Rabu, 12 November 2025

Prabowo Tunda Terbang ke Australia, Kumpulkan Pejabat di Halim: Ada Apa?

Dua jam sebelum terbang ke Australia, Prabowo kumpulkan pejabat di Halim. Rapatnya tertutup, isinya bikin penasaran…

Penulis: Taufik Ismail
Dok. Setpres
RAPAT MENDADAK PRABOWO - Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat tertutup bersama pejabat tinggi negara di ruang VVIP Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (11/11/2025), sebelum bertolak ke Australia untuk kunjungan kenegaraan. Rapat berlangsung hampir dua jam dan membahas pengelolaan anggaran serta transfer ke daerah menjelang akhir tahun. 
Ringkasan Berita:
  • Prabowo batalkan jadwal terbang demi rapat tertutup di ruang VVIP Halim.
  • Pejabat tinggi negara dikumpulkan mendadak, suasana rapat disebut sangat serius.
  • Instruksi langsung keluar jelang akhir tahun, menyangkut dana publik dan daerah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menunda keberangkatannya ke Australia selama dua jam pada Selasa (11/11/2025). Bukan tanpa alasan.

Di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, ia mengumpulkan sejumlah pejabat tinggi negara dalam rapat tertutup yang berlangsung mendadak dan intens.

Presiden tiba di Halim beberapa jam sebelum jadwal terbang ke Sydney. Alih-alih langsung bertolak, ia memilih memimpin rapat khusus yang hanya diikuti oleh lingkaran inti pemerintahan.

Rapat berlangsung hampir dua jam di ruang tunggu VVIP Lanud Halim.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa Presiden memimpin langsung rapat tersebut.

“Presiden Prabowo Subianto menunda jadwal penerbangan selama dua jam untuk memimpin rapat khusus di Halim,” ujar Teddy.

Pejabat yang hadir yaitu Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Wakil Ketua DPR Prof. Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Sekretaris Negara, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta Sekretaris Kabinet.

Baca juga: Calon WNI Wajib Belajar Pancasila? Ini Isi RUU BPIP yang Bikin Penasaran

Dalam arahannya, Presiden menegaskan pentingnya pengelolaan keuangan negara yang akuntabel dan berorientasi pada hasil nyata bagi masyarakat.

“Setiap rupiah uang rakyat yang dialokasikan harus tepat sasaran dan harus digunakan sesuai periode waktu yang ditetapkan, termasuk dana di daerah, yang juga merupakan uang rakyat,” kata Prabowo.

Presiden juga memberikan instruksi kepada Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi untuk segera melakukan koordinasi lintas kementerian.

Tujuannya adalah memastikan penyerapan anggaran berjalan optimal menjelang akhir tahun, termasuk penggunaan dana transfer ke daerah (TKD) yang dikelola oleh para kepala daerah. 

“Presiden menugaskan Mensesneg untuk segera mengoordinasikan serta memeriksa penyerapan anggaran dan penggunaan transfer ke daerah,” kata Teddy.

Data Kementerian Keuangan per Oktober 2025 menunjukkan bahwa realisasi belanja pemerintah pusat baru mencapai 72 persen, sementara transfer ke daerah baru terserap 68 persen.

Pemerintah menargetkan efisiensi dan percepatan belanja agar tidak terjadi sisa anggaran yang tidak terserap (Silpa) di akhir tahun fiskal.

Rapat ini menjadi sorotan karena digelar di tengah jadwal padat Presiden dan menunjukkan urgensi pengawasan fiskal lintas sektor.

Menurut informasi dari lingkungan Istana, rapat digelar di ruang tunggu VVIP Lanud Halim dan berlangsung selama hampir dua jam sebelum Presiden bertolak ke Sydney.

Dari Rapat Fiskal ke Diplomasi Regional: Misi Prabowo di Australia

Kunjungan ke Australia merupakan bagian dari rangkaian diplomasi aktif Presiden Prabowo sejak dilantik pada Oktober 2024.

Dalam lawatan ini, ia dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam pertemuan bilateral yang membahas kerja sama perdagangan, pertahanan, dan transisi energi bersih.

Kunjungan ini juga menjadi kelanjutan dari pertemuan sebelumnya saat PM Albanese berkunjung ke Jakarta pada Mei 2025, menandai hubungan saling mengunjungi yang intensif antara kedua negara.

Australia secara terbuka menyebut Indonesia sebagai mitra strategis utama di Asia Tenggara, terutama dalam menghadapi tantangan kawasan Indo-Pasifik.

Pemerintah Indonesia menilai lawatan ini sebagai langkah memperkuat kedekatan hubungan bilateral dan memperluas kerja sama konkret di tengah dinamika geopolitik regional.

Misi diplomatik ini berlangsung paralel dengan penguatan tata kelola fiskal dalam negeri, menunjukkan keseimbangan antara urusan domestik dan internasional.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved