Selasa, 4 November 2025

Demo di Jakarta

Ahli Soroti Legislator yang Tak Langsung Klarifikasi soal Joget-joget di Sidang Tahunan: Kalah Cepat

Ahli Media Sosial Fahmi Ismail menyesalkan langkah para Anggota DPR RI yang tidak langsung memberikan klarifikasi soal momen joget-joget.

Tribunnews.com/Chaerul Umam
SIDANG MKD DPR - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI memulai sidang perkara terhadap lima anggota dewan nonaktif pada Senin (3/10/2025). MKD DPR menghadirkan sejumlah saksi dan ahli dalam persidangan tersebut. 
Ringkasan Berita:
  • Ahli Media Sosial Fahmi Ismail menyesalkan, langkah para Anggota DPR RI yang tidak langsung memberikan klarifikasi soal momen joget-joget pada saat sidang tahunan.
  • Menurut dia, jika itu dilakukan aksi massa yang berujung ricuh dan menimbulkan banyak korban jiwa di Agustus tersebut bisa terbendung.
  • Sebab, pandangan publik terhadap aksi joget-joget anggota DPR RI saat itu telah 'termakan' dengan narasi yang beredar soal adanya kenaikan gaji dan tunjangan hingga Rp100 juta lebih.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Media Sosial Fahmi Ismail menyesalkan, langkah para Anggota DPR RI yang tidak langsung memberikan klarifikasi soal momen joget-joget pada saat sidang tahunan MPR/DPR/DPD RI, 15 Agustus 2025 lalu.

Menurut dia, apabila para pimpinan DPR atau paling tidak anggota DPR memberikan klarifikasi momen joget-joget itu, aksi massa yang berujung ricuh dan menimbulkan banyak korban jiwa di Agustus tersebut bisa terbendung.

Sebab, pandangan publik terhadap aksi joget-joget anggota DPR RI saat itu telah 'termakan' dengan narasi yang beredar soal adanya kenaikan gaji dan tunjangan hingga Rp100 juta lebih.

"Tapi saat itu enggak segera klarifikasi. Jadi publik pun, seperti saya bilang tadi, ketika ada sesuatu yang dibelokkan, dianggap sebuah kebenaran. Dan akan viral terus menerus selama tidak ada klarifikasi segera itu juga akan dipercaya sebagai kebenaran," ucap Fahmi Ismail saat dihadirkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025).

Atas hal itu, dirinya menyayangkan lambannya proses klarifikasi yang dilakukan dari pihak DPR RI.

"Kenapa ini belum diklarifikasi, karena nunggu hasil resminya. Kadang seperti itu. Dan itu kalau sudah ada resmi itu terlambat," ucap dia. 

Fahmi bilang, apabila momen joget-joget tersebut adalah murni bentuk spontanitas karena mendengar lagu orkestra seharusnya hal itu bisa langsung disampaikan kepada publik.

"Pada saat kayak ada joget-joget kayak tadi, kita lihat saya juga heran ini kenapa kalau seandainya salah tidak ada klarifikasi cepat. Klarifikasi itu datangnya lama sekali. Baru dibilang bahwa ini bukan karena kenaikan (gaji) tapi ada lagu, joget-joget itu. Lagu daerah," ucap dia.

Sekalipun ada penjelasan terhadap momen tersebut, Fahmi menyatakan, adanya penyampaian yang tidak maksimal kepada publik.

Dia justru menilai kalau respons dari DPR kalah dari masifnya sebaran konten yang terbilang hoaks di media sosial.

Sehingga, kemarahan warga saat itu tidak terbendung dan membuat banyak aksi rusuh di sebagian besar wilayah di Indonesia.

"Ada penjelasan tapi enggak maksimal. Masih kalah dengan narasi yang dibuat bahwa jogetnya itu karena gaji naik. Itu yang selama berhari-hari yang nempel di masyarakat. Itu yang terjadi," tegas dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved