Wawancara Eksklusif
VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF Agus Pambagio Bongkar Semua! Proyek Whoosh, Utang China, dan Korupsi
"Sri Lanka minta bantuan utang (ke China) bikin pelabuhan, terus tidak bisa bayar. Diambillah sama Cina jadi pangkalan militer"
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai persoalan utama proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) bukan sekadar soal pendanaan atau keterlibatan China, melainkan lemahnya etika dan tata kelola pemerintahan dalam pengambilan keputusan strategis.
Agus Pambagio menyoroti keputusan pemerintah yang memindahkan kerja sama proyek dari Jepang ke China tanpa melalui proses yang transparan dan sesuai prosedur.
Langkah tersebut menurut dia, mencederai prinsip good governance dan etika diplomasi antar-negara.
"Jepang itu marah betul. Saya juga marah. Saya juga marah bukan karena saya prefer ke China. Masalahnya ini ada tata Kelola yang dilanggar, tidak governance. Dari sisi kebijakan ini aneh dan memalukan. Barang orang diambil dikasih ke itu. Studinya yang bikin sana yang sini tinggal dirubah-rubah. Kan memalukan itu," tegas Agus Pambagio saat wawancara eksklusif bersama Tribunnews, di Studio Tribun Network, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Baca juga: Agus Pambagio Ingatkan Pemerintah Adanya Risiko Geopolitik di Balik Isu Whoosh
Ia menegaskan persoalan utama proyek Whoosh teretak pada lemahnya etika bernegara dalam mengambil keputusan strategis yang melibatkan hubungan antarnegara.
Ia menilai, cara pemerintah mengambil keputusan strategis yang menyangkut hubungan antarnegara masih jauh dari prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
"Jadi saya bilang, buat saya sisi kebijakan itu tata kelolanya ngawur. Itu tabu lah gitu. Sebuah negara sudah mau bantu, lalu diambil dan dikasih gitu. Terus di sini diubah lagi, bukan dia yang bikin. Sampai berbeda lagi," ujarnya.
Risiko Geopolitik di Balik Isu Whoosh
Agus juga mengingatkan pemerintah agar waspada terhadap potensi risiko geopolitik yang bisa timbul dari proyek Kereta Cepat Whoosh, khususnya terkait utang yang berasal dari pinjaman China.
Ia menilai, bila Indonesia tidak mampu melunasi kewajiban tersebut, dampaknya bisa meluas hingga ke ranah kedaulatan nasional.
Ia mencontohkan kasus Sri Lanka, yang akhirnya kehilangan kendali atas pelabuhan Hambantota setelah gagal membayar utang pembangunan pelabuhan kepada China dan akhirnya menyerahkan pelabuhan tersebut untuk dikelola sebagai pangkalan militer.
Baca juga: Agus Pambagio Ungkap Cerita di Balik Awal Proyek Kereta Cepat Whoosh yang Sekarang Merugi
Agus menilai skenario serupa bisa saja terjadi di Indonesia jika pemerintah tidak berhati-hati.
"Sri Lanka minta bantuan utang (ke China) bikin pelabuhan, terus tidak bisa bayar. Diambillah sama Cina jadi pangkalan militer di situ," Agus mengingatkan.
"Saya bertanya pada para ahli geopolitik sudah sejak (Whoosh) muncul, sebetulnya kalau itu nanti kita tidak bisa bayar, China memang mau ngambil Whoosh itu buat apa? Kan dia pasti minta sesuatu yang lain."
Dalam konteks geopolitik, ia juga mengingatkan agar pemerintah mewaspadai potensi ekspansi kepentingan China di wilayah strategis seperti Laut Natuna.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.