Menag Nasaruddin Umar Dorong Madrasah Jadi Pusat Inovasi Nasional: Anak-anak Mampu Ciptakan Robot
Menag Nasaruddin Umar menegaskan bahwa madrasah harus menjadi simbol kemajuan, tidak hanya dalam ilmu agama, tetapi juga dalam sains dan teknologi.
Ringkasan Berita:
- Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa madrasah harus menjadi simbol kemajuan, tidak hanya dalam ilmu agama, tetapi juga dalam sains dan teknologi.
 - Dalam pembukaan MRC 2025 di Cibubur, Nasaruddin menyampaikan bahwa murid madrasah harus mampu menciptakan robot, meneliti, dan berinovasi.
 - Ia juga menekankan pentingnya kecerdasan dan kontemplasi, merujuk pada kisah Nabi Sulaiman sebagai inspirasi bagi generasi madrasah.
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta para murid di madrasah tak sekadar hanya bisa mengaji dan berdoa.
Dia menegaskan bahwa bahwa madrasah harus menjadi simbol kemajuan di sains dan teknologi.
Hal itu dikatakan Nasarrudin dalam Madrasah Robotics Competition (MRC) 2025 yang digelar di Atrium Utama Living World Kota Wisata Cibubur,
“Anak-anak madrasah jangan hanya bisa mengaji dan berdoa, tapi juga harus mampu menciptakan robot, meneliti, dan berinovasi. Itu baru madrasah masa depan,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Senin (3/11/2025).
Menurut dia, perintah Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi ‘I’malū’ (berkaryalah) harus dimaknai secara luas.
"Kata ‘amal’ dalam Islam bukan sekadar melakukan sesuatu, tapi melakukan dengan perencanaan, perhitungan, dan kecermatan. Sama seperti robot, yang tak bisa bergerak tanpa sensor dan logika,” ujarnya.
Nasaruddin juga menyinggung kisah Nabi Sulaiman yang mampu mengalahkan jin dengan kecerdasan.
Kecerdasan manusia bisa menembus batas. Kalau anak-anak madrasah memadukan konsentrasi dan kontemplasi, mereka bisa melahirkan keajaiban-keajaiban baru,” katanya.
Nasaruddin pun mengapresiasi semangat para peserta MRC 2025.
Tahun ini tercatat 616 tim dari berbagai jenjang madrasah di seluruh Indonesia ikut berkompetisi, jumlah terbanyak sepanjang penyelenggaraan MRC sejak pertama kali digelar pada 2015.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengumumkan kabar menggembirakan, yakni Pemerintah Emirat Arab siap memberikan dukungan besar bagi pengembangan madrasah di Indonesia.
“Emirat Arab akan membantu peningkatan keterampilan guru dan siswa madrasah. Insyaallah, MoU akan segera ditandatangani dalam waktu dekat,” tutur Nasaruddin.
Dia berharap, kolaborasi tersebut dapat memperkuat posisi madrasah sebagai pusat keunggulan ilmu dan karakter.
"Kita ingin madrasah bukan sekadar pilihan alternatif, tapi menjadi kebanggaan nasional,” katanya
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyampaikan bahwa MRC 2025 menjadi momentum kebangkitan inovasi madrasah setelah sempat vakum dua tahun.
| Kemenag Siapkan Ditjen Pesantren, Nama Calon Dirjen Masih Disimpan Rapat | 
				      										 
												      	 |  
						 
				    
|---|
| Istana Tampung Aspirasi Guru Madrasah Soal PPPK dan Diskriminasi Status | 
				      										 
												      	 |  
						 
				    
|---|
| Wamensesneg Jawab Keinginan Guru Madrasah Diangkat Menjadi PPPK | 
				      										 
												      	 |  
						 
				    
|---|
| Curhat Guru Madrasah Karanganyar Ikut Demo di Jakarta: 20 Tahun Jadi Honorer, Tak Bisa Daftar PPPK | 
				      										 
												      	 |  
						 
				    
|---|
| Cerita Guru Madrasah Asal Cianjur: Pertama Kali Digaji Rp80 Ribu per Bulan, Anaknya Ogah Jadi Guru | 
				      										 
												      	 |  
						 
				    
|---|
							
							
							
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.