Munas MUI
Presiden Prabowo Batal Hadiri Munas MUI, Ma'ruf Amin: Saya Melihat Wajah Lesu
Menurut Ma'ruf, ketidakhadiran Prabowo tidak boleh membuat para anggota MUI menjadi lemas.
Ringkasan Berita:
- KH Ma'ruf Amin mengaku melihat kelesuan dari para peserta Munas MUI
- Kelesuan tersebut ditenggarai oleh batalnya kehadiran Presiden Prabowo Subianto ke pembukaan Munas
- Menurut Ma'ruf, ketidakhadiran Prabowo tidak boleh membuat para anggota MUI menjadi lemas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI ke-13, KH Ma'ruf Amin mengaku melihat kelesuan dari para peserta Musyawarah Nasional (Munas) XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Kelesuan tersebut, kata Ma'ruf Amin, ditenggarai oleh batalnya kehadiran Presiden Prabowo Subianto ke pembukaan Munas.
Baca juga: Ketua Umum MUI Tegaskan Kesejahteraan Umat Jadi Omong Kosong Tanpa Adanya Sinergitas
"Saya melihat wajah wajah lesu. Semula setengah jam yang lalu itu semangat bahwa presiden sudah datang. Tapi Allah mentakdirkan lain, tapi Menterinya ada, Ketua MPR ada, semua ada, bapak Kapolri juga ada," ujar Ma'ruf pada sambutannya pada pembukaan Munas XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/11/2025).
Menurut Ma'ruf, ketidakhadiran Prabowo tidak boleh membuat para anggota MUI menjadi lemas.
Baca juga: Ketum MUI Puji Prabowo Pemimpin Istikamah, Tapi Presiden Tak Hadir di Munas
Dirinya mengatakan ulama sedianya memiliki tanggung jawab yang besar kepada umat.
"Jadi saya pikir ketidakhatiran bapak presiden tidak perlu membuat kita menjadi. Terutama Ketua Umum MUI, para anggota MUI tadi semangatnya tinggi sekali, langsung lemas," ucapnya.
"Tapi kita engggak boleh lemes, judul kita meneguhkan peran ulama. Ulama punya tanggung jawab besar," tambahnya.
Ulama, menurut Ma'ruf, memiliki tanggung jawab keumatan dan tanggung jawan kebangsaan.
Tanggung jawab keumatan, kata Ma'ruf, merupakan tanggung jawab warisan dari nabi.
"Mitaknya itu antara Allah dengan para nabi. Itu diwariskan kepada para ulama. Ulama punya perjanjian dengan Allah. Berat, makanya jangan lemes," ucapnya.
Sementara tanggung jawab kebangsaan para ulama sudah dibuat ketika negara berdiri.
"Yaitu dalam Undang-Undang Dasar 45 kita sepakat untuk membangun negara yang berdasarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila. Bagi seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.
Dirinya mengatakan MUI tempat kumpulnya para ulama dari berbagai ormas Islam.
"Majelis Ulama tempat berkumpulnya para ulama lebih dari 80 ormas Islam. Jangan main-main dulu. Lebih dari 80 ormas Islam. Dikoordinasikan oleh Majelis Ulama.Makanya Majelis Ulama ini disebut sebagai tenda besar. Di bawahnya ada ormas-ormas Islam. Memang ormas itu ada yang keras, ada yang lunak," pungkasnya.
Baca juga: Dihadiri JK dan Maruf Amin, Presiden Prabowo Batal Hadiri Pembukaan Munas MUI di Ancol
Dalam gelaran Munas ini, MUI akan kembali melakukan proses pemilihan ketua umum.
Yang menarik, dalam proses pemilihan kandidat nantinya, MUI akan menggunakan mekanisme pemilihan melalui sistem formatur atau Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA).
Pemilihan sistem formatur itu ada 17 formatur, yang terdiri pimpinan MUI demisioner, diantaranya mantan Wantim MUI, mantan Ketum MUI, mantan Sekjen MUI, dan Bendahara Umum.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.