1981 itu menilai hadirnya Whoosh juga sudah berdampak pada meluasnya perputaran sektor ekonomi.

Mulai dari ekonomi di sekitar stasiun, pariwisata, properti, hingga UMKM.

"Jadi investasinya itu di situ. Bukan saya bilang tadi bukan seperti bisnis gorengan hari ini banyak enggak yang beli? Ah, enggak, berarti rugi, enggak gitu ngitungnya."

"Jadi, multiplier effect-nya di situ juga," ujarnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved