Rabu, 12 November 2025

Megathrust

Mengenal Gempa Megathrust, Bisakah Diprediksi? Ketahui Zona, Tanda-Tanda, Dampak dan Upaya Mitigasi

Mengenal gempa megathrust, zona subduksi di Indonesia, mengapa perlu waspada? apa saja tanda-tandanya? apa dampaknya jika terjadi dan upaya mitigasi.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
MENGENAL GEMPA MEGATHRUST - Seorang ibu membawa anaknya yang baru diperiksa kesehatan melintas di samping salah satu bangunan yang hancur akibat gempa bumi di Puskesmas Kertasari, Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Mengenal gempa megathrust, zona subduksi di Indonesia, mengapa perlu waspada? apa saja tanda-tandanya? apa dampaknya jika terjadi dan upaya mitigasi. 

Sejarah mencatat beberapa gempa dan tsunami besar yang disebabkan oleh aktivitas di zona megathrust, seperti gempa dan tsunami Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan ratusan ribu orang.

Diketahui dari data BMKG, berikut zona dan potensi magnitudo gempa megathrust di wilayah Indonesia:

  1. Megathrust Aceh-Andaman 
        Magnitudo: 9.2
  2. Megathrust Nias-Simeulue 
        Magnitudo: 8.7
  3. Megathrust Batu 
        Magnitudo: 7.8
  4. Megathrust Mentawai-Siberut
        Magnitudo: 8.9
  5. Megathrust Mentawai-Pagai
        Magnitudo: 8.9
  6. Megathrust Enggano 
        Magnitudo: 8.4
  7. Megathrust Selat Sunda 
        Magnitudo: 8.7
  8. Megathrust West-Central Java 
        Magnitudo: 8.7
  9. Megathrust East Java
        Magnitudo: 8.7 
  10. Megathrust Sumba
          Magnitudo: 8.5 
  11. Megathrust North Sulawesi 
          Magnitudo: 8.5
  12. Megathrust Philippine 
          Magnitudo: 8.2
  13. Megathrust Papua 
          Magnitudo: 8.7

Mengapa Perlu Waspada Gempa Megathrust?

Dari catatan BMKG, diketahui segmen megathrust di Selat Sunda terakhir kali melepaskan gempa besar pada tahun 1757. 

Sementara itu, segmen Mentawai-Siberut belum aktif sejak gempa tahun 1797.

Kondisi tersebut dikenal sebagai Seismic Gap, yaitu wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar karena lama tidak melepaskan energi. 

Jadi, meskipun belum terjadi, potensi gempa megathrust itu nyata dan harus kita waspadai.

Sebab hingga kini, tidak ada teknologi yang bisa memprediksi waktu, lokasi, dan kekuatan gempa secara pasti.

BMKG mengingatkan sejumlah wilayah yang termasuk zona megathrust agar lebih waspada, sebab menyimpan potensi besar karena sudah lama tidak melepaskan energi.

Namun, bukan berarti gempa akan terjadi dalam waktu dekat.

Apa Tanda-Tanda Terjadi Gempa Megathrust dan Tsunami?

Baca juga: Gempa 6,3 SR Guncang Mazar-i-Sharif Afghanistan, 20 Tewas, 300 Lebih Terluka, Masjid Biru Rusak

1. Terjadinya Gempa Bumi Kuat di Wilayah Pesisir atau Bawah Laut 

Salah satu indikator utama potensi tsunami akibat gempa megathrust adalah terjadinya gempa bumi dengan magnitudo besar, umumnya di atas 6,5 skala Richter. 

Jika pusat gempa berada di bawah laut dengan kedalaman kurang dari 30 kilometer, dan guncangannya terasa kuat di wilayah pesisir, maka hal ini patut diwaspadai sebagai pemicu tsunami. 

Masyarakat yang merasakan gempa kuat selama lebih dari 30 detik di dekat pantai sebaiknya segera menjauh ke tempat yang lebih tinggi tanpa menunggu peringatan resmi.

2. Perilaku Aneh pada Hewan Laut dan Darat 

Beberapa hewan memiliki kepekaan terhadap perubahan geofisika yang tidak disadari manusia. Sebelum terjadi tsunami, hewan-hewan seperti burung, anjing, atau ikan sering menunjukkan perilaku tidak biasa. 

Misalnya melarikan diri dari pantai, berkumpul di tempat tinggi, atau berenang ke arah daratan. 

Perubahan perilaku fauna ini bisa menjadi sinyal alami bahwa ada gangguan besar di bawah permukaan bumi atau laut.

3. Air Laut Mendadak Surut Secara Ekstrem 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved