Rakor Kemenko Polkam Bahas Target TNI Sampai 2029: 750 Batalyon Tempur hingga Satuan Antariksa
Kemenko Polkam menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Sinkronisasi Rencana Pembangunan Kekuatan TNI Tahun 2025 sampai 2029.
Ringkasan Berita:
- Kemenko Polkam menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Sinkronisasi Rencana Pembangunan Kekuatan TNI Tahun 2025 sampai 2029.
- Rakor digelar untuk memastikan keterpaduan arah kebijakan pertahanan nasional dalam mendukung implementasi konsep Optimum Essential Force (OEF) yang menjadi amanat RPJMN 2025 sampai 2029.
- Konsep OEF diharapkan mampu mewujudkan kekuatan ideal TNI.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Sinkronisasi Rencana Pembangunan Kekuatan TNI Tahun 2025 sampai 2029.
Rakor digelar untuk memastikan keterpaduan arah kebijakan pertahanan nasional dalam mendukung implementasi konsep Optimum Essential Force (OEF) yang menjadi amanat RPJMN 2025 sampai 2029.
Konsep OEF diharapkan mampu mewujudkan kekuatan ideal TNI.
Kekuatan ideal itu mencakup kesiapan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam), pangkalan, serta personel yang harus disiapkan secara mutlak sebagai prasyarat utama pelaksanaan tugas pokok TNI.
Dalam rapat tersebut, para peserta membahas arah pembangunan kekuatan pertahanan nasional dengan menitikberatkan pada strategi pertahanan di pulau-pulau besar dan pulau-pulau strategis.
Staf Kebijakan Strategis dan Perencanaan Umum (Srenum) TNI memaparkan pembangunan kekuatan pertahanan diarahkan pada pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan).
Hal itu guna memperkuat kemampuan pertahanan mandiri di seluruh wilayah nusantara.
Baca juga: Profil Mayjen TNI Achiruddin Darojat, Jebolan Akmil 1997 Kini Jabat Pangdam Diponegoro
TNI Angkatan Darat memfokuskan penguatan pertahanan darat di wilayah perbatasan seperti Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur, serta menargetkan pembentukan 750 Batalyon Tempur (BTP) hingga tahun 2029.
TNI Angkatan Laut berencana membentuk lima Komando Armada (Koarmada) dan lima belas Komando Daerah Maritim (Kodaeral).
Selain itu TNI AL juga berencana meningkatkan modernisasi sarana dan prasarana kapal baru yang berbasis teknologi informasi.
TNI Angkatan Udara menargetkan pembentukan 33 Satuan Radar (Satrad) hingga 2029 serta pengembangan Satuan Antariksa di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk memperkuat sistem pertahanan udara nasional.
Beberapa isu strategis yang juga dibahas antara lain penguatan satuan siber dan nuklir-biologi-kimia (nubika) sebagai respons atas meningkatnya ancaman nonkonvensional.
Kemudian juga dibahas isu terkait penambahan alutsista strategis termasuk kapal selam dan radar pertahanan udara, integrasi sistem pertahanan berbasis Network Centric Warfare dan peningkatan interoperabilitas antar-matra, tantangan penyediaan lahan untuk pembangunan satuan dan pangkalan baru terutama di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).
Juga dibahas isu pentingnya komunikasi publik strategis untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap arah kebijakan pertahanan nasional.
Asdep Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama Pertahanan Kemenko Polkam Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo mengatakan tujuan utama kegiatan itu adalah menyelaraskan kebijakan pembangunan postur pertahanan negara dengan memastikan perencanaan antar-matra berjalan terintegrasi.
Selain itu juga mengidentifikasi berbagai peluang, kendala, dan kebutuhan prioritas dalam pelaksanaannya.
Rapat itu digelar di Hotel Pullman Jakarta CBD Jakarta Pusat pada Rabu (29/10/2025).
"Melalui Rakor ini, Kemenko Polkam memastikan arah pembangunan kekuatan TNI tahun 2025–2029 berjalan terpadu dan sejalan dengan kebijakan pertahanan nasional yang diamanatkan dalam RPJMN," kata Kresno dikutip dari laman resmi Kemenko Polkam RI pada Jumat (31/10/2025).
Baca juga: TNI dan Tentara Australia Gelar Latihan OMSP Penanggulangan Gempa dan Tsunami di Lebak Banten
Rakor menyimpulkan arah pembangunan kekuatan TNI periode 2025 sampai 2029 akan mengacu pada strategi pertahanan pulau besar dan pulau strategis, dengan menunggu penetapan Rencana Strategis (Renstra) Kemhan/TNI secara final.
Peserta rapat juga sepakat percepatan penyelesaian dokumen strategis pertahanan menjadi prioritas utama agar rencana pembangunan kekuatan TNI dapat dilaksanakan secara efektif, terukur, dan berkelanjutan dalam menghadapi dinamika ancaman masa depan.
Rapat tersebut dipimpin Asdep Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama Pertahanan Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo.
Sejumlah narasumber yang dihadirkan antara lain komunitas perencanaan Mabes TNI dan Angkatan yaitu Paban I Jakrenstra Srenum TNI, Paban I Jakrenstra TNI AD, Paban I Jakrenstra TNI AL, dan Paban I Jakrenstra TNI AU.
Rakor juga dihadiri perwakilan dari berbagai Kementerian/Lembaga, antara lain unsur Kementerian Pertahanan (Ditjen Strahan, Ditjen Kuathan, Ditjen Renhan, dan Ditjen Pothan), staf personalia dan staf logistik Mabes TNI, TNI AD , TNI AL, dan TNI AU.
Selain itu, hadir pula Sekretariat Dukungan Kabinet Kementerian Sekretariat Negara, BRIN, Kantor Staf Presiden, Dewan Pertahanan Nasional, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), dan Badan Komunikasi Pemerintah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.