Jumat, 7 November 2025

Mengenal Rambu Solo, Pemakaman Adat Toraja yang Dijadikan Materi Stand Up Comedy Pandji Pragiwaksono

Ridwan Abbas Bandaso menilai, guyonan Pandji tersebut menyesatkan serta menyakiti harga diri dan kehormatan adat Toraja.

TribunTimur.com
PROSESI RAMBU SOLO - Dalam foto: Prosesi Pasar Kerbau yang merupakan bagian dari rangkaian tradisi upacara pemakaman adat Toraja, Rambu Solo, bagi seorang warga muslim Toraja yang meninggal dunia. Mengenal rambu solo, upacara pemakaman adat Suku Toraja yang dijadikan materi stand-up comedy (lawakan tunggal) oleh komika Pandji Pragiwaksono hingga berbuntut laporan kepolisian. 

Adapun babi atau kerbau disembelih dan diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan sebagai bentuk ikatan kekeluargaan.

Dikutip dari ika.um.ac.id via Kompas.com, ada dua wujud pemberian babi atau kerbau kepada keluarga yang ditinggalkan, yakni:

1. Sebagai bentuk belasungkawa (Pa'uaimata)

2. Pengembalian atas pemberian yang dilakukan oleh keluarga pelaksana Rambu Solo di masa lalu (Tangkean Suru')

Lebih lanjut, prosesi upacara pemakaman Rambu Solo dibagi ke dalam dua garis besar, yaitu:

  • Prosesi pemakaman atau RanteĀ 
  • Pertunjukkan kesenian

Kedua prosesi tersebut tidak dilaksanakan terpisah melainkan berlangsung secara harmoni dalam satu kegiatan upacara pemakaman.

Lama upacara Rambu Solo sekitar tiga sampai tujuh hari.

Puncak acara Rambu Solo biasanya berlangsung pada Juli dan Agustus.

Upacara Rambu Solo dilakukan berdasarkan status orang yang meninggal:

  1. Upacara Dasili' adalah upacara pemakaman yang dilakukan untuk strata paling rendah atau kematian anak yang belum bergigi.
  2. Upacara Dipasangbongi adalah upacara yang dilakukan untuk rakyat biasa (Tana' Karurung) dan hanya memerlukan waktu satu malam saja.
  3. Upacara Dibatang atau Digoya Tedong adalah upacara yang dilakukan untuk kalangan bangsawan menengah (Tana' Nassi). Upacara ini harus menyembelih 8 ekor kerbau dan 50 ekor babi.
  4. Upacara Rampasan adalah upacara untuk bangsawan tinggi (Tana' Bulaan) dengan menyembelih kerbau sebanyak 24 sampai 100 ekor.

Prosesi pemakaman atau Rante dilakukan di lapangan yang terletak di tengah kompleks rumah adat Tongkonan, yang memiliki ciri khas atap melengkung seperti perahu terbalik atau tanduk kerbau.

Proses Rante terdiri dari:

  • Ma'tudan Mebalun, yaitu proses di mana jenazah dibungkus menggunakan kain kafan (Dibalun) yang dilakukan oleh petugas yang disebut To Mebalun atau To Ma'kaya.
  • Ma'Rato, yaitu proses pembubuhan atau menghias peti jenazah dengan menggunakan benang emas dan benang perak.
  • Ma'Papengkalo Alang, yaitu proses penurunan jenazah ke dalam lumbung untuk disemayangkan.
  • Ma'Palao atau Ma'Pasonglo, yaitu proses pengantaran jenazah dari area rumah Tongkanan ke kompleks pemakaman yang disebut Lakkian.

Masyarakat Toraja mempunyai prinsip yang meyakini bahwa semakin tinggi jenazah diletakkan, maka semakin cepat rohnya menuju nirwana.

(Tribunnews.com/Rizki A./Reynas Abdila) (Kompas.com)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved