Rabu, 5 November 2025

Kongres PMMBN 2025: Dari Moderasi Beragama Menuju Gerakan Hijau Kampus

Kementerian Agama, mengajak seluruh mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara ikut selamatkan bumi.

Editor: Wahyu Aji
HO/IST
TUTUP KONGRES - Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, menutup Kongres Nasional PMMBN Perguruan Tinggi Umum 2025 di Jakarta. Dalam pidatonya, ia mengajak mahasiswa menjadi garda terdepan dalam menebarkan nilai kemanusiaan, memperkuat moderasi beragama, dan menyelamatkan bumi dari krisis ekologis. 
Ringkasan Berita:
  • Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno menekankan pentingnya kolaborasi antara nilai kemanusiaan, moderasi beragama, dan kepedulian terhadap lingkungan
  • Kongres Nasional PMMBN Perguruan Tinggi Umum (PTU) Tahun 2025 di Jakarta resmi ditutup

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTADirektur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, mengajak seluruh mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) untuk menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan bumi dan menjaga keseimbangan alam.

Seruan itu disampaikan saat menutup Kongres Nasional PMMBN Perguruan Tinggi Umum (PTU) Tahun 2025 di Jakarta.

Dalam refleksi kemanusiaannya, Amien menegaskan bahwa nilai kasih sayang merupakan ruh kehidupan yang kini mulai pudar dalam relasi sosial.

“Kita sering kehilangan ruh dalam menjalani hidup, kehilangan jiwa kasih sayang dalam berinteraksi. Padahal Allah telah memuliakan seluruh anak Adam tanpa membedakan suku, bangsa, ataupun agama,” ujarnya, mengutip QS. Al-Isra’ ayat 70 sebagai dasar nilai kemanusiaan universal, dikutip Jumat (31/10/2025).

Menurut Amien, keberagamaan sejati tidak hanya diwujudkan dalam hubungan dengan Tuhan, tetapi juga dalam tanggung jawab terhadap alam semesta.

Ia menilai bahwa perubahan iklim dan pemanasan global bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga panggilan iman.

“Agama hadir agar tidak ada perusakan alam. Karena itu, tugas kita hari ini adalah how to save the earth,” tegasnya.

Gerakan Nyata: Dari Menanam Pohon hingga Paperless

Dirjen Pendis juga mengajak seluruh kader PMMBN untuk memulai langkah kecil dalam menjaga bumi.

Dari menanam pohon, mengurangi penggunaan plastik, beralih dari air kemasan ke gelas isi ulang, hingga menerapkan sistem paperless dalam kegiatan organisasi.

Kepada Ketua Umum terpilih PMMBN, Derida, Amien memberikan tantangan simbolis agar gerakan menanam pohon dijadikan tradisi baru di kampus.

“Kalau tidak bisa menanam, minimal rawatlah pohon yang ada. Tanamlah satu pohon dan beri nama—misalnya Pohon Derida—agar tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab untuk menjaganya,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.

Pemuda Digital, Pemimpin Hari Ini

Di akhir sambutannya, Amien menegaskan pentingnya kepemimpinan muda di era digital dengan pesan inspiratif:

“Syubbanul Yaum Rijalul Yaum — Pemuda hari ini adalah pemimpin hari ini. Di usia 20-an, anak muda bisa jadi anggota DPR, kepala daerah, bahkan menteri. Maka jagalah dirimu, karena jejak digitalmu adalah wajah masa depanmu.”

Ia pun menutup dengan pantun yang disambut tawa dan semangat peserta:

“Berguru di tepi sawah, membawa duku berikat senar, diriku masih kuliah, jangan diganggu apalagi dilamar. Makan kurma sahara dengan coklat, Mahasiswa Moderasi Beragama Bela Negara, teruslah hebat.”

Moderasi dan Lingkungan: Dua Napas Gerakan PMMBN

Sementara itu, Direktur Pendidikan Agama Islam, M. Munir, menilai Kongres PMMBN menjadi momentum penting untuk menjadikan nilai-nilai moderasi beragama sebagai gerakan nyata di ruang publik.

“PMMBN harus menjadi komunitas gerak yang membumikan nilai-nilai moderasi. Tidak cukup hanya memahami konsepnya, tetapi menghidupkannya dalam perilaku sosial, kepemimpinan kampus, dan kepedulian terhadap lingkungan,” ujarnya.

Munir menambahkan, moderasi beragama dan bela negara sejatinya berakar pada tanggung jawab moral menjaga kehidupan bersama.

“Cinta tanah air bukan hanya menjaga kedaulatan wilayah, tapi juga menjaga alamnya agar tetap lestari. Keduanya adalah bentuk ibadah sosial yang luhur,” tegasnya.

Baca juga: Perguruan Tinggi Vokasi Didorong Cetak Tenaga Profesional Pariwisata Berkelas Dunia

Kegiatan Kongres Nasional PMMBN PTU 2025 kemudian ditutup dengan pembacaan hamdalah bersama, menandai berakhirnya forum yang sarat semangat kemanusiaan, keagamaan, dan kepedulian ekologis.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved