PP KAMMI dan Kementan Gelar Sosialisasi, Bahas Swasembada Pangan Mustahil Tanpa Irigasi Stabil
Dr. Asmarhansyah, menjelaskan prioritas utama pemerintah dalam memastikan ketersediaan air untuk sektor pertanian.
Ringkasan Berita:
- Kementerian Pertanian dan KAMMI menggelar sosialisasi strategi penguatan irigasi.
- KAMMI memberikan kritik konstruktif, swasembada pangan mustahil tercapai tanpa stabilitas irigasi dan pembenahan distribusi.
- Kementan menekankan modernisasi pertanian dan regenerasi petani.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional kembali menjadi fokus dalam diskusi “Sosialisasi Program Strategis Ditjen Lahan dan Irigasi Pertanian dalam Mendukung Swasembada Pangan Nasional” yang digelar di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Jumat (21/11/2025).
Agenda kolaboratif antara Ditjen Lahan dan Irigasi Pertanian Kementerian Pertanian, Biro Komunikasi Dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian dan Pimpinan Pusat KAMMI Bidang Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pertanian tersebut dihadiri lebih dari 200 peserta, mulai dari kader KAMMI se-Jawa Timur, petani muda, hingga mahasiswa Polbangtan.
Baca juga: 80 Persen Komoditas Ekspor Butuh Fumigasi, ASPPHAMI Perkuat Dukungan Swasembada Pangan
Dalam sambutannya, Dirjen Konservasi dan Pengembangan Sumber Air (KPSA), Dr. Asmarhansyah, menjelaskan prioritas utama pemerintah dalam memastikan ketersediaan air untuk sektor pertanian.
Dia memaparkan pembangunan ribuan irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, embung, dam parit, dan bangunan konservasi air sebagai fondasi peningkatan indeks pertanaman dan produktivitas nasional.
Baca juga: Optimisme Swasembada Pangan Menggema di UNS, Mentan Amran Sebut Satu Bulan Lagi Terwujud
"Ketersediaan air bukan hanya fasilitas pelengkap, tetapi fondasi utama produksi. Kami memastikan air tersedia, kualitasnya terjaga, dan risiko lingkungannya dapat dikendalikan,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan perubahan iklim mulai dari kekeringan hingga fluktuasi debit air harus dihadapi dengan kolaborasi lintas lembaga.
"Ini bukan kerja satu direktorat. Kementan, ESDM, kelompok tani, TNI, dan PLN harus bergerak bersama," katanya.
Asmarhansyah juga meluruskan polemik bangunan “mirip toilet” di Boyolali yang sempat viral.
Dia menjelaskan, bangunan tersebut adalah rumah pompa irigasi dengan nilai investasi besar karena mencakup pemboran dan pemasangan pipa.
“Kami harus melihat konteks teknis agar pembangunan tidak disalahpahami,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan PP KAMMI, Aulia Furqon, menyampaikan kritik konstruktif sekaligus apresiasi terhadap arah kebijakan pertanian nasional.
Dirinya menegaskan bahwa keberhasilan swasembada sangat ditentukan oleh dua aspek kunci yaitu stabilitas irigasi dan distribusi pangan.
“Kita tidak dapat berbicara tentang swasembada pangan jika air tidak benar-benar mengalir ke sawah. Petani membutuhkan kepastian irigasi, bukan sekadar slogan,” ujar Aulia.
Berdasarkan data terbaru, rata-rata harga beras premium nasional masih bertahan di angka Rp 16.210 per kilogram pada September 2025, angka yang dinilai belum mencerminkan kemandirian pangan yang sedang digaungkan pemerintah.
Baca juga: Jadi Garda Terdepan, Mentan Amran Ajak Penyuluh Satu Komando Kawal Swasembada Pangan
Sumber: Tribunnews.com
| Optimisme Swasembada Pangan Menggema di UNS, Mentan Amran Sebut Satu Bulan Lagi Terwujud |
|
|---|
| Jadi Garda Terdepan, Mentan Amran Ajak Penyuluh Satu Komando Kawal Swasembada Pangan |
|
|---|
| Produksi Beras Nasional Sepanjang Tahun Ini Diproyeksi Sebanyak 34,77 Juta Ton |
|
|---|
| APKARINDO Temui Mentan Amran, Bahas Solusi Industri Karet dan Dukung Pemberantasan Mafia Pertanian |
|
|---|
| Langgar Aturan HET Pupuk Bersubsidi, Izin 190 Pengecer dan Distributor Dicabut |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.