Demo di Jakarta
Di Sidang MKD, Ahli Sebut Ada Penggiringan Opini Hingga Berujung Demo Anarkis di Depan Gedung DPR
Ismail Fahmi juga menyebut tren narasi demo DPR melonjak pesat dalam kurun waktu beberapa hari, tepatnya mulai tanggal 19 hingga 25 Agustus.
Ringkasan Berita:
- Ahli media sosial Ismail Fahmi menyebut adanya pergeseran narasi untuk berdemo di Gedung DPR
- Ismail Fahmi juga menyebut tren narasi demo DPR melonjak pesat
- Ismail Fahmi berharap lembaga negara bisa lebih memperhatikan isu-isu liar yang berkembang di sosial media
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli media sosial Ismail Fahmi menyebut, adanya pergeseran narasi yang diduga terjadi secara terstruktur, untuk berdemo di Gedung DPR dan melampiaskan amarah kepada beberapa pihak.
Hal itu menurutnya yang menjadi pemicu aksi demonstrasi yang terjadi pada akhir Agustus 2025 lalu.
Baca juga: MKD DPR Gelar Perdana Sidang Lima Anggota DPR Nonaktif Sahroni Cs
Pernyataannya itu disampaikan dalam Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI, terkait serentetan insiden pasca Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025 lalu, yang menyeret beberapa nama anggota DPR seperti Ahmad Sahroni, Adies Kadir, Uya Kuya, Eko Patrio, dan Nafa Urbach.
MKD adalah alat kelengkapan tetap DPR RI yang bertugas menjaga kehormatan dan keluhuran martabat lembaga legislatif.
Baca juga: MKD Putuskan Rahayu Saraswati Tetap Anggota DPR, Kawendra: Aspirasi Rakyat Didengar
Sidang MKD tersebut menghadirkan keterangan saksi dan pendapat ahli.
"Yang kami analisis adalah, kami menemukan pada tanggal 10 Agustus, memang akan ada demo buruh di tanggal 25 (Agustus). Namun saya perhatikan tanggal 14 mulai ada di TikTok, Instagram, Twitter, arahan-arahan tertentu. Saya lihat ini kok bukan dari buruh ya? Biasanya mulai diarahkan ke DPR," kata Ismail Fahmi di Ruang MKD DPR, Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Selain itu, Ismail Fahmi juga menyebut tren narasi demo DPR melonjak pesat dalam kurun waktu beberapa hari selanjutnya, tepatnya mulai tanggal 19 Agustus hingga 25 Agustus 2025.
“Jadi saya lihat memang ada penggiringan opini dari awal yang sudah diciptakan. Oleh akun siapa? Ya tadi, oleh akun-akun anonim juga memang, gitu. Dan ini seperti memanfaatkan momen,” ujarnya.
Maka ke depan, Ismail Fahmi berharap lembaga negara bisa lebih memperhatikan isu-isu liar yang berkembang di sosial media.
“Ini yang harus kita perhatikan ke depan, ketika ada sebuah isu yang kita rasa tidak pas, kita harus segera klarifikasi,” pungkasnya.
Sejumlah saksi-ahli yang dihadirkan dalam sidang MKD DPR di antaranya Deputi Persidangan Setjen DPR Suprihartini; Koordinator orkestra Letkol Suwarko; Ahli Media Sosial Ismail Fahmi; Ahli kriminologi Prof Dr Adrianus Eliasta; Ahli hukum Satya Adianto; Ahli sosiologi Trubus Rahadiansyah; Ahli analisis perilaku Gustia Ayudewi; dan Wakil Koordinator Wartawan Parlemen Erwin Siregar.
Sidang MKD DPR pada awal November 2025 membahas dugaan pelanggaran etik oleh lima anggota DPR nonaktif terkait aksi demo yang berlangsung antara 25–30 Agustus 2025.
Baca juga: MKD Lanjutkan Kasus Adies Kadir Hingga Sahroni, Mengapa Pengunduran Diri Keponakan Prabowo Ditolak?
Berikut rangkuman lengkapnya:
Demo di Jakarta
| Dua Kerangka Manusia Ditemukan di Kwitang, Apakah 2 Orang yang Masih Hilang usai Demo Agustus? |
|---|
| Penemuan Tulang Manusia di Sebuah Gedung Kawasan Kwitang Jakpus, Diduga Korban Hilang Pasca Demo |
|---|
| Curhat Guru Madrasah Karanganyar Ikut Demo di Jakarta: 20 Tahun Jadi Honorer, Tak Bisa Daftar PPPK |
|---|
| Cerita Guru Madrasah Asal Cianjur: Pertama Kali Digaji Rp80 Ribu per Bulan, Anaknya Ogah Jadi Guru |
|---|
| Guru Madrasah Demo di Monas, Siap Menginap Jika Prabowo Tak Jawab Tuntutan |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.