BNN Tegaskan Kampus Sasaran Pengedar, Mahasiswa Harus Jadi Agen Antinarkoba
Kepala Komjen Suyudi Ario Seto menegaskan pentingnya perguruan tinggi menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan narkotika.
Ringkasan Berita:
- Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto menegaskan pentingnya perguruan tinggi menjadi garda terdepan dalam pencegahan narkotika untuk melindungi generasi muda.
- Ia menyoroti maraknya peredaran narkoba di lingkungan kampus dan menekankan pendekatan “War on Drugs for Humanity” yang tegas namun humanis.
- BNN kini fokus pada pencegahan, pemberantasan, dan rehabilitasi sebagai bagian dari agenda Indonesia Emas 2045.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Komjen Suyudi Ario Seto menegaskan pentingnya perguruan tinggi menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan narkotika.
Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Suyudi menjelaskan bahwa pendidikan tinggi memiliki mandat moral dan konstitusional untuk melahirkan lulusan yang unggul secara akademis sekaligus bebas dari penyalahgunaan narkotika.
“Mahasiswa harus dibentuk menjadi generasi berkualitas. Tidak mungkin bicara kualitas jika mereka terjerat narkoba,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa kampus kini menjadi sasaran strategis jaringan pengedar narkoba.
Salah satu contohnya adalah kasus 7 Oktober 2025, ketika Polda Banten mengamankan lebih dari 12.000 obat keras dari transaksi di sebuah kantin kampus.
“Ini bukti nyata bahwa jaringan narkotika membidik generasi muda,” tegas mantan Kapolda Banten tersebut.
Suyudi juga menyoroti tragedi di Rio de Janeiro yang menelan 121 korban jiwa dalam operasi pemberantasan kartel narkoba.
Ia menekankan bahwa perang melawan narkotika harus menjunjung nilai kemanusiaan.
“War on Drugs for Humanity adalah prinsip BNN: tegas kepada pengedar, humanis kepada pengguna,” katanya.
Dalam konteks nasional, Suyudi menegaskan bahwa pemberantasan narkotika merupakan agenda strategis menuju Indonesia Emas 2045.
Program Asta Cita menempatkan isu narkotika sebagai prioritas nasional, terutama dalam upaya melindungi bonus demografi yang didominasi usia produktif.
“Jika generasi muda dirusak narkoba, peluang emas itu akan berubah menjadi beban pembangunan,” ujarnya.
BNN saat ini menjalankan lima fokus kebijakan strategis 2025–2029.
Pertama, pencegahan melalui program Sekolah Bersinar, Kampus Bersinar, dan pembentukan ribuan duta antinarkotika.
Kedua, pemberantasan yang tegas dan profesional, termasuk operasi terpadu 5–7 November 2025 yang menjaring 1.259 tersangka serta menyita sabu, ganja, ekstasi, uang tunai lebih dari Rp1,5 miliar, dan puluhan senjata.
Fokus ketiga adalah rehabilitasi yang humanis dan mudah diakses.
Saat ini terdapat 865 fasilitas rehabilitasi IPWL di seluruh Indonesia, terdiri dari 216 milik BNN dan 649 mitra berstandar SNI.
Survei BNN–BRIN–BPS 2023 mencatat prevalensi penyalahgunaan narkotika sebesar 1,73 persen atau 3,3 juta penduduk, dengan 28,2?rada pada kelompok usia 15–24 tahun.
Di akhir paparannya, Suyudi mengajak mahasiswa untuk menjadi agen perubahan.
Baca juga: Kepala BNN Harap SAPMA Bantu Bentengi Pelajar dari Penyalahgunaan Narkotika
“Perguruan tinggi adalah benteng terakhir bangsa. Jika kampus kuat, Indonesia kuat. Bersama, kita wujudkan generasi emas yang bebas dari narkotika,” pungkasnya.
Sumber: Tribunnews.com
| Petugas Lapas Gagalkan 2 Kali Percobaan Penyelundupan Sabu via Pembalut Wanita |
|
|---|
| Kampung Bahari Digerebek Lagi, BNN-Polri Sita 89 Kg Sabu, Uang Rp1,4 Miliar hingga 7 Senpi |
|
|---|
| LANN Pertanyakan Alasan Deportasi Anggotanya, WNA Rusia Artem Kotukhov |
|
|---|
| Sosok Lindsay Sandiford Terpidana Mati Indonesia Dipulangkan ke Inggris, Tak Dieksekusi di Negaranya |
|
|---|
| Setelah Gerebek Kampung Bahari, BNN Akan Kejar Jaringan Narkoba di Kampung Bali Jakpus |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/kepala-bnn-suyudi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.