Proyek Kereta Cepat
Sekjen Projo Yakin Polemik Whoosh Tak Bikin Retak Hubungan Prabowo - Jokowi
Handoko menilai persoalan kereta cepat Jakarta - Bandung (Whoosh) tidak akan mempengaruhi hubungan baik Prabowo dengan Jokowi.
Ringkasan Berita:
- Sekjen Projo Handoko menilai persoalan kereta cepat Jakarta - Bandung (Whoosh) tak akan mempengaruhi hubungan baik Prabowo Subianto dengan Jokowi
 - Handoko menyebut Prabowo memerintahkan jajarannya untuk mencari solusi komprehensif dalam mengatasi pembayaran utang Whoosh kepada Tiongkok
 - Menurutnya pembangunan infrastruktur transportasi massal seperti Whoosh, tidak bisa hanya dilihat dari satu sudut pandang untung - rugi
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Projo, Handoko tidak melihat persoalan kereta cepat Jakarta - Bandung (Whoosh) sebagai masalah yang akan mempengaruhi hubungan baik Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Sebaliknya, Projo melihat Presiden Prabowo justru menanggulangi persoalan ini dengan memerintahkan jajarannya untuk mencari solusi komprehensif dalam mengatasi pembayaran utang Whoosh kepada Tiongkok di mana beban bunganya saja ditaksir mencapai Rp 2 triliun per tahun.
Baca juga: Profesor Kampus Singapura Sebut Tak Mungkin Jokowi Tidak Beri Jaminan ke China soal Proyek Whoosh
"Nggak, saya yakin nggak. Malah terakhir saya lihat Pak Prabowo juga memerintahkan jajarannya untuk mencari solusi yang komprehensif, yang pas untuk membereskan urusan Whoosh ini," kata Handoko ditemui di sela Kongres III Projo yang digelar di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Handoko setuju dengan pernyataan Jokowi yang menyebut pembangunan infrastruktur transportasi massal seperti Whoosh, tidak bisa hanya dilihat dari satu sudut pandang untung - rugi.
Kata Handoko, proyek Whoosh harus dilihat lebih luas, yakni adanya pembangunan infrastruktur, pengadaan fondasi teknologi canggih untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Apalagi tidak banyak negara yang saat ini memiliki kereta cepat.
Amerika Serikat (AS) kata dia, bahkan belum punya transportasi massal sebaik seperti yang dimiliki Indonesia.
"Saya pikir juga harus punya sudut pandang yang tepat memandang Whoosh sebagai tidak semata hanya dilihat dari laba rugi secara operasional dalam waktu yang singkat. Karena pembangunan infrastruktur ini ada hal besar yang harus kita acungi jempol," katanya.
"Tidak banyak lho negara bisa mewujudkan itu. Bahkan Amerika Serikat sampai sekarang tidak jadi-jadi itu namanya kereta cepat," pungkas Handoko.
KPK Diduga Takut
Sebelumnya, Mahfud MD secara terbuka menduga KPK takut dalam menangani kasus dugaan mark up proyek Whoosh ini, meskipun ia tidak merinci kepada siapa lembaga tersebut takut.
"Dugaan saya (KPK) takut. Entah takut pada siapa," kata Mahfud dalam program Kompas Petang di Kompas TV, yang dikutip pada Selasa (28/10/2025).
Mahfud adalah salah satu tokoh yang menyoroti dugaan mark up (penggelembungan anggaran) proyek Whoosh.
Dalam video di kanal YouTube-nya, Selasa (14/10/2025), ia membandingkan biaya proyek per kilometer di Indonesia yang mencapai 52 juta dolar AS, sementara di China hanya sekitar 17–18 juta dolar AS.
							
							
							
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.