Sabtu, 8 November 2025

Ade Armando Nilai Pernyataan Budi Arie soal Projo Sengaja Nyatakan 'Perang' terhadap Jokowi

Pakar komunikasi politik, Ade Armando menilai Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi seperti menyatakan perang terhadap Joko Widodo (Jokowi).

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
BUDI ARIE - Budi Arie Setiadi menyapa wartawan saat akan dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/7/2023). Kini, Budi Arie dinilai menyatakan perang terhadap Jokowi terkait pernyataannya mengenai Projo. 
Ringkasan Berita:
  • Ade Armando menilai pernyataan Budi Arie sebagai bentuk perang terhadap Jokowi.
  • Projo membantah isu berpisah dari Jokowi dan tegaskan transformasi organisasi independen.
  • Budi Arie jelaskan Projo bukan akronim Pro Jokowi, melainkan bermakna negeri dan rakyat.

 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar komunikasi politik, Ade Armando menilai Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi seperti menyatakan perang terhadap Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini diungkapkan Ade terkait dinamika yang terjadi di organisasi relawan Projo yang dikenal publik sebagai Pro Jokowi.

Diketahui Budi Arie menyatakan Projo disebut Pro Jokowi karena pemberitaan media, bukan akronim sebenarnya.

Hal itu disampaikan Budi Arie setelah terpilih kembali menjadi Ketua Umum Projo dalam Kongres III di Grand Sahid Jaya, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu (2/11/2025).

"Projo itu sendiri artinya negeri dalam bahasa Sanskerta dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya rakyat," ungkap Budi Arie.

"Jadi kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya. Memang enggak ada (akronim Pro Jokowi), cuma teman-teman media itu (mempopulerkan) Projo (menjadi) Pro Jokowi itu kan karena gampang dilafalkan saja," kata Budi.

Ade Armando menilai, dari sudut pandang komunikasi, selalu ada niat tertentu terhadap segala sesuatu yang sengaja diucapkan.

"Apa yang dia (Budi Arie) katakan di acara tersebut adalah pernyataan perang, pernyataan bermusuhan, pernyataan saya meninggalkan Anda (Jokowi), kita di komunikasi selalu percaya bahwa apa yang dikatakan orang itu tidak pernah tanpa niat," ungkap Ade dalam dialog yang diunggah kanal YouTube CokroTV, Senin (3/11/2025).

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga dikenal sebagai pendukung Jokowi itu menilai, pernyataan Budi Arie adalah sesuatu yang sudah dirancang sejak awal untuk diungkapkan.

"Nah, kalau itu dilakukan dengan cara semacam itu, itu artinya memang pernyataan yang sangat tegas dari Budi Arie kepada Pak Jokowi. Saya bukan lagi teman Anda nih," ucap Ade.

"Itu adalah pernyataan yang menurut saya bodoh. Kalau Anda (Budi Arie) ingin orang percaya bahwa Projo itu tidak bermaksud Pro Jokowi, tidak masuk akal sama sekali," ungkapnya.

Baca juga: Ketua Umum Projo Budi Arie Ingin Gabung Gerindra, Pengamat: Bisa Jadi Bumerang bagi Prabowo

Ade mengatakan, lambang Projo saja terdapat gambar siluet Jokowi. Selain itu, Budi Arie juga selama ini sangat jelas berjuang untuk Jokowi.

"Kenapa pula itu harus ditutup-tutupi dan mengatakan bahwa tidak pernah berniat begitu Projo itu. Itu yang saya katakan."

"Anda (Budi Arie) itu menghancurkan image Anda, kredibilitas Anda. Jangan pernah berpikir bahwa audiens itu bodoh," ungkap Ade.

"Audiens yang mendengar pernyataan-pernyataan tersebut itu sudah punya skema pengetahuan di kepalanya tentang siapa itu Budi Arie dan siapa itu Jokowi," tambah Ade.

