Minggu, 16 November 2025

Menag Nasaruddin: Paus Leo XIV Setuju Konsep Ekoteologi dari Indonesia Jadi Prioritas Internasional

Paus menilai isu lingkungan kini harus ditempatkan sebagai isu kemanusiaan utama di tingkat internasional

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews/Fahdi Fahlevi
KONSEP EKOTEOLOGI - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pemimpin Katolik dunia, Paus Leo XIV setuju dengan konsep ekoteologi yang dikembangkan oleh Indonesia. Hal tersebut disampaikan Paus Leo saat bertemu dengan Nasaruddin di Vatikan pada Oktober 2025 lalu. 
Ringkasan Berita:
  • Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut Paus Leo XIV menyetujui konsep ekoteologi yang dikembangkan Indonesia saat pertemuan di Vatikan Oktober lalu. 
  • Paus menilai isu lingkungan harus menjadi isu kemanusiaan utama di tingkat global. 
  • Nasaruddin menegaskan ekoteologi menempatkan perawatan bumi sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral umat beragama.
 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pemimpin Katolik dunia, Paus Leo XIV setuju dengan konsep ekoteologi yang dikembangkan oleh Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Paus Leo saat bertemu dengan Nasaruddin di Vatikan pada Oktober lalu.

Menurut Nasaruddin, Paus menilai isu lingkungan kini harus ditempatkan sebagai isu kemanusiaan utama di tingkat internasional.

"Alhamdulillah apa yang kita kembangkan di Indonesia kini menjadi isu internasional. Bahkan Paus pun menilai betapa pentingnya menjadikan isu lingkungan sebagai isu kemanusiaan yang harus diprioritaskan," kata Nasaruddin usai Launching Buku Ekoteologi, Peta Jalan Penguatan Moderasi Beragama, dan Trilogi Kerukunan di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Ekoteologi, menurut Nasaruddin, adalah pendekatan keagamaan yang menempatkan perawatan bumi sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral umat beragama.

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Dorong Madrasah Jadi Pusat Inovasi Nasional: Anak-anak Mampu Ciptakan Robot

Dirinya menilai masyarakat internasional semakin menyadari bahwa krisis lingkungan tidak bisa dipisahkan dari etika dan nilai-nilai kemanusiaan.

"Ekoteologi membahas bagaimana membangkitkan kesadaran secara global untuk memelihara dan merawat lingkungan, karena semakin sehat lingkungan ini, semakin besar pula kontribusinya bagi manusia," katanya.

"Di PBB, kita juga melihat pernyataan-pernyataan terakhir yang menunjukkan kesadaran besar akan pentingnya merawat lingkungan melalui bahasa agama," katanya.

Nasaruddin juga menyebut bahwa gagasan ekoteologi Indonesia selaras dengan pandangan yang dibawa Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai forum internasional, termasuk di PBB.

Apakah ini mencontoh Indonesia, atau Indonesia yang menggali substansi kemanusiaan itu sendiri, yang jelas isu-isu yang disampaikan Bapak Presiden Prabowo di luar negeri kini tidak lagi hanya dilihat sebagai ekoteologi, kurikulum cinta, atau moderasi beragama," pungkasnya.
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved