Alasan Perempuan Indonesia Enggan Skrining Kanker Leher Rahim
Angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia sering dikaitkan tingkat deteksi yang kurang atau tidak memadai.
"Ada faktor yang membuat rasa malu, rasa tidak boleh, faktor agama itu terhambat. Inilah problem yang ada dan menjadi tantangan bagaimana semua mulai mengedukasi para perempuan ini," tutur Veronica Tan.
Ditambahkan Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Prima Yosephine, sebagai upaya pencegahan lainnnya, pihak sejak 2016 sudah mengimplementasikan secara nasional vaksinasi HPV.
Di 2023, capaian imunisasi HPV 90 persen1,9 dari 2,1 Juta anak perempuan kelas 5 SD telah mendapatan Imunisasi HPV.
Di 2025, dimulai pemberian imunisasi HPV satu dosis untuk anak perempuan usia kelas 5 SD, dan kejar usia kelas 6 SD dan 9 SMP.
"Imunisasi HPV dilakukan pada Anak Sekolah dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)," kata dr Prima.
| Rendahnya Deteksi Dini Jadi Penyebab Utama Tingginya Angka Kematian Akibat Kanker Payudara |
|
|---|
| Dokter: Kanker Serviks Bukan Penyakit Main-main dan Sangat Berbahaya |
|
|---|
| Ribuan Perempuan Meninggal Akibat Kanker Serviks, Revaksinasi HPV Jadi Kunci |
|
|---|
| Veronica Tan: Bangun Generasi Tangguh Lewat Akal Budi dan Hati Nurani |
|
|---|
| Cara Kerja Vaksin HPV, Proteksi Dini dari Kanker Serviks |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Veronica-Tan-1-16112025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.