Projo Bantah Pisah Jalan dengan Jokowi

Sementara itu Freddy Alex Damanik, Wakil Ketua Umum relawan Projo membantah romantisme dengan Jokowi kini telah usai, hingga balik badan ke Prabowo Subianto.

Projo sendiri semula dikenal sebagai relawan loyalis Jokowi, yakni di kontestasi Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014.

Eksistensi Projo diketahui kini tengah disorot, terlebih usai terselenggaranya Kongres III di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, di mana agendanya termasuk pembahasan perubahan logo organisasi.

Budi Arie juga menjelaskan niat Projo mengubah logo tidak lagi menggunakan wajah Jokowi.

Langkah perubahan ini ia sebut sebagai transformasi organisasi sekaligus penegasan bahwa Projo tidak berfokus pada individu tertentu.

Terkait romantisme dengan Jokowi disebut berakhir dan beralih ke Prabowo, Freddy mengatakan hal itu tidak benar sama sekali.

"Tidak, tidak benar," ujar Freddy, mengutip tayangan YouTube Kompas TV.

"Nggak seperti itu melihatnya, jangan kita di-framing seolah-olah kita sudah tidak dengan Pak Jokowi, bukan seperti itu," ujarnya lagi.

Dirinya mengatakan sejak awal Projo bergerak secara politis bersama dengan Jokowi dan kemudian bersama Prabowo.

Gelaran Kongres III Projo ini, lanjut Freddy menjadi tempat bagi resolusi-resolusi politik.

"Memang kita harus bertransformasi seperti dikatakan Ketum kami (Budi Arie)," imbuhnya.

Transformasi yang disebut Freddy termasuk soal penegasan nama Projo itu sendiri.

Di mana sejak 2014, berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Projo adalah nama organisasi tersebut, dan bukan akronim Pro Jokowi.

Sementara sebutan Pro Jokowi itu adalah bagian dari sejarah.

"Memang sejak zaman relawan, memang namanya relawan pro Jokowi kemudian bertransformasi menjadi ormas dan hanya 'Projo' saja," imbuh Freddy.

Freddy juga mengatakan soal arti nama Projo itu sendiri, yakni negeri dan rakyat, orang-orang yang mencintai negeri dan rakyatnya.

Sementara untuk pergantian logo, Freddy mengakui belum ada yangresmi dipilih sebagai penggantinya.

"Untuk namanya tetap Projo, kalau orang Manado bilang Prabowo Jo..," ujarnya.

Tanggapan Budi Arie

Budi Arie menegaskan bahwa nama organisasi relawan Projo tidak dimaksudkan untuk menunjukkan dukungan terhadap individu tertentu.

Ia menjelaskan sejak didirikan pada tahun 2013, Projo tidak memiliki kaitan langsung dengan nama seorang tokoh mana pun.

Meski selama ini publik mengenal Projo sebagai singkatan dari Pro-Jokowi atau Pro-Joko Widodo, Budi Arie membantah anggapan tersebut.

“Projo tidak punya kepanjangan apa pun. Hanya saja teman-teman media dulu menyebutnya Pro-Jokowi karena lebih mudah diucapkan,” jelasnya, Sabtu (1/11/2025).

Mantan Menteri Koperasi RI itu kemudian menerangkan bahwa kata Projo berasal dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi, yang berarti “negeri” dan “rakyat.”

“Dalam bahasa Sanskerta, Projo berarti negeri, sementara dalam Jawa Kawi artinya rakyat,” ujarnya.

Berdasarkan makna tersebut, Budi Arie menekankan bahwa seluruh kader Projo merupakan kelompok yang mencintai negeri dan rakyatnya, bukan individu tertentu sebagaimana yang kerap diasosiasikan sebelumnya.

“Kaum Projo adalah mereka yang mencintai negara dan rakyatnya,” tegasnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Garudea Prabawati, Taufik Ismail)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